22 : Kala itu (3)

455 46 1
                                    

○○○○○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○○○○○

Gegelang, 1274 M

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun telah Nareswari lewati. Banyak dinasti telah ia lewati, semua itu tak merubah perasaannya yang begitu kuat pada sosok Tarachandra. Nareswari tak peduli apapun selain bertemu dengan Tarachandra dari masa depan.

Kini, Nareswari menetap di sebuah Kerajaan kecil yang menjadi bagian dari Kerajaan Singasari. Dalam kehidupan di masa Singasari, Nareswari terlahir menjadi putri seorang bangsawan. Ia terlahir dari rahim seorang putri keturunan Sastrajaya, yaitu Putri Rengganis. Ingatan para manusia di manipulasi oleh KALA, yang mana sesungguhnya Putri Rengganis tak memiliki anak dari pernikahannya dengan seorang ksatria Gegelang, yang bernama Dwarja.

Kehidupan Nareswari dan Nawasena berjalan mulus sesuai dengan rencana, hingga sesuatu terjadi. Jayakatwang, yang merupakan kakak dari Putri Rengganis, melakukan pemberontakan terhadap Kertanegara yang kala itu tengah memimpin Kerajaan Singosari. Jayakatwang membalas dendam atas nama leluhurnya dari Kerajaan Kadiri yang kala itu ditaklukan oleh Ken Arok.

Dalam pemberontakan itu, Putri Rengganis meminta kepada putra-putrinya untuk meninggalkan Gegelang. Khawatir terjadi sesuatu hal yang buruk menimpa keluarganya, mau tidak mau Nareswari, Nawasena dan Upasama harus mangkat meninggalkan Kerajaan Gegelang pada malam itu juga.

Nareswari yang hidup dalam identitas Citraloka hanya bisa berjalan tanpa arah. Nawasena dan Upasama juga tak tahu apakah ia harus kembali menuju Gegelang atau tidak.

Hampir tiga tahun ia berkelana hingga ke tanah blambangan, tak ada informasi apapun mengenai Kerajaan Gegelang yang kala itu di pimpin oleh pamannya. Nareswari menghela nafas pasrah, ketika mengetahui ingatannya akan kembali dimanipulasi tiga hari lagi. Mau tak mau ia harus melepas identitas bangsawannya ini, ia tak tahu identitas apalagi yang ia dapat. Bisa saja menjadi seorang dari kasta sudra ataupun brahmana. Lelah? Pasti, namun ia mau tak mau harus menjalani hukuman dari Batara Kala.

Beruntung, ia memiliki Upasama yang selalu mengerti dirinya. Sedangkan Nawasena, ia tak mampu mengingat dirinya yang sesungguhnya.

"Upasama, bagaimana kabar Lara Kencana?" Nareswari mendudukkam dirinya di sebuah batu besar yang ada di tengah hutan Kerajaan Blambangan.

"Dia baik-baik saja," balas Upasama singkat.

"Kita harus mencari tempat untukmu beristirahat," imbuh Upasama. Nareswari mengangguk paham, ia kembali bangkit dari posisinya dan melanjutkan perjalanan panjangnya.

Hampir seluruh Jawadwipa telah mereka kelilingi, namun masih belum ada tanda-tanda kemunculan Kerajaan Majapahit.

○○○○○

KALA II : Another World [Salakanagara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang