Jangan lupa vote dan comment 💜°°°°°°°°
Keesokan harinya mereka mulai bertapa dan berpuasa, mereka bertapa di sebuah titik yang telah ditentukan oleh Mpu Yuwana. Mpu Yuwana dan Aswin memperhatikan mereka dari kejauhan.
"Apakah mereka akan berhasil, Mpu?" tanya Aswin penasaran. Mpu Yuwana menyunggingkan salah satu sudut bibirnya, ia berjalan perlahan meninggalkan tempatnya. Aswin yang nampak kebingungan mengejar Mpu Yuwana sembari kembali menanyakan hal tersebut.
"Semua tergantung dari takdir yang diberi oleh Sang Hyang Widhi," balas Mpu Yuwana dengan singkat.
°°°°°°°°
Tiga hari berlalu, meskipun lapar, dahaga dan angin pantai menghantam tubuh jakung Tarachandra, itu takkan bisa menghentikan keseriusan Tarachandra dan kedua anaknya untuk melakukaan ritual itu. Karwita yang bisa dibilang masih seorang pemula dengan hebatnya ia juga dapat menyelesaikan puasa dan tapa itu meskipun mengalami beberapa gangguan yang bisa saja membuatnya goyah.
Mpu Yuwana datang sembari membawa beberapa makanan untuk ketiga manusia yang masih terduduk di atas batu itu.
"Sudahi tapa kalian! Kemarilah, makanlah makanan yang telah Aswin buat!" teriakan Mpu Yuwana membuat ketiganya dengan serentak membuka kedua kelopak matanya.
Tarachandra berdiri dari posisinya dan memakan kantil yang telah ia genggam selama 3 hari berturut-turut, begitu pula dengan Gajendra dan Karwita. Setelah memakan kantil itu, mereka berjalan menuju arah Mpu Yuwana. Karwita sedikit limbung, namun Gajendra berhasil meraih pinggang istrinya itu dan membantunya untuk berjalan.
"Kau baik-baik saja?" tanya Gajendra penuh kekhawatiran.
"Hm, aku tak apa," balas Karwita sembari mengulum senyumnya yang begitu manis. Mereka mulai menyantap makanan yang disiapkan Mpu Yuwana dan mempersiapkan ritual selanjutnya.
Setelah selesai, mereka disiram oleh air suci yang telah diberkati oleh Mpu Yuwana. Mpu Yuwana menyiram mereka sambil merapalkan doa-doa pemberkatan agar mereka bisa selamat. Ketika penyiraman telah usai, Mpu Yuwana meminta mereka untuk berjalan bergandengan menuju tengah laut selatan dan melewati ombak besar yang ada di bibir pantai.
Sempat terbesit rasa takut dalam hati kecil Karwita, namun ia menatap ke arah Gajendra dan menggenggam erat tangan suaminya itu. Karwita berada di tengah antara Gajendra dan Tarachandra, ketiganya mencoba meyakinkan diri masing-masing bahwa mereka pasti bisa melalui ini.
"Semoga berhasil!" teriak Aswin yang terdengar dari bibir pantai. Ketiganya berjalan sejengkal demi sejengkal hingga mereka benar-benar tak terlihat, Karwita sedikit panik karena ombak besar berhasil memisahkan ketiganya, ia mencoba untuk berenang kembali ke daratan namun ia merasa ombak semakin menggulungnya jauh ke tengah laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA II : Another World [Salakanagara]
Historical FictionKala dan waktu memiliki arti yang sama. Waktu bisa saja membawamu kembali menuju masa lalu ataupun masa depan, semua tergantung dengan usahamu dan takdir dari Sang Pencipta KALA. Spin-off 'KALA : The Eternal Love [Majapahit]' Karakter utama adalah f...