Jangan lupa vote dan comment 💜
ººººººººº
Fajar mulai tiba, Gajendra membangunkan Karwita yang tengah terlelap dalam tidurnya. Gajendra berusaha membangunkan istrinya dengan nada suara yang rendah sehingga tak membuat istrinya terkejut, perlahan Karwita membuka kedua matanya ia meregangkan otot-otot tubuhnya.
Gajendra menyodorkan sebuah kantong air minum untuk menyegarkan tubuh istrinya, Karwita tersenyum sembari menerima kantong tersebut. Ia juga menggunakan air itu untuk memasuh wajahnya, setelah selesai Karwita mengembalikan kantong tersebut kepada Gajendra.
"Terimakasih," ujar Karwita
"Hn," jawab Gajendra. Lalu, keduanya melihat Tarachandra yang tengah bersiap untuk menunggangi kudanya, Tarachandra mengisyaratkan kepada anak dan menantunya itu untuk segera berangkat melanjutkan perjalanan mereka.
°°°°°°°°°
Hari demi hari berlalu, perjalanan yang begitu melelahkan itu akan segera berakhir. Karwita mengembangkan senyumannya ketika Tarachandra memberitahu bahwa mereka akan segera sampai di gapura menuju kerajaan Lamajang dengan waktu tempuh setengah hari. Namun, ini bukanlah akhir dari perjalanan mereka melainkan inilah awal dari petualangan yang akan mereka lakukan.
Sinar terik matahari terasa begitu menyengat kulit Karwita, ia berkata kepada Gajendra untuk beristirahat sejenak karena ia juga merasa begitu haus dan lapar. Gajendra menuruti perkataan istrinya, ia memberitahu Tarachandra agar mencari tempat yang tepat untuk mereka beristirahat. Mereka pun memutuskan untuk beristirahat di sebuah pohon yang cukup besar dan rindang.
Karwita segera turun dari atas kuda dengan bantuan Gajendra, Tarachandra sendiri memotong daun pisang yang berada di sebelah pohon itu untuk alas duduk Karwita. Mereka meminum sisa air dari kantong minum mereka, tanpa mereka sadari seseorang berjalan ke arah mereka. Seseorang itu menggenggam sebuah pedang, wajahnya tertutupi oleh kain. Melihat hal itu membuah Gajendra terkejut sembari menarik pedang yang ia letakkan di sampingnya. Tentunya Tarachandra juga langsung memundurkan badannya sembari mengisyaratkan kepada Karwita untuk tetap berada di belakangnya.
Gajendra menodongkan pedangnya pada sosok itu "Siapa kau?" tanya Gajendra. Sosok itu nampak tersenyum tipis dari balik kain penutup wajahnya, perlahan ia membuka kain itu dan menampilkan wajah yang nampak familiar bagi Tarachandra. Gajendra dsn Karwita terkejut, dibalik sosok itu adalah seorang gadis yang begitu cantik.
"Apakah kau Tarachandra Utpala?" Gadis itu bertanya sembari tersenyum seramah mungkin kepada Gajendra yang dikiranya adalah Tarachandra.
"Bukan," jawab Gajendra datar sembari menyarungkan pedangnya kembali. Gadis itu nampak kebingungan, ia mengernyitkan dahinya lalu berjalan mendekati Gajendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA II : Another World [Salakanagara]
Ficção HistóricaKala dan waktu memiliki arti yang sama. Waktu bisa saja membawamu kembali menuju masa lalu ataupun masa depan, semua tergantung dengan usahamu dan takdir dari Sang Pencipta KALA. Spin-off 'KALA : The Eternal Love [Majapahit]' Karakter utama adalah f...