Malam sudah begitu dingin karena hampir melewati jam 12 malam tapi dua orang gadis di sebuah apartemen mewah belum juga merasa mengantuk. Keduanya duduk tegap di sofa ruang tamu. Sejak beberapa menit lalu keduanya hanya diam, canggung dengan situasi tak biasa diantara mereka. Ini adalah malam pertama keduanya akan tinggal seatap.
Sungguh mendebarkan.
Beberapa kali Becky memainkan bibirnya, ingin mengatakan sesuatu tapi akhirnya hanya tertahan dalam tenggorokan. Sedang gadis satunya memainkan jemarinya karena hatinya sibuk berbicara sendiri. Keduanya pun hanya diam daripada mengatakan hal-hal bodoh.
"Umm .. aku .. Becky," kata Freen akhirnya, tampak canggung sekali.
"Oh? Y-iya? Ada apa?" sahut Becky sama canggungnya juga.
"K-kau .. pasti lelah setelah seharian begitu sibuk."
Becky menggeleng cepat. "Tidak kok. Kaulah orang yang pasti lelah nona Freen. Belakangan ini kau sibuk mengurus perusahaan tapi masih menyempatkan waktu untukku."
"Hm kau benar." Freen kemudian meregangkan otot-otot tubuhnya sambil berkata, "kalau begitu ayo istirahat. Ayo kita tidur," ajak Freen tiba-tiba membuat mata Becky melotot.
"T-tidur!? Kita?"
Freen mengangguk cepat. "Iya, tidur." Tak lama Freen menggelengkan kepalanya. "Tunggu, bukan begitu maksudku. Aku hanya .. maksudku aku ingin kau istirahat karena sudah malam. Aku akan menunggukan ruang kerjaku jadi kau bisa tidur di kamarku," ucap Freen berusaha menjelaskan kesalah pahaman.
"Pergilah ke kamar. Selamat malam Becky," ucap Freen lembut sebelum gadis itu beranjak dari kursi hendak menuju ruang kerjanya. Tapi secara mengejutkan Becky menangkap pergelangan tangan Freen, tak membiarkan gadis berambut hitam panjang itu melangkah lebih jauh lagi.
"Ada .. apa?" tanya Freen bingung.
Becky mendongak menatap Freen, "aku ..." sesaat Becky ragu mengatakan kalimat selanjutnya.
"Kau butuh sesuatu?" Freen bertanya dengan suara lembut yang menangkan.
"Jangan pergi, tolong jangan pergi. Tetaplah disini nona Freen," pinta Becky sungguh-sungguh yang mengejutkan Freen.
Freen tersenyum malu dan ia mengangguk pelan. Tentu saja dia takkan menolaknya bahkan jika harus menemani gadis itu sampai malam berganti lagi.
Freen berjongkok dihadapan Becky, menatap lembut kedua mata kecoklatan Becky yang indah lalu tangannya bergerak mengusap pipi gadis itu. "Kenapa aku tak boleh pergi? Apa kau ingin melihat bintang bersamaku malam ini?"
"Aku tak keberatan bahkan jika melihatnya sampai pagi," jawab Becky dengan senyuman.
Freen tersenyum singkat lalu dengan cepat mendorong tubuhnya untuk mengecup pipi Becky singkat. Tak lama keduanya saling memandang dengan senyuman. Sinar mata pada kedua gadis itu terpancar, penuh cinta dan kasih sayang. Juga .. kerinduan yang besar.
Freen kembali mengusap lembut pipi Becky lalu berujar, "sejujurnya aku takut jika apa yang kulihat saat ini adalah mimpi. Karena kau selalu hadir dan menemaniku setiap malam ketika aku memejamkan mata. Aku sungguh takut kau akan hilang ketika aku membuka mata ketika pagi datang."
"Kalau begitu coba tutup matamu sekarang," pinta Becky.
"Hm? Kenapa aku harus menutup mata?"
"Kita lihat, apa yang sedang kau lihat saat ini hanya mimpi atau bukan," jawab Becky dengan senyuman.
Freen mengangguk lalu dia memejamkan kedua matanya. Dan ia sungguh berharap ketika ia membuka kembali matanya, Becky tetap nyata, tetap ada dihadapannya dan tak menghilang lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ms. CEO
FanfictionBecky adalah artis pendatang baru yang memiliki semangat besar untuk menggapai harapannya menjadi mega bintang. Akan tetapi pertemuannya dengan Freen, seorang CEO agensi tempat Becky bekerja seperti merangkap Becky dalam dunia baru penuh teka-teki...