▪︎chapter 13: trust issue▪︎

23.3K 366 2
                                    

Rana langsung menyerahkan dompet milik suaminya ke si empunya begitu ia sudah berada di dalam ruang kerja Raka yang ada di law firm, bahkan daripada menyerahkannya langsung kepada sang suami lebih seperti Rana menaruhnya di atas meja. Dompet itu diletakkan tepat di samping lengan Raka yang ada di atas meja sementara tangan lain pria itu digunakan untuk memegang ponsel yang berada di dekat telinganya. Jelas sekali Raka tengah bicara dengan seseorang di telepon sehingga pria itu hanya bisa memberikan respons berupa sebelah alis yang naik pertanda heran dengan sikap Rana. Terutama gadis itu sama sekali tidak tersenyum padanya.

Awalnya Rana hendak langsung pergi dari tempat itu mengingat ada hal lain yang harus ia lakukan setelah mengantar dompet Raka yang ketinggalan di rumah. Tentu saja ia punya alasan lain dan mungkin ini adalah alasan utama, Rana sedang marah pada Raka setelah beberapa hari belakangan ini mereka memiliki masalah yang menurutnya tergolong serius. Bagaimana mungkin Rana tidak marah? Baru-baru ini ia mengetahui bahwa Raka memiliki rutinitas lain setelah pulang kerja yang diketahuinya dari notifikasi chat yang tak sengaja ia lihat di ponsel suaminya itu. Diam-diam Raka hampir setiap hari pulang berduaan dengan perempuan lain yang setelah Rana cari tahu ternyata baru bekerja di law firm ini sejak sebulan yang lalu.

Tentu saja Rana berusaha membicarakan masalah mereka itu dengan cara baik-baik dan beradab mengingat ia masih melihat Raka sebagai suaminya, ini tentu berbeda dengan kasus Rana bersama Levy dulu di mana keduanya hanya sekadar berpacaran. Semalam adalah malam yang kacau untuk Rana meskipun Raka berkali-kali minta maaf karena membuat Rana kecewa. Pada akhirnya pria itu berjanji tidak akan mengantar pulang perempuan itu lagi dengan alasan apapun. Hanya saja, Rana masih sulit untuk menerima maaf pria itu dikarenakan Raka masih saja membela diri.

"Kamu masih marah?" tanya Raka seolah-olah bisa membaca suasana hati istrinya itu.

"Pak Raka pikir aja sendiri," jawab Rana jutek.

Raka sudah bisa tahu kalau Rana mengiyakan pertanyaannya. Terutama Rana lagi-lagi memanggilnya dengan kata Pak. Sepertinya Rana memang sudah memiliki cara sendiri untuk membedakan suasana hatinya ketika berhadapan dengan sang suami. Jika mereka baik-baik saja, Rana akan memanggilnya Mas Raka. Jika Rana sedang ingin meledeknya, gadis itu akan memanggilnya sayang dengan nada menyebalkan. Tetapi, jika mereka sedang ada masalah, Rana akan memanggilnya dengan Pak Raka atau Bapak seperti sekarang.

"Saya kan udah minta maaf ke kamu semalem dan saya juga bilang kalo saya nggak akan anterin dia pulang lagi kayak yang kamu minta," kata Raka.

"Justru saya lebih kesel Pak Raka nggak bakal anter dia lagi karena saya yang minta, bukan karena inisiatif Pak Raka sendiri," balas Rana. "Pak Raka itu kan udah nikah, udah punya istri. Udah nggak seharusnya Pak Raka pulang malem-malem berduaan sama perempuan lain hanya karena udah kemaleman atau ngerasa kasian hanya karena dia perempuan. Pak, dia emang perempuan, tapi bukan berarti dia nggak bisa mikir sendiri gimana caranya pulang. Dia kan bisa pulang pake taksi online atau ojek online atau minta siapanya kek buat jemput atau inisiatif kek bawa kendaraan sendiri. Lagian emang dia nggak bisa minta dianter pulang sama temen kerjanya yang perempuan aja? Atau kalo mau sama laki-laki buat defense kalo terjadi sesuatu, at least sama yang belom nikah kek. Kenapa harus pulangnya sama Pak Raka terus? Nggak mungkin banget dia nggak tau Pak Raka udah nikah."

"Loh, kan saya nggak ada maksud apa-apa ke dia. Saya nganterin dia pulang murni karena pengen bantu aja karena saya juga punya kakak sama adek yang perempuan. Saya nggak ada maksud lebih ke dia," ujar Raka yang berusaha untuk membela dirinya. "Lagian kamu kan juga pernah dianter pulang sama Moses atau Nando kan pastinya? Saya nggak pernah komentar apapun soal mereka berdua dari dulu."

"Pak, itu beda kasus. Saya aja terakhir dianter pulang berduaan sama Moses ataupun Nando itu jauh sebelum kita nikah. Bahkan di saat saya sama Pak Raka nggak ada hubungan apa-apa. Ketika saya udah punya pacar, saya berusaha untuk menghargai perasaan dia meskipun saya nggak mungkin ada apa-apa ke Moses ataupun Nando. Hal itu masih saya lakuin apalagi sekarang saya udah punya suami, saya berusaha menghargai perasaan suami saya walaupun saya tau Pak Raka nggak akan mikir macem-macem ke mereka berdua," jelas Rana yang masih berusaha untuk bicara santai. "Tapi, Pak Raka bahkan nganter pulang perempuan yang baru kerja di sini sebulan. Itu perempuan yang baru Pak Raka kenal dan Pak Raka anter dia pulang nggak cuma sekali-dua kali aja. Menurut saya kurang make sense kalo Pak Raka bandingin ke Moses sama Nando yang udah temenan sama saya selama bertahun-tahun, apalagi saya kalo ketemu mereka itu nggak pernah sendirian. Pasti selalu aja ada Sharon. Jadi, jelas dong saya mempertanyakan gimana cara Pak Raka menghargai saya sebagai istri?"

SPOUSE 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang