Jangan lupa vote dan comment 💜
ººººººººººº
Seminggu berlalu setelah pernyataan Karwita yang begitu mengejutkan, inilah hari yang sangat dinantikan oleh Karwita. Tiba dimana upacara pernikahan akan diadakan, semua orang di kediaman Karwita tengah sibuk untuk menyiapkan upacara.
Beberapa orang terlihat tengah sibuk memasak, sibuk berlalu lalang menyiapkan segala hal yang diperlukan untuk upacara pernikahan. Karwita tengah bersiap di kamarnya ditemani sang ibu yang tengah menatap putri kecilnya yang akan segera menikah.
"Nduk, apa kamu yakin ini adalah yang terbaik?" tanya Hyanggini pada putrinya. Karwita melihat ibunya tengah menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan, Karwita menggenggam kedua tangan ibunya dan mengulum senyum yang begitu menenangkan.
"Biyung, ini pilihanku. Gajendra adalah pria terbaik yang pernah kutemui dalam hidupku," ujar Karwita. Mendengar hal itu membuat Hyanggini sedikit lega, meskipun terasa berat namun ia tak bisa memaksakan kehendak Karwita.
"Dyah Karwita, panjenengan diminta untuk segera ke altar pemberkatan," ujar seorang dari balik pintu kamar Karwita.
"Njeh," sahut Karwita. Hyanggini menuntun putrinya yang sedikit kesulitan dengan pakaian pernikahannya, Hyanggini merasakan keringat dingin di tangan putrinya.
"Tidak usah tegang, nduk," lirih Hyanggini pada putrinya. Karwita mengangguk setelah mendengar penuturan dari ibunya itu.
Hari melelahkan bagi Gajendra dan Karwita berlalu, setelah keduanya menjalani pemberkatan tidak ada lagi upacara yang harus dilakukan karena mereka tidak mengadakan jamuan untuk para tamu. Gajendra langsung memboyong Karwita yang telah resmi menjadi istrinya untuk pulang ke rumahnya, mereka berdua menaiki sebuah kuda putih diiringi dengan Tarachandra di belakangnya.
"Gajendra," cicit Karwita memecah keheningan.
"Hm?"
"Terimakasih," celetuk Karwita sembari bersandar ke punggung Gajendra yang tengah fokus memacu kudanya.
"Sama-sama," Jawab Gajendra singkat. Karwita nampak begitu bahagia, ia mengeratkan pelukannya pada Gajendra.
"Dasar anak muda," lirih Tarachandra dari kejauhan.
ººººººººººº
Suara pecahan barang menginterupsi tidur Tarachandra, ia terpaksa bangun dari tidurnya yang begitu nyenyak untuk melihat kericuhan yang ada di luar kamarnya. Tarachandra berjalan sembari menguap, di dapur ia melihat Karwita yang tengah memunguti pecahan kendi di lantai tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA II : Another World [Salakanagara]
Historical FictionKala dan waktu memiliki arti yang sama. Waktu bisa saja membawamu kembali menuju masa lalu ataupun masa depan, semua tergantung dengan usahamu dan takdir dari Sang Pencipta KALA. Spin-off 'KALA : The Eternal Love [Majapahit]' Karakter utama adalah f...