bab 21 ungkapan

1.9K 205 12
                                    

Di rumahnya, Becky duduk seorang diri hendak menyantap sarapan. Tapi hingga beberapa saat gadis itu hanya diam. Matanya menatap lurus kedepan meskipun ada makanan lezat diatas meja. Semua yang terjadi kemari begitu mengejutkan sampai dirinya tak tahu harus senang atau dia hanya sedang bingung dengan situasi ini?

Setiap kata yang diucapkan gadis itu, terus berputar di kepalanya.

'Pertungan kita .. aku menerimanya.'

Tanpa Becky sadari sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman. Pipinya tersipu merah. Gadis dingin itu benar-benar membuatnya gila.

Pletak!

"Astaga sadarkan dirimu Becky!" Becky memukul kepalanya sendiri agar dirinya sadar, ini bukan waktunya mengangumi wanita itu.

Lagi-lagi Becky menghela napas panjang. "Apa yang harus kulakukan? Kenapa tiba-tiba dia menerimanya? Padahal aku sudah memikirkan banyak cara untuk membatalkan pertunangan ini. Astaga dia membuatku tak bisa berpikir jernih," gumam Becky lagi dan tersenyum lagi tanda sadar.

"Aarrgh! Ada apa denganku? Kenapa aku terus tersenyum? Sadarlah Becky! Kenapa kau begitu senang karena seorang wanita asing menerima perjodohan ini? Bukankah ini konyol? Bukankah seharusnya aku merasa khawatir dengan hidupku? Tapi perasaan macam apa ini?"

Gadis itu terus mengomel di meja makan. Dia tak tahu dengan dirinya sendiri. Kenapa? Kenapa dia sesenang itu? Bukankah itu tidak normal? Ataukah dia hanya sedang kebingungan saja saat ini? Mungkin perasaan bingung yang hanya lewat sebentar saja.

Tapi ...

Tak bisa dipungkiri bahwa hati kecilnya terasa bahagia.

Hatinya berdebar untuk wanita itu.

Becky menggelengkan kepalanya cepat, mencoba mengabaikan semua isi kepalanya. Tidak tidak! Dia tidak bisa bersikap seperti ini! Becky harus membuat keputusan juga dan akhirnya gadis itu meraih sendok diatas meja dan mulai melahap sesendok nasi.

Drtt .. drtt ...

Becky meraih ponsel di dekat piringnya dan matanya melotot ketika membaca pesan yang baru saja masuk.

'Aku akan berusaha dengan baik.'

"Kenapa tiba-tiba dia menjadi manis sekali?" Becky tersenyum lagi tapi segera menghentikannya dan menggeleng cepat.

Becky menggigit bibirnya, bingung harus membalas pesan tersebut. Tapi pipinya memerah.

"Ya ampun, ini membuatku gila! Dia tampaknya serius dengan ucapannya," gumam Becky sungguh tak mampu menyembunyikan senyuman.

Becky mulai mengetik balasan pesan tapi dia terkejut karena gadis itu sudah menelponnya. Wanita itu benar-benar tak sabaran. Becky menelan ludah, jantungnya berdebar kencang. Dia benar-benar gugup. Tapi akhirnya dia memberanikan diri menerima telepon tersebut.

"H-halo, ada apa Ms. Freen?"

'Baguslah kau sudah bangun tidur.'

"Kenapa anda menelponku sepagi ini? Apa ada sesuatu yang mendesak?" tanya Becky penasaran.

'Hmm .. kurasa ini cukup mendesak.'

Becky bangkit seketika dari kursi ketika mendengar suara Freen. "Ada apa Ms. Freen? Apa sesuatu terjadi?" Becky merasa cemas.

'Kau tahu kan jika diluar cuacanya sangat dingin jadi bisakah kau membuka pintumu sebentar?'

"Huh? Pintu?"

'Iya, pintu bercat putih pink satu-satunya yang ada di komopleks ini.'

Becky mengerutkan dahi dan menatap kearah pintu. Mungkinkah wanita itu ..? Becky menutup ponselnya dan melesat kearah pintu.

My Ms. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang