Becky yang tengah duduk di sofa terlihat bingung sekaligus heran. Dia melirik wanita yang duduk bersandar sambil menyilangkan kaki di depannya. Wanita yang cantik namun memiliki aura yang dingin dan cukup angkuh. Tampak begitu mendominasi.
“Bagaimana? Kau sudah membaca kontraknya kan?”
Becky yang awalnya memandang Freen segera bergerak menatap Irin sang manager yang duduk di sebelahnya.
“Jika terlalu berat silahkan cari saja perusahaan lain. Aku tidak memaksa kalian untuk bergabung,” sambung Freen datar dan tak terlihat ketertarikan ingin menggaet Becky sebagai artis dibawah naungan perusahaannya.
“Maafkan aku Nona Freen tapi apa ini tidak keterlaluan?” ujar Irin sewot. CEO ini sungguh di luar dugaan.
“Keterlaluan? Apa maksudmu?”
“Bukankah kalian yang menghubungi kami dan mengajak bekerja sama? Tapi kontrak macam apa ini? Apa kau pikir Becky tidak di lirik perusahaan lain?”
Freen menegakkan duduknya lalu bersendekap tangan. “Kalau begitu silahkan pergi dan datangi perusahaan itu. Aku juga masih ada banyak pekerjaan.”
“Apa-apaan ini? Kalian sudah gi-” Irin hampir mengumpat jika saja Becky tak segera meraih pergelangan tangan Irin agar gadis lebih tenang. Gadis itu memang cukup bertemperamen.
“Irin tolong berikan padaku kontraknya,” pinta Becky namun Irin malah melototi Becky tajam. “Please ...” pinta Becky sekali lagi.
Meski kesal Irin segera memberikan map berisi kontrak pada Becky. Dia tampak enggan menerima tawaran dari perusahaan Freen yang tak masuk akal. Sedang Becky mulai membacanya satu persatu dengan teliti. Namun tak lama kening Becky berkerut.
“Tunggu, apa maksudnya perusahaan akan mendapat 65 persen dan artis 35%?” tanya Becky heran. Sedang di perusahaan Becky yang dulu memberinya 50 persen saat awal debut. “Lalu pihak A sebagai artis harus bisa meningkatkan citra perusahaan sejak 3 bulan pertama bekerja sama. Pihak A juga harus bersedia bekerja selama waktu yang ditentukan perusahaan atau denda 10 kali lipat jika melanggar setiap poin kontrak?”
Mulut Becky ternganga terkejut dengan isi kontraknya lalu ia menatap Freen dengan penuh keheranan. Apa-apaan ini? Pikir Becky heran.
“Apa kau sudah selesai membacanya? Bagaimana?” tanya Freen ingin kepastian.
“Tunggu apa kau ingin mengajakku bekerja denganmu atau kau mau membunuhku?” tanya Becky heran. Kontrak kerja macam apa ini?
Freen berdehem lirih dan menjawab, “itu memang peraturan kami. Semua yang tercantum tidak ada yang melanggar peraturan dari komite tenaga kerjaan.”
“Apa kalian serius? Apa ini masuk akal?”
Freen menatap Becky dingin lalu berujar, “aku tegaskan sekali lagi, aku tidak memaksamu untuk bergabung dengan kami.”
Freen sungguh tak berharap gadis itu menanda tangani kontrak itu. “Silahkan tentukan pilihanmu, aku tidak akan memaksa.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ms. CEO
FanfictionBecky adalah artis pendatang baru yang memiliki semangat besar untuk menggapai harapannya menjadi mega bintang. Akan tetapi pertemuannya dengan Freen, seorang CEO agensi tempat Becky bekerja seperti merangkap Becky dalam dunia baru penuh teka-teki...