bab 20 - awal yang baru

2.1K 205 15
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian hari itu dan tak ada lagi yang terjadi pada Becky karena gadis itu mendapat penjagaan lebih ketat dari sebelumnya. Bahkan Freen menempatkan empat orang pria berbadan kekar untuk menjaga dimana pun gadis itu berada, baik saat bekerja maupun ketika kembali ke rumah.

Becky baru selesai melakoni adegan drama dan kembali duduk di kursinya.  Lagi-lagi Becky menghela napas panjang ketika melihat pemandangan di sekitarnya. Dua pria besar itu berdiri tegap di dekatnya, sedang sisanya berdiri tak jauh dibelakangnya.

Gadis itu melirik sekelilingnya, mendapati beberapa staf dan artis lain yang bekerja dengannya tengah memandangi dirinya heran. Tak jarang situasi ini membuatnya menjadi bahan gosip. Dan itu terus mengusik pikiran Becky. Rasanya sangat tidak nyaman.

Apa sebenarnya yang dilakukan Ms. Freen? Dia sangat berlebihan.

"Becky, apa kau sudah tahu jika naskah episode terakhir akan diberikan minggu depan?" tanya Irin.

"Hm, sudah. Memangnya ada apa?"

"Tidak ada apa-apa. Mereka bilang akan libur syuting besok. Jika kau tak keberatan .. aku ada urusan jadi ..."

"Kau mau kencan?" tebak Becky.

"Ya ampun, bagaimana kau tahu?"

Becky tersenyum. "Semua sudah terlihat di wajahmu. Pergilah bersenang-senang Irin. Jangan cemaskan aku karena pria-pria besar itu terus menempel seperti permen karet."

Irin tersenyum lebar. "Terima kasih Becbec."

"Sepertinya syuting sudah selesai hari ini, aku akan langsung pulang," ucap Becky.

"Oh tentu," jawab Irin lalu mulai membawa beberapa barang bawaan Becky dan berjalan keluar sambil berpamitan ke semua staf dan artis yang ada di sana.

"Irin kau tidak lapar? Hari sudah sore, bagaimana kalau kita ke restoran jepang?" tawar Becky ketika mereka berjalan menuju tempat parkir.

"Aku juga sangat sangat lapar. Tapi ..."

"Tapi apa?"

Irin berhenti melangkah yang di ikuti Becky lalu gadis itu menatap Becky dengan wajah memelas. "Aku ada janji dengan pacarku sore ini. Maaf ini sangat mendadak."

Becky menggela napas. "Oke, tidak apa-apa. Aku akan pulang sendiri saja kalau begitu."

"Oh tunggu sebentar," Irin menahan langkah Becky. "Dia bisa membunuhku jika membiarkanmu sendiri. Dan kebetulan sekali ada seseorang yang punya banyak waktu luang hari ini."

Becky mengerutkan dahi. "Apa maksudmu Irin?"

"Sepertinya aku tidak terlambat." Secara bersamaan Becky dan Irin menoleh kebelakang, menggarahkan tatapannya pada ke sumber suara.

"Ms. Freen?"

Freen berjalan mendekat lalu melepas kaca mata hitamnya. "Kau boleh pergi nona Irin, aku akan membawanya."

"Baik Ms. Freen." Irin membungkuk sekilas lalu menatap Becky dengan tersenyum. "Sampai jumpa besok, daah ..."

"Hey Irin kau-!" teriak Becky ketika gadis itu malah berjalan pergi.

"Biarkan saja. Dia bukan pengasuhmu," ujar Freen lalu pandangannya bergerak kearah pengawal Becky yang masih berdiri dibelakang gadis itu. "Kalian boleh pergi. Kembalilah bekerja besok pagi."

"Baik nyonya," jawab salah satu pengawal tegas lalu mereka meninggalkan keduanya.

"Ayo masuk ke mobil," ajak Freen kemudian melangkah menuju mobil.

"Tunggu Ms. Freen!"

Freen berhenti dan berbalik. "Apa?"

"Kau mau membawaku kemana?"

Freen bersendekap tangan lalu meneliti Becky dengan pandangan tajam dari ujung kepala sampai kaki.

"K-kenapa kau melihatku seperti itu? tanya Becky risih atau sebenarnya gugup. Mata Freen yang indah itu saat menatap dirinya telah berhasil menggetarkan dada Becky belakangan ini. Sungguh gila!

Freen tersenyum tipis. "Sepertinya hari ini .. aku sangat ingin memakan sesuatu."

"A-apa? Apa maksudmu?" Becky segera mendekap tas kecilnya erat, takut dengan pikiran wanita satu itu.

"Memangnya apa lagi? Aku lapar. Ayo pergi ke restoran Jepang. Bukankah kau ingin kesana?" ucap Freen dan kembali berjalan dan masuk ke mobilnya.

Sesaat Becky terdiam. Dia menalan ludahnya sendiri saat melihat punggung gadis itu. Walau dari belakang saja, wanita itu tampak cantik dan elegan. Becky tersenyum malu-malu menyadari dirinya mendadak seperti terkana lemparan sihir.

Entah mengapa sejak kejadian gadis itu memeluknya hari itu, otaknya seperti rusak sehingga jantung Becky tak berhenti berdetak. Dia benar-benar sudah gila sekarang.

* *

Kedua gadis itu sudah tiba di restoran ketika hari mulai gelap. Keduanya tampak menyantap makanan dengan lahap. Tak banyak yang mereka bicarakan saat keduanya sibuk makan. Namun sudah kesekian kalinya Freen mencuri pandang. Tanpa Becky ketahui Freen menyunggingkan senyuman ketika melihat gadis dihadapannya saat ini tampak begitu cantik.

"Ekhem! Apa ada lalat di wajahku?"

Oh sial! Akhirnya Freen ketahuan.

"Umm .. tidak, itu .. aku hanya ..."

"Apa aku sangat cantik?"

"Iya," jawab Freen cepat yang mengejutkan Becky sampai-sampai gadis itu berhenti memotong daging di piringnya.

Becky menatap Freen dengan seksama lalu terasenyum kecut. "Jangan menatap seseorang seperti itu Ms. Freen. Kau bisa membuat seseorang salah paham."

"Aku bersungguh-sungguh. Kau cantik."

Pipi Becky merona. Dia membisu namun dalam hatinya bergemuruh. Hanya pujian kecil tapi Becky seperti akan melayang.

"Astaga, ada apa denganmu Ms. Freen? Kenapa tiba-tiba bersikap seperti ini padaku. Kau mengajakku makan dan mengatakan hal manis padaku. Kau membuatku merasa bingung. Aku sungguh tak ingin salah paham dengan sikapmu ini. Lagipula hubungan kita tak sedekat itu."

Freen meletakkan sendoknya lalu menatap Becky dalam-dalam dan berujar, "sebenarnya aku .. ingin membicarakan pertunangan kita."

"Oh tentang itu, aku minta maaf karena sebelumnya sudah mengetahui itu tapi tidak mengatakannya padamu. Aku akan berbicara dengan ayahku untuk membatalkannya. Aku tidak ingin anda ..."

"Aku menerimanya."

"Baiklah." Becky mengangguk cepat lalu kedua mata gadis itu terbelalak. "Apa?"

"Aku sudah memutuskannya. Pertunangan ini .. aku menerimanya."

Becky berkedip cepat, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Ada apa sebenarnya? Rasa terkejut Becky tak bisa disembunyikan.

Namun jauh dalam hatinya entah mengapa terasa menyenangkan di sana. Seolah bunga dalam hatinya yang telah lama layu kini mulai bermekaran.

Mendengar Freen bersedia menerima pertunangan mereka, itu terasa seperti gadis itu tengah mengungkapkan perasaan cinta padanya. Seolah-olah perasaan cinta gadis itu telah lama Becky nantikan sepanjang hidupnya dan akhirnya semua itu datang hari ini.

Sungguh aneh sekali. Becky merasakan hatinya tak asing dengan perasaan saat ini. Tapi jantungnya Becky masih berdebar keras.

Apa mungkin dirinya telah jatuh hati pada gadis dingin dihadpannya saat ini?

My Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang