3 : Kejutan

726 96 16
                                    

Jangan lupa vote dan comment 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan comment 💜

ºººººººº

Sejujurnya Gajendra terkejut dengan ucapan ayahnya yang begitu tiba-tiba, Gajendra bahkan tidak bisa menebak apa sebenarnya yang ada dipikiran ayahnya.

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Gajendra.

"Aku hanya ingin segera mengakhiri kehidupanku yang tak normal ini, aku ingin menua lalu meninggal seperti yang lainnya," jawab Tarachandra dengan penuh keyakinan.

"Ta-tapi Rama-"

"Ini sudah menjadi keputusanku, aku harap kau menghargai segela keputusan yang aku ambil. Kau bukanlah bocah lagi, kau sudah sangat dewasa," potong Tarachandra.

"Rama-"

Tarachandra berjalan pergi meninggalkan Gajendra yang terlihat begitu kesal dengan tingkah ayahnya. Pria itu mendengus kesal, ia menyeka keringat pada dahinya dan menaruh kapak yang ia pegang di sebelah tumpukan kayu yang telah ia potong. Gajendra berlari kecil mengejar ayahnya yang berjalan masuk ke dalam rumah.

"Aku ikut," celetuk Gajendra.

"Tidak, lanjutkan hidupmu disini bersama gadis itu," ucap Tarachandra sembari menatap ke arah Karwita yang tengah meniup bara api dengan susah payah di depan tungku yang tak kunjung menyala.

"Rama-"

"Dengar, Gajendra-"

"Rama yang harus mendengarkanku!" Teriak Gajendra yang kesal karena ayahnya selalu memotong ucapannya.

"Aku bukan anak kecil, aku ingin tahu mengenai biyung , Lamajang dan segala tentangmu. Aku akan membantumu untuk menemukan Tirta Amerta, aku yakin Rama akan bersyukur jika aku ikut dalam perjalananmu," ucap Gajendra yang mencoba untuk meyakinkan Ayahnya. Tarachandra hanya bisa pasrah dengan ucapan Gajendra.

"A-apa aku boleh ikut?" sahut Karwita yang sudah ada di sebelah kanan Gajendra.

"Tidak!" teriak kedua pria itu dengan serempak. Mendengar hal itu membuat Karwita mengerucutkan bibirnya, ia meraih lengan Gajendra sembari memasang tampang memelas.

"Kumohon," cicitnya pada Gajendra.

"Ramamu tidak akan pernah mengizinkanmu untuk bersamaku, tunggulah aku disini." Gajendra mencoba untuk meyakinkan Karwita untuk tak ikut bersamanya.

"Aku berjanji tidak akan merepotkan, aku akan merayu Ramaku." Tarachandra hanya bisa menghela nafasnya dengan begitu pasrah, begitu pula dengan Gajendra yang terlihat tak mampu untuk meninggalkan Karwita meskipun dirinya ingin.

KALA II : Another World [Salakanagara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang