bab 4

2.8K 280 15
                                    

Perjalanan sore ini terasa berbeda, ada rasa yang lebih istimewa dari sebelumnya dan Becky yang duduk disamping Freen sesekali mencuri pandang pada gadis itu yang tampak sangat keren ketika mengemudikan mobil.

Dalam hatinya, Becky tak bisa menyembunyikan senyumnya ketika gadis itu terlihat sangat sempurna saat sinar senja menerangi wajahnya yang anggun. Becky telah terhipnotis. Gadis cantik itu membuat Becky tak mampu berhenti mengaguminya.

Akan tetapi setiap kali Becky berada didekat Freen selalu muncul perasaan asing yang seakan telah lama terbelenggu jauh dalam dirinya. Seperti akan ada air mata kerinduan yang tertahan akan menetes. Becky sungguh tak mengerti.

“Apa aku begitu menawan?” tanya Freen tiba-tiba yang akhirnya menyadarkan Becky.

Gadis blasteran itu segera mengalihkan pandangannya kedepan lalu berkedip cepat. Astaga Becky terciduk, ia malu.

“Kenapa tak menjawabku?”

“Y-ya?”

Freen sejenak menghentikan mobilnya ketika lampu merah menyala dan ia menatap Becky. “Kenapa kau terus menatapku? Apa ada yang ingin kau tanyakan?”

Becky menunduk lalu menggeleng lemah. “Tidak ada Ms. Freen. Maaf aku tak bermaksud membuatmu tak nyaman. Aku hanya ...”

Tiba-tiba ucapan Becky terhenti ketika secara mengejutkan Freen mengulurkan tangannya dan meraih dagu Becky agar gadis itu menatap matanya.

“Jangan mengalihkan wajahmu ketika aku bicara dihadapanmu,” ucap Freen memerintah.

Sesaat suasana berubah hening ketika keduanya saling menatap. Becky merasakan tangan hangat yang menyentuh wajahnya itu begitu nyaman. Dan tatapan dingin itu seakan menembus kedalam hatinya, membuat getaran manis. Tapi ada satu hal yang mengusik Becky. Semua yang ia lihat sekarang rasanya seperti dejavu. Jauh sebelumnya Becky merasa pernah sedekat ini bersama Freen.

Tapi benarkah mereka pernah bertemu?

Ataukah momen seperti ini hanyalah mimpi Becky yang pernah lewat di suatu malam?

“Lihat dirimu, kenapa kau begitu suka melamun?” ujar Freen ketus lalu ia kembali menatap kedepan. “Nona Becky tolong berhenti menatapku seperti itu. Kau membuatku tak nyaman.”

Becky menelan ludahnya. Permintaan Freen mendadak terasa getir. Aneh sekali, padahal mereka tak saling mengenal dan tak memiliki hubungan apapun tapi ucapan Freen membuat Becky sedih.

“Maafkan aku jika sikapku membuat anda tak nyaman. Aku hanya merasa kagum karena kau begitu cantik.”

Freen yang mendengar itu tiba-tiba merasa sedikit marah. Dia mencengkram setirnya dan menghela napas. Freen menatap Becky kesal. “Berhentilah memujiku. Aku sangat benci pada seseorang yang memujiku. Lagipula kita tak memiliki hubungan apapun selain pekerjaan. Apa kau mengerti?”

Becky tampak semakin sedih mendengarnya tapi ia berusaha menyembunyikan semua itu dengan senyuman tipis. Gadis itu mengangguk patuh dan menjawab dengan suara bergetar, “aku mengerti.”

“baguslah jika begitu,” ucap Freen datar. Tak lama lampu hijau menyala dan gadis itu kembali menginjak pedal gas.

**


Ternyata saat Freen dan Becky sampai di sebuah restoran, hari sudah malam. Dan becky yang duduk di hadapan Freen tampak tak bersemangat meski banyak hidangan lezat di meja. Tak ada percakapan berarti diantara mereka. Becky tampak menjaga sikap karena tak ingin Freen merasa tak nyaman bersamanya.

Namun tanpa Becky sadari, entah sudah berapa kali Freen mencuri pandang kearah Becky. Gadis itu bertanya-tanya kenapa Becky lebih diam? Apakah gadis itu tersinggung karena ucapannya tadi? Sedikit perasaan cemas merasuki dirinya meski Freen telah berusaha mengabaikannya.

“Ekhem!” Freen berdehem pelan. “Apa kau sakit?”

Becky mengarahkan tatapannya pada Freen lalu menggeleng. “Aku baik-baik saja,” jawab Becky sopan lalu tersenyum lembut diakhir kalimatnya yang membuat Freen terdiam. Senyuman Becky selalu menawan.

Freen meraih gelas berisi air putih lalu meletakkannya didepan Becky. “Minumlah, kulihat kau belum minum sejak tadi.”

“Terimakasih,” ucap Becky dan kembali tersenyum yang kembali membuat Freen tak bisa berhenti menatap Becky.

“Berhentilah tersenyum!” seru Freen tiba-tiba yang membuat Becky terkejut.

“Maaf?”

Freen nampak canggung karena kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya. Dia segera meneguk minumannya dengan cepat sampai habis.

“Ms. Freen apa maksudmu barusan?” tanya Becky heran.

“Tidak, aku hanya .. hanya ...” Freen gelagapan. “Jika kau merasa tak nyaman berada didekatku maka jangan memakasakan tersenyum padaku. Aku benci melihatnya.”

“Maafkan aku Ms. Freen,” jawab Becky tak semangat. Sepertinya hanya berada didekat Freen saja sudah membuat gadis itu tak nyaman.

“Ngomong-ngomong apa kau sakit?” Freen kembali memastikan.

Becky menggeleng. “Aku baik-baik saja.”

“Baguslah karena mulai besok akan ada banyak jadwal untukmu. Kau harus bekerja keras.”

“Apa maksud anda? Apa ada proyek baru untukku?” tanya Becky penasaran.

“Apa kau bodoh? Untuk apa aku sampai menemuimu dan membawamu kesini? Mulai besok syuting drama starlight akan dimulai dan akan banyak wawancara dan pemotretan setelahnya. Anggap saja apa yang kulakukan hari ini sebagai ucapan selamat atas pencapaianmu yang pertama. Jadi makanlah yang banyak dan simpan energimu untuk besok.”

Mata Becky terbelalak terkejut dan ia tak lagi bisa menyembunyikan senyum bahagianya. “Benarkah? Oh ya Tuhan terimakasih banyak Ms. Freen!”ungkap Becky dengan senyuman lebar meski Freen sudah melarang tersenyum didepannya. Namun kali ini Freen membiarkannya karena ia juga menikmati cantiknya senyuman gadis blasteran itu.

Drrrtt ...

Ponsel Becky diatas meja bergetar karena seseorang menelponnya.

“Becky terima panggilan itu, mungkin saja itu penting,” perintah Freen dan Becky segera meraih ponselnya.

“Aku permisi sebetar.” Becky beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menjauh untuk menerima panggilan dari ayahnya.

“Helo dad?”

‘Dimana kau sekarang sayangku?’

“Aku sedang makan diluar, ada apa daddy?”

‘Makan diluar? Dengan siapa?’

“mm .. rekan kerjaku.”

‘Apa? Rekan kerja? Jangan berbohong sayangku. Daddy tahu dengan siapa kau saat ini. Ternyata kalian bertemu tanpa sepengetahuan kami.’

Alis Becky berkerut dalam. “A-apa maksud Daddy?” tanya Becky kebingungan.

‘Saat ini kau bersama Freen, CEO Sammon Ent bukan?’

Becky langsung melihat sekelilingnya dan ia mencari-cari seseorang. “Tunggu, apa daddy menguntitku lagi?”

‘Kenapa kau tak bilang saja jika ingin menemui tunanganmu? Daddy pasti akan mengatur pertemuanmu dengannya dengan layak.’

Mata Becky seketika terbelalak terkejut.

Apa? Tunangan?

Dengan cepat Becky memutar tubuhnya dan memandangi Freen yang tengah menikmati minumannya dengan santai. Perasaan yang bercampur aduk seketika bergejolak dalam dadanya.

Angin yang berhembus dari kejauhan itu .. tampaknya akan mengetuk pintu hatinya.

Dan Becky merasa jika gadis itu akan menjadi musim semi yang akan menyinarinya.

My Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang