bab 9 di sebuah tempat

2.5K 276 9
                                    

“Apa kau kemari untuk meminta maaf padaku?” tanya Freen dingin.

 

Sorot mata Freen redup seperti tanpa ada kehidupan di sana. Cintanya telah membeku untuk beberapa waktu yang lalu. Tapi dia mencoba bertahan ketika harus berhadapan dengan gadis di depannya. Freen tak akan goyah atau pun menangis.

 

“Phi Freen ...”

 

“Sudah kukatakan, aku tak membutuhkan maaf darimu. Aku ...” ucapan Freen tertahan. Dia menatap gadis bermata kecoklatan itu yang menatapnya penuh kesedihan. Freen mengepalkan tangannya kuat dan memalingkan wajahnya lalu berujar dengan suara bergetar, “aku sudah tak memiliki perasaan padamu.”

 

Gadis cantik itu menggeleng lemah dan melangkah lebih dekat lalu ia meraih tangan Freen. Dia menggenggamnya erat, takut jika nanti genggaman terlepas maka Freen akan menghilang darinya.

 

“Phi Freen tolong dengarkan aku. Tolong biarkan aku menjelaskan semuanya.”

 

“Bukankah semua sudah jelas? Tak ada yang perlu kita bicarakan lagi,” ungkap Freen tegas, tak ingin mendengar apapun lagi.

 

“Aku datang kemari bukan untuk meminta maaf padamu Phi Freen, aku datang untuk mintamu menahanku. Hanya ini kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita. Jadi kumohon jangan melepaskanku seperti ini. Aku mohon,” rengek gadis berambut gelombang sepunggung dengan bibir gemeteran menahan tangis. Hatinya mulai remuk dan dadanya sesak.

 

Sesaat Freen melirik tas dan koper besar dibelakang gadis itu. Ada bagian dari dirinya yang takut jika gadis dihadapannya ini akan menghilang jika dia tak menahannya. Akan tetapi emosi dalam hati Freen lebih besar. Kekecewaan telah menguasi hati Freen saat ini. Jadi dia menatap tangan yang mengenggemnya lalu secara perlahan dia mendorong tangan gadis itu sampai terlepas.

 

“Phi Freen,”

 

“Pergilah,” kata Freen parau. Suaranya serak menahan tangis. Ia menatap gadis yang pernah mengisi hari-harinya yang gelap dan dingin lalu kembali berujar, “aku tak akan pernah menahanmu lagi. Kau bisa pergi dengan siapa pun dan kemana pun setelah ini. Pergilah.”

 

“Tolong jangan lakukan ini Phi Freen, aku tak bisa hidup bila tanpamu.”

 

Freen mengusap air mata gadis itu dengan lembut kemudian ia berujar lirih, “mari kita akhiri sampai disini. Hiduplah dengan baik dan .. lupakan aku. Selamat tinggal.”

 

Freen berbalik dan akhirnya mengambil langkah untuk menjauh. Langkah yang akan membawa perubahan dalam hidup mereka. Bahkan ketika ia mendengar suara tangis yang pecah dari gadis itu, Freen tak lagi berhenti.

 

Hari ini Freen telah mengakhiri segala ikatan dengan gadis itu, seorang gadis yang akan selalu hidup dalam hatinya yang telah ia kunci rapat.

 

Dan hari ini, dia .. meninggalkan cintanya.

 

My Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang