Becky menatap ke penjuru ruangan ketika ia baru saja tiba di ruang tamu apartemen Freen yang megah dan besar, sungguh memperlihatkan betapa kayanya seorang Freen. Rumahnya benar-benar indah dengan dihiasi banyak ornamen klasik dan perabot mahal.
“Kenapa hanya diam saja disitu?”
“Ya?”
Freen melempar tasnya ke arah sofa lalu berjalan kembali sambil berujar, “ayo kemari.”
“Iya Ms. Freen,” jawab Becky dan bergegas mengikuti tuan rumah. Tapi begitu sampai di ruangan tengah Becky cukup terkejut mendapati meja besar disana memiliki banyak sekali makanan lezat seakan ada perjamuan besar sebentar lagi.
“Apa akan ada tamu selain aku, Ms. Freen?”
Freen berbalik menatap Becky dengan heran. “Kenapa kau berpikir akan ada orang lain selain dirimu?”
Becky menggaruk pelipisnya lalu menatap meja didepannya. “Itu artinya .. semua ini anda mempersiapkannya hanya untukku?”
Freen masih memasang wajah datar lalu duduk di salah satu kursi dan menatap Becky yang masih berdiri. “Aku hanya memesan apa yang ingin kusantap jadi jangan merasa semua ini untukmu. Tapi makanlah sepuasmu karena aku ingin kau bekerja dengan baik.”
“Aah aku mengerti,” ujar Becky sambil mengangguk pelan meski merasa jawaban aneh gadis itu tak masuk akal.
“Duduklah,” perintah Freen.
Becky segera menuruti perintah Freen dan diam sejenak ketika sibuk memperhatikan banyaknya hidangan diatas meja lalu kembali melirik Freen yang duduk diseberangnya. ‘Kenapa semuanya makanan favoritku? Tidak ada hidangan pedas sama sekali. Tapi bagaimana dia bisa tahu?’ gumam Becky dalam hati.
“Kenapa kau diam saja dari tadi? Cepat makan,” perintah Freen yang menghentikan lamunan Becky.
“Ooh baik Ms. Freen,” jawab Becky dan segera mengambil sendok dan garpu miliknya lalu kembali berujar, “terima kasih banyak atas jamuannya.”
“Hm, cepat makan.” Freen menanggapi Becky datar sambil menyantap makanannya. Lalu suasana sejenak berubah hening ketika keduanya sibuk menyantap makan. Namun tanpa Becky ketahui, sesekali Freen melempar pandangannya kearah Becky, melihat apakah gadis itu menikmati makanannya.
Saat melihat gadis blasteran itu sedekat ini, ada banyak perasaan bercampur dalam dada Freen. Ada beribu pertanyaan yang tertahan dalam dadanya. Entah momen hari ini adalah sebuah keajaiban atau hanya peasaan dejavu yang menjadi nyata. Tapi air mata Freen hampir menetes jika dia tak segera mengalihkan tatapannya dari gadis itu.
Ternyata rasa sakit itu masih ada.
Namun anehnya rasa rindu yang besar itu seakan mengalahkan rasa sakitnya. Bahkan berada sedekat ini, hatinya masih rindu. Rindu sekali.
“Hmm ini sangat lezat sekali,” ungkap Becky saat ia menyantap udang besar dan ia makan dengan lahap. Tak lama pandangannya bergerak pada Freen yang belum juga menyantap makanannya. “Ms. Freen apa anda tidak makan?”
“Hm? O-ooh iya,” jawab Freen lalu mulai menyantap hidangan di meja. Dan keduanya menikmati makanan tanpa banyak pembicaraan. Namun Freen masih mencuri pandang pada Becky dalam beberapa kesempatan.
Setengah jam kemudian keduanya sudah selesai makan dan Becky beranjak dari tempat duduknya sambil membawa beberapa piring kotor kearah dapur.
“Tunggu, kau mau kemana?” tanya Freen yang menghentikan langkah Becky.
Becky menoleh dan menjawab dengan senyuman tipis, “tentu saja aku mencuci piringnya.” Namun tak lama senyum Becky hilang saat ia mendadak heran dengan dirinya yang seakan terbiasa dengan keadaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ms. CEO
FanfictionBecky adalah artis pendatang baru yang memiliki semangat besar untuk menggapai harapannya menjadi mega bintang. Akan tetapi pertemuannya dengan Freen, seorang CEO agensi tempat Becky bekerja seperti merangkap Becky dalam dunia baru penuh teka-teki...