▪︎chapter 30: sleeping sex 🔞▪︎

22.2K 236 0
                                    

Rana kembali mengancingkan piyama yang ia kenakan setelah merasa yakin kalau Raja sudah tertidur cukup lelap sebelum akhirnya wanita itu mulai membaringkan bayinya itu di bagian pojok tempat tidurnya. Biasanya memang bayi akan ditaruh di tengah-tengah orang tuanya, akan tetapi Rana tidak akan melakukan itu dikarenakan Raka punya kebiasaan buruk saat tidur, yaitu tangan dan kaki pria itu bisa ke segala arah. Sebenarnya Rana pun bisa menaruh Raja di baby box yang sudah ada di kamar mereka, tetapi karena Raja baru lahir tentunya Rana lebih ingin berdekatan dengan anak pertamanya itu.

Setelah menyelimuti Raja yang sudah terlelap di atas tempat tidur, Rana pun turut berbaring di bagian tengah-tengah kasur untuk memisahkan anaknya dengan Raka. Lalu, ia menoleh ke arah kanan di mana Raka telah tertidur pulas sejak 1 jam yang lalu. Sepertinya pria itu baru saja melalui hari yang melelahkan sehingga saat pulang kerja tadi Raka segera berganti pakaian dan pergi tidur. Biasanya Raka akan menyempatkan waktu untuk mengajaknya berbincang singkat sebelum tidur dan Rana tidak akan protes tentang perubahan sikap Raka tersebut. Ia justru memaklumi mengingat Raka pun pasti merasa terganggu tidurnya karena sejak mereka pulang ke rumah ada hal baru yang terjadi di kamar. Raja yang selalu terbangun di malam hari dengan tangisan yang cukup berisik.

Lampu di kamar itu sudah redup dan seharusnya Rana sudah mulai mengantuk setelah banyaknya waktu yang diambil oleh Raja untuknya beristirahat. Tetapi, entah ke mana kantuknya itu sekarang. Hingga saat Rana mencoba memiringkan tubuhnya ke arah Raka yang berbaring di pinggir kasur, ia tertegun sejenak karena baru menyadari kalau saat ini sang suami tak mengenakan atasan. Raka tidur dalam keadaan hanya mengenakan boxer saja, dada bidang pria itu terlihat jelas sehingga menarik perhatiannya.

Wajar saja Raka tak memakai pakaian dikarenakan Rana sengaja mengubah volume AC di kamar mereka agar tidak terlalu dingin mengingat sudah ada bayi di sana. Tapi, sepertinya bagi Raka itu terlalu panas sehingga pria itu memilih tidur tanpa atasan. Apa yang terjadi memang hal yang wajar, tapi sejujurnya Rana tidak pernah menduga kalau melihat Raka tidur tanpa atasan akan memancing hasrat yang terpendam dalam dirinya sejak ia selesai dengan masa nifas. Kalau tidak salah sudah seminggu ia tidak mendapatkan nifasnya lagi dan ia dalam keadaan benar-benar bersih sekarang. Haruskah ia menuntaskan hasratnya itu?

Membuang segala rasa malu yang biasanya selalu ada, Rana mendekatkan tubuhnya dan memberanikan diri untuk memeluk Raka dengan meletakkan kepalanya di atas dada bidang sang suami. Pria itu sedikit bergerak karena pelukannya meskipun kemudian Rana melihat Raka masih terlelap dan tampak posisi badan Raka yang berubah miring ke arahnya sekarang. Lalu, salah satu tangan Rana tergerak untuk meraba-raba dada bidang suaminya itu secara lembut hingga berakhir pada bagian perut bawah suaminya. Rana menggigit bagian bawah bibirnya saat melihat betapa dekatnya jarak tangan wanita itu dengan kejantanan suaminya yang ada di balik boxer.

Merasa sudah tidak tahan lagi terutama karena merasakan dirinya cukup basah di bawah sana, Rana mengubah posisinya menjadi telentang dengan menghadap ke arah langit-langit kamar. Secara perlahan-lahan ia menuntun tangan Raka yang ada di dekatnya untuk meremas salah satu payudara Rana. Tentu saja sepelan mungkin mengingat Raka masih terlelap dan juga karena Rana tidak ingin ada sedikit pun cairan ASI miliknya yang menetes keluar karena remasan tangan suaminya. Tangan Raka hanya ia gunakan lebih banyak untuk meraba-raba payudaranya dan hal itu hanya semakin membuat Rana lebih basah dari yang sebelumnya.

Selanjutnya Rana mengarahkan tangan Raka untuk meraba lekukan tubuhnya sebelum berakhir ke vaginanya yang masih terlindung di balik celana piyama. Digunakannya tangan Raka untuk mengusap-usap area vaginanya tersebut sementara tangan Rana yang tidak memegang kendali pada tangan Raka digunakan untuk meraba-raba kejantanan pria itu. Ia menekan-nekan jari tengah tangan Raka pada belahan vaginanya tersebut seiring dengan rabaan tangan Rana yang semakin tak terkendali pada kejantanan Raka. Bahkan kali ini Rana memberanikan diri untuk membuka semua kancing atasan piyamanya sebelum menurunkan celana piyamanya hingga sebatas paha.

Ia mulai mendesis saat memasukkan jari tangan pria itu ke sela-sela celana dalamnya dan merasakan sentuhan jari tangan sang suami yang diyakininya telah lengket oleh cairan vaginanya yang mulai membanjir. Sebisa mungkin Rana melebarkan sedikit kedua kakinya agar bisa memudahkan jari Raka membelah kewanitannya tersebut. Mulutnya bahkan tak sengaja mengeluarkan desahan ketika merasakan jari tengah Raka yang menggosok-gosok klitoris miliknya yang menonjol. Tidak sampai di situ saja, Rana turut memasukkan jari tengah tersebut ke dalam liang vaginanya yang seperti siap untuk disenggamai. Hingga berikutnya--

"Kamu ngapain?" tanya Raka sehingga membuat gerakan tangan Rana seketika saja langsung terhenti.

Rana menoleh cepat ke arah sumber suara dan ia melotot melihat Raka sudah sepenuhnya membuka mata pria itu sekarang. Ia pikir sedari tadi suaminya itu masih terlelap dengan nyenyak. Apakah gerakan Rana terlalu kentara hingga membuat pria itu terbangun tanpa disadari olehnya?

"Mas Raka sejak kapan bangun?" Rana malah bertanya balik. Bahkan saking terkejutnya ia sampai lupa menjauhkan tangan suaminya yang masih berada di selangkangannya.

"Kesadaran saya udah sepenuhnya balik sejak tangan saya diarahin buat pegang-pegang payudara kamu. Saya itu sensitif meskipun lagi tidur, jadi kalo ada suara atau perubahan posisi udah pasti saya langsung sadar," jelas Raka sebelum pria itu tersenyum meledeknya. "Kamu lagi nyoba sleeping sex, ya? Saya kira kamu nggak bakal berani kayak begini. Ternyata kamu jauh lebih agresif daripada yang saya kira."

Tanpa berani mengatakan apapun, saking sudah malunya Rana langsung menepis kasar tangan suaminya itu dari selangkangannya dan dengan cepat ia langsung menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Rana benar-benar sudah kehilangan muka sekarang.

"Ayo! Ngapain malu-malu, sih?" tanya Raka sambil berusaha membuka selimut yang menutupi Rana. "Saya jadi kepengen juga gara-gara kamu nih. Lagian kalo udah kelar nifas tuh info, ini malah curi start diem-diem. Ayo, sayang. Yang di bawah udah bangun nih."

"Tau, ah! Ke kamar mandi aja sana!" balas Rana ketus sambil tetap berusaha menyembunyikan diri di balik selimut.

Meskipun berkali-kali Raka sudah berusaha membujuk istrinya untuk melanjutkan aktivitas seks yang telah terjadi, pada akhirnya Raka harus membuang jauh-jauh hasratnya hanya karena Rana yang telanjur merasa malu akibat tertangkap basah melakukan sleeping sex pada pria itu tadi.

TBC
.
.
.
.
.
Gue pun kalo jadi Rana malu banget wkwkwk. Seketika mood mau begituan langsung ilang. See you on the next chapter! ▪︎chapter 31: being honest▪︎


SPOUSE 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang