bab 26 - rindu setiap hari

2.2K 163 21
                                    

Hari ini bintang mulai berkelip-kelip diantara gelapnya malam, menemani bulan yang selalu diam ditempatnya. Suasana yang mendukung bagi kedua gadis yang duduk bersama di sebuah taman, menikmati malam yang indah dan hangat.

"Ms. Freen apa yang akan kau lakukan setelah semua yang terjadi? Aku takut kau kehilangan pekerjaanmu dan harus membayar pinalti karena skandalku," kata Becky cemas.

Freen menoleh lalu tersenyum. "Kau takut aku jadi pengangguran?"

"Bukan begitu. Tapi kau sudah melakukan terlalu banyak hal untukku."

"Memangnya kenapa?"

"Tentu saja kau tak perlu melakukan sejauh ini, meski kau adalah tunanganku," kata Becky dengan bibir cemberut. Dia tak bisa membayar Freen jika gadis itu memberikan segalanya pada dirinya.

Tapi lagi-lagi Freen tersenyum. "Berhentilah mencemaskanku. Semua ini akan bisa kita lewati dengan mudah asal kau tetap berdiri bersamaku."

Alis Becky berkerut melihat cara bicara gadis dihadapannya. Terlihat tenang tapi juga terdengar sedih. "Ms. Freen, bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Apa?"

"Apa kau sungguh baik-baik saja?"

"Tentu, sudah kubilang aku baik-baik saja. Kenapa kau masih tak percaya juga?"

"Bukan begitu, hanya saja ... aku tak bisa berhenti mencemaskanmu," jawab Becky ragu-ragu.

"Hm?" Alis Freen terangkat. "Memangnya kenapa?"

"Ms. Freen kau terus tersenyum padaku dengan hangat dan melindungiku sampai seperti ini? Aku terus bertanya-tanya, apakah ada yang salah? Bahkan pertunangan kita, kurasa itu tak cukup sebagai alasan kau melakukan semua itu."

Freen terdiam lalu senyumnya memudar. Dia mengalihkan tatapan matanya, menghindari mata cantik Becky. Gadis itu kini memandangi jemari tangannya yang ia mainkan.

"Ms. Freen ..."

"Aku bersungguh-sungguh saat mengatakan aku akan melindungimu," jawab Freen tanpa bisa menatap Becky. Rasa bersalah yang besar muncul sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi pada gadis yang harusnya ia jaga.

"Maafkan aku, Bec ..." ujar Freen lirih dengan kepala tertunduk dalam-dalam.

"Ms. Freen, apa yang kau katakan? Aku tak mengerti."

"Aku sungguh minta maaf, maafkan aku Bec."

Alis Becky bertaut saat ia mendengar gadis itu berbicara dengan nada sedih. Becky segera mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Freen, mengusapnya lembut untuk memberi penguatan. "Ms. Freen, kau tak perlu meminta maaf. Semua yang terjadi bukanlah salahmu."

"Tapi karena aku .. kau mengalami banyak kesulitan. Kau mengalami kecelakaan, kau pasti sangat menderita dan melalau semua kesulitan itu sendirian. Harusnya aku tak meninggalkanmu saat itu. Jika saja saat itu aku ..."

"Ms Freen lihat aku," pinta Becky sungguh-sungguh namun gadis itu tampak sulit menatap mata Becky karena rasa bersalahnya. "Please ..."

Perlahan Freen menegakkan kepalanya, menatap Becky dengan mata berkaca-kaca. "Aku sungguh bodoh telah meninggalkanmu bahkan sempat berpikir untuk membalas dendam padamu saat kita pertama kali bertemu setelah sekian tahun. Orang macam apa aku ini? Aku adalah orang bodoh."

Becky tersenyum lembut sambil berujar, "mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama denganmu jika aku menghilang dari hidupmu lalu muncul kembali setelah sekian tahun. Aku tak marah atau pun kecewa padamu setelah apa yang kualami jadi berhentilah minta maaf, oke?"

"Tapi tetap saja, kau pasti sangat menderita. Aku tak sanggup membayangkannya. Kau pasti sangat kesakitan saat itu. Maafkan aku, sungguh."

Becky menghela napas lalu bangkit dan berjongkok dihadapan Freen tanpa melepas genggamannya pada gadis itu. Gadis blasteran itu menatap Freen penuh cinta. "Tidak, kau salah. Ada banyak orang disampingku saat aku sakit jadi aku menjalani hidupku dengan baik. Aku tak bohong," kata Becky saat tatapan Freen padanya terlihat meragukan kata-kata Becky.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang