bab 14

2.5K 261 17
                                    

Siang ini Irin tampak sibuk menata barang-barang Becky di meja kamarnya karena sejak sore tadi gadis itu telah kembali ke rumah.

“Bec, ingat kata dokter. Kau jangan keluyuran karena kakimu masih membutuhkan waktu untuk sembuh. Dan jangan khawatir tentang dramamu karena aku akan berbicara dengan Ms. Freen,” ucap Irin sambil menata bunga di dekat jendela. Namun hingga beberapa saat tak ada sahutan dari Becky, membuat Irin menghampiri gadis itu yang sibuk dengan tas besar di kasurnya.

“Apa yang sedang kau cari?” tanya Irin lalu ikut duduk diatas ranjang.

“Irin apa semua barangku sudah kau masukkan kedalam tas?” tanya Becky sambil menumpahkan semua barang-barangnya ke ranjang.

“Tentu saja. Kenapa? Apa ada yang ketinggalan?”

Becky terus berusaha mencari benda itu tapi ternyata tak ada dan ia merasa lemas ketika dirinya tak bisa menemukannya. “Irin bagaimana ini? Kameraku tidak ada.”

“Kamera? Kamera apa?”

“Kamera itu, yang selalu kubawa. Oh Tuhan, bagaimana ini? Aku tidak boleh sampai menghilangkannya,” gumam Becky sambil mencari kamera miliknya diantara barang-barang yang berceceran di kasur.

“Tapi kamera itu tak ada sejak kau dibawa ke rumah sakit. Apa kau tidak meninggalkannya di suatu tempat?”

“Tidak Irin. Aku masih memakai kamera itu untuk memotret pemandangan di sana lalu ...” jawaban Becky terputus saat ia mengingat kembali semua kejadian sebelum ia jatuh ke tebing. Tak lama kening Becky berkerut dalam. “Apa mungkin jatuh ke laut?”

“Mmm, mungkin saja.”

“Oh tidak! Bagaimana ini? Aku tidak bisa kehilanan kamera itu Irin, bagaimana ini?” ujar Becky panik seakan ia baru saja kehilangan harta yang begitu berharga.

Irin menepuk lengan Becky untuk menenangkan lalu berujar, “ya ampun Becky, kenapa kau begitu kebingungan? Tenanglah besok akan kubelikan yang baru.”

Tapi Becky menggeleng cepat, menolak tawaran Irin. “Tidak bisa Irin, aku harus menemukannya. Benda itu sangat berharga bagiku, aku tak bisa kehilanganya.”

“Memangnya ada apa dengan kamera itu?” tanya Irin heran sekaligus penasaran karena sudah sejak lama ia ingin menanyakannya.

“Tentu saja karena kamera itu .. i-itu ...” mendadak Becky kehilangan kata-katanya saat dirinya sendiri tak dapat menemukan jawabannya.

Becky terdiam. Benar juga, kenapa selama bertahun-tahun ini dia menyimpan benda itu seperti nyawanya sendiri tanpa mengetahui apa alasannya?

“Kenapa Becky?”

Becky hanya bisa menggelengkan kepala lalu menghela napas. “Aku pasti meninggalkannya di suatu tempat. Sudahlah, aku akan mencarinya lagi nanti,” ujar Becky sambil merapikan kembali pakaian dan barang-barangnya tadi.

My Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang