○○○○○
Setelah sibuk menimang-nimang untuk kembali ke kediamannya yang kini berubah menjadi kerajaan kecil yang bernama Wengker. Disanalah tempat Dewanagri dan Lara Kencana beserta para abdi setianya berada. Karena perjalanan tanpa Upasama tidaklah berarti, tak ada yang bisa Nareswari lakukan.
○○○○○
Keesokan paginya, Nareswari terdiam memandang kosong ke arah perkebunan. Nawasena datang sembari menimang-nimang bayi yang dipanggilnya sebagai Suryakerta, bayi itu tak hentinya menangis karena kelaparan. Tak biasanya Mbok Dharmi datang terlambat, Nareswari mengambil alih Suryakerta dari gendongan Nawasena.
"Mbok Dharmi kenapa belum datang, ya?" tanya Nawasena kebingungan.
Nareswari tak ada niatan untuk menjawab pertanyaan dari kakaknya itu. Nawasena memang merasa kebingungan dengan gelagat aneh adiknya sedari awal menemukan bayi itu.
Tak lama benar saja, Mbok Dharmi muncul dari kejauhan. Namun, ia tak sendirian, ia terlihat tengah menggendong bayi. Kedua mata Nareswari menyipit memastikan bahwa itu adalah memang Mbok Dharmi yang tengah menggendong bayi.
"Pangapunten, anak saya sangat rewel. Dia tidak mau dijaga oleh Bapanya, izinkan saya membawa anak saya kemari, Dewi," ujar Mbok Dharmi sembari menyunggingkan senyum yang sedikit canggung.
Nareswari baru mengetahui bahwa Mbok Dharmi memiliki seorang anak yang masih bayi. Nareswari tidak mempermasalahkannya, ia mengizinkan Mbok Dharmi mengurus Suryakerta dan anaknya secara bersamaan.
"Aku akan mempersiapkan segala keperluan yang akan kita bawa," ujar Nawasena pada Nareswari. Nareswari menjawabnya dengan anggukan singkat, mereka akan benar-benar pergi meninggalkan daerah ini. Nareswari merasa sedikit curiga kepada Nawasena, karena ia tak pernah mengajukan pertanyaan apapun mengenai keputusannya untuk pindah ke Wengker.
Nareswari yang tengah melamun dikejutkan dengan suara tangisan bayi. Karena ia merasa begitu khawatir tangisan berasal dari Suryakerta, ia segera berlari menuju arah dimana tangisan itu berasal.
Dari kejauhan, Nareswari melihat Mbok Dharmi yang sibuk menimang-nimang puteranya, sedangkan Suryakerta terlihat tengah terlelap diatas dipannya. Nareswari berjalan perlahan menghampiri Mbok Dharmi, ia melihat putera Mbok Dharmi masih terus menangis.
"Mbok, berikan padaku." Nareswari menepuk pundak Mbok Dharmi, ia merebut anak Mbok Dharmi. Dipegangnya kening bayi itu, Nareswari sedikit terkejut ketika kening anak Mbok Dharmi terasa begitu panas.
"Dia sakit," ucap Nareswari kepada Mbok Dharmi.
Dengan cekatan, ia menggendong bayi itu sembari berjalan ke ruang pengobatan miliknya. Diletakkannya bayi itu dengan perlahan ke atas dipan yang ada di dalam ruangan itu. Mbok Dharmi menyusul Nareswari masuk ke dalam ruang pengobatan, ia mendudukkan diri disebelah puteranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA II : Another World [Salakanagara]
Historical FictionKala dan waktu memiliki arti yang sama. Waktu bisa saja membawamu kembali menuju masa lalu ataupun masa depan, semua tergantung dengan usahamu dan takdir dari Sang Pencipta KALA. Spin-off 'KALA : The Eternal Love [Majapahit]' Karakter utama adalah f...