9 : Bayangan

522 81 9
                                    

Jangan lupa vote dan comment 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa vote dan comment 💜

ººººººº

Sosok yang dikiranya adalah Maya itu mendorong tubuh Tarachandra dengan begitu kuat sehinggan membuat pelukan mereka terlepas.

"Beraninya kau memelukku!" teriak wanita itu dengan keras. Penasaran dengan kegaduhan yang berasal dari dalam gubuk itu membuat Gajendra dan Karwita melangkahkan kakinya masuk ke dalam gubuk itu.

Kedua menatap Tarachandra dan wanita asing itu dengan tatapan kebingungan dan penuh tanda tanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi di antara keduanya. Gajendra yang melihat sosok itu yang mulai tersulut emosi mencoba untuk menjelaskan maksud mereka dan asal mereka kepada wanita itu.

Wanita itu menghela nafasnya, lalu mencoba untuk menenangkan emosinya sembari menatap Tarachandra dengan tatapan aneh.

"Aku Nareswari, aku putri dari Patih Kerajaan Purwanagara Patih Dewanagri," jelas sosok bernama Nareswari itu.

"Bukankah ini Salakanagara?" tanya Gajendra yang mencoba untuk memastikan.

"Iya, Purwanagara memang salah satu kerajaan yang menjadi bagian dari Salakanagara," jawab Nareswari.

"Sebenarnya dimana letak Lamajang itu?" tanya Nareswari penasaran. Ketiganya terdiam karena bingung mereka harus menjelaskan darimana.

"Itu adalah sebuah kerajaan timur sangat jauh dari sini," jawab Gajendra sekenanya, Nareswari mengangguk paham lalu tatapannya beralih kepada Tarachandra yang terlihat masih terus menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Kau kenapa melakukan itu?" tanya Nareswari pada Tarachandra. Gajendra menyenggol bahu ayahnya agar tersadar dari lamunannya.

"E-eh maaf, aku mengira kau adalah orang yang sama," ujar Tarachandra gelagapan. Nareswari mengerutkan dahinya, bingung dengan ucapan Tarachandra namun ia memilih untuk bertanya mengenai tujuan mereka datang kemari. Gajendra menjelaskan semuanya mengenai tujuan mereka datang ke Salakanagara untuk mencari Tirta Amerta.

Kebetulan Nareswari pernah mendengar sesuatu tentang mata air Batara Kala itu, ia pernah mendengar dari seorang brahmana yang bernama Resi Sutarma. Gajendra nampak begitu gembira ketika melihat seseorang yang tahu mengenai petunjuk mengenai Tirta Amerta, mereka bertiga memutuskan untuk menginap di gubuk kecil milik Nareswari.

Karwita dan Gajendra tidur di dipan yang berada di tengah ruangan, sedangkan Nareswari memilih untuk tidur di ruangan sebelah yang jauh lebih kecil di atas dipan yang berukuran lebih kecil.

KALA II : Another World [Salakanagara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang