07. A.S_

1K 126 4
                                    

Sudah hampir dua jam ryujin menemani Kakaknya, rose masih saja sesenggukan disampingnya dan tugas Ryujin disini hanya menemani dan sesekali memberinya semangat, Ryujin masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya tadi. Ternyata diam-diam kakaknya itu memiliki kekasih, Bahkan sudah hampir berjalan tiga tahun, dan ini kedua kalinya Ryujin melihat rose begitu marah pada orang lain, biasanya semarah apapun rose, dia akan lebih lembut dari biasanya, namun kali ini berbeda, marahnya kali ini sama seperti dahulu saat ayah nya meninggal.

"Kamu udah makan?" Tanya rose yang memecah keheningan setelah beberapa jam lalu.

Ryujin masih tidak habis pikir dengan kakaknya itu, bisa-bisanya gadis itu memikirkan orang lain disaat dirinya sendiri butuh perhatian. "Belum"

"Ayo makan"

"Kaka laper?" Tanya ryujin akhirnya, rose menggeleng.

"Kamu belum makan"

"Aku belum laper" menolak secara halus.

"Begitu ya, maaf kamu jadi repot nemenin Kaka"

Reina berdecak tidak suka "Lo itu kenapa sih kak? Perduliin diri Lo bukan orang lain"

Rose menyungging senyuman tipis "Kaka baik-baik saja"

Ryujin menatap kakaknya sebentar, lalu membuang muka ke tempat lain, air mata nya tiba-tiba jatuh tanpa di undang entah kenapa ryujin merasa sedih saat melihat kakaknya yang memiliki mental sekuat baja. Jika ryujin diposisi rose, ia tidak yakin bisa bertahan dan tersenyum seperti yang rose lakukan tadi.

"Pulang yu udah mau maghrib" Ajak rose, namun Ryujin malah menutup kedua matanya menangis . "Eh kenapa malah ikutan nangis?"

"Hiks!-"

Rose langsung memeluk Ryujin "Kamu kangen ibu yah" Mengusap pelan punggung ryujin

Ryujin menggeleng "Aku kangen papa,kalau papa masih ada kita ga bakalan sesusah ini kak hiks-, selama ini gue kesepian, semenjak papa meninggal, ibu jadi berubah, gue bahkan lupa kapan terakhir ibu sayang sama gue- hiks"

"Ibu sayang kita Ryu, ibu kita cuma perlu waktu, beliau masih belum terima kepergian papa-"

"Tapi apa harus dengan cara pergi? Seharusnya dia ada ada disini, jadi tameng kesedihan kita! Tapi apa yang dia lakuin kak! Dia malah kabur, lepas tanggung jawab! Kita dibuang kak!"

"Engga, jangan bilang begitu" rose menepuk-nepuk punggung sang adik dan memeluknya erat, bibirnya kembali bergetar menahan tangisan. Jika boleh jujur rose sudah cukup lelah dengan keadaan.

Winwin menoleh ke arah june yang masih betah menyaksikan kedua adik Kaka yang tengah saling berbagi kesedihan.

"Gue ga yakin nyamperin mereka" Ujar winwin,

____


"Gimana udah lega?"

Chanyeol menatap sengit Baekhyun didepannya, ia malas kalau sudah berurusan dengan manusia rempong didepannya ini.

"Lo ngapain sih, gue pingin sendiri" ujar Chanyeol

Baekhyun terlihat tidak perduli, jarinya mengetuk-ngetuk meja, hal itu sukses membuat Chanyeol menggeram marah.

"Pergi Lo setan!"

"Gue kesini cuma mau ngasih saran bego!" Ujar Baekhyun yang mulai serius, pria itu melipat kedua tangannya seolah sedang menghakimi tersangka pembunuhan.

"Gue tanya sekali lagi, Lo beneran suka sama Wendy?"

"Gatau"

"Terus kenapa Lo duain rose?"

(✓) ᴀʟʟ ꜱᴛᴀʀ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang