Lisa menjewer telinga Ryujin membuat gadis remaja itu meringgis kesakitan. "Kalau bukan Ade si Roselly! Udah gue hajar Lo!"
Reyna mengusap-ngusap telinganya yang berdenyut sakit "Bukanya berterimakasih, malah jewer gue"
"Terimakasih- terimakasih! Bapa Lo!"
"Lah gue cuma bantu Lo kok, buat dapetin si doi ,abisnya Lo ga liat ekspresi gebetan Lo tadi sih, seru banget tahu"
"Bantu apaan, Lo ngasih tips buat Kaka Lo aja gagal,bukannya si doi peka tapi makin ngejauh tolol!"
"Ya itu mah emang salah kakak gue sendiri lah, makanya bang Chanyeol ninggalin, abis nya aneh, pacaran ga pernah diajak jalan, ya gimana doi merespon, orang kakak gue nya pacaran diem-diem aneh banget"
Lisa menoyor kepala Ryujin "Ya karena usul dari Lo, rose jadi parah hati gara-gara si chaeyeon gblk itu , gue juga hampir ketahuan anjir!"
"Bagus don-akhhh, iya-iyaa ampun!" Ujar Ryujin lalu mengusap-ngusap kembali telinganya.
"Awas ya kalau Lo kaya gitu lagi!"
"Ga janji"
Ryujin menghindar saat Lisa hendak menjewernya lagi, gadis itu meleletkan lidahnya dan berlari menjauh dari Lisa. "RYUJIN!!"
_____
"Kami sudah membawanya tuan"
"Bersama putri anda"
"Baik tuan"
"Lo gila! Lepasin!"
"Maaf nona, sebaiknya anda diam, sebelum ayah anda kemari"
"Persetan! Bangsat!!"
Chaeyeon berteriak kencang, gadis itu mencoba melawan, memukul, menjambak,tau mencakar suruhan ayahnya, namun karena perbedaan badan, jelas chaeyeon dipihak yang kalah.
Apalagi saat salah satu bodyguard yang berbadan kekar dengan mudahnya mengunci gerakannya, pria berjas hitam itu, mengambil tali lalu mengikat kedua tangan dan kaki chaeyeon, Gadis itu mencoba melawan, namun lagi-lagi kalah karena kini badannya sudah diikat, terlebih mulutnya pun dibekap oleh lakban.
Mau sekuat apapun gadis itu berteriak, namun kini hanya gumaman yang terdengar, chaeyeon menoleh ke arah rose yang masih tidak sadarkan diri disisinya, keadaannya tidak jauh berbeda dengan chaeyeon,hanya saja mulut rose tidak dibekap oleh lakban.
Kaki gadis itu terjulur berusaha meraih kursi rose lalu menendangnya,rose langsung mengerejapkan kedua matanya dengan susah payah akhirnya kedua mata coklat itu terbuka lebar.
Rose berusaha menggerakkan tubuhnya, gadis itu melotot saat seluruh tubuhnya sudah diikat.
"Mmmmm"
Rose menoleh mendapati chaeyeon disisinya,namun yang membedakannya adalah, wajah , wajah Tamara hampir tidak bisa dikenali.
"Chaeyeon"
"Mmmm!!"
Rose mencoba mendekat, gadis itu selangkah demi selangkah mendekat ke arah chaeyeon, rose mengangkat kursinya sejengkal-demi sejengkal, hingga saat sampai didekat chaeyeon, rose menjulurkan tangannya, mencoba membuka lakban dimulut gadis itu, dan akhirnya lakband di mulut gadis itu terlepas.
Chaeyeon meraih oksigen dengan kasar, lalu menoleh ke arah rose.
"Rose! Rose! Lo harus pergi dari sini sekarang, Lo ambil pisau cutter di celana di baju gue! Cepet! " ujarnya,
Namun rose terlihat ragu, matanya berkaca-kaca, rose berpikir mungkin rose seperti ini gara-gara Tamara, maka dari itu rose hanya memandang Tamara dengan pandangan takut .