Fifteen

11.5K 1.2K 40
                                    

•••

Semenjak kejadian semalam, esoknya haechan mengurung diri didalam kamar. Menolak setiap makanan yg dibawa oleh pelayan. Membuat mereka menjadi cemas karena tidak biasanya mendapati sang majikan seperti ini sebelumnya.

Tak pendek akal, para pelayan yg dilanda kekhawatiran terpaksa menghubungi Adik dari haechan. Jaehyun beserta doyoung sedang tidak berada di rumah, otomatis semua tanggung jawab sementara diberikan pada tuan muda jaemin.

Yeoboseyo?

Mendengar suara berat alpha di seberang sana membuat bulu kuduk si pelayan meremang. Melirik ke pelayan lainnya yg membalas mengangguk. Tidak ada cara lain selain memberi tahu keadaan haechan pada sang tuan muda.

“Nee, tuan muda jaemin. Maaf sebelumnya bila mengganggu, ini dari telfon rumah. Saya hanya ingin mengatakan soal tuan muda haechan.”

Haechan? Ada apa dengannya?

Wanita tersebut menggigit bibirnya gugup. Bagaimana cara menjelaskan secara singkat pada alpha ini?!

“Itu...sejak pagi tuan muda haechan mengunci diri di kamar dan menolak makanan yg kami antarkan. Kami khawatir tuan muda akan terkena sakit kalau terus dibiarkan istirahat dengan perut kosong...”

Sang pelayan semakin cemas saat tak mendapat tanggapan dari si majikan, keheningan terjadi begitu saja. Si pelayan mengangkat telfon digenggamannya, hendak mengecheck apakah panggilan masih tersambung atau sudah putus dan ternyata masih terhubung.

Jangan dengarkan haechan. Paksa dia untuk makan, setelah kelasku selesai aku akan segera pulang.”

“Nee, tuan muda. Kalau begitu kami tutup dulu...” Panggilan berakhir setelah mendapat dehaman dari jaemin. Pelayan tadi pun kembali menyiapkan makanan untuk tuan muda mereka.
.
.
.
.

Dilain tempat, perasaan khawatir dirasakan dua bersahabat. Mendapati salah satu sahabat mereka tidak masuk kampus, membuat kecemasan itu kian bertambah.

“Njun, berhentilah bolak balik terus. Duduklah dulu..."

Renjun menggeleng menolak. “Aku khawatir pada haechan, Le. Aku merasakan ada yg aneh pada haechanie akhir akhir ini.”

Perkataan renjun sontak membuat chenle meliriknya. “Kau juga merasakannya?”

Pemuda huang merotasikan bola matanya. “Aku tidak bodoh untuk menyadari perubahan feromon sahabatku sendiri. Jelas jelas aroma feromon haechannie itu berbau vanilla bercampur caramel candy. Aku hafal betul. Lalu baru baru ini feromonnya berubah. Aneh kan, Le?”

Chenle mengangguk setuju. Memang demikian yg dirasakan chenle beberapa waktu lalu, aroma haechan seperti berubah atau mungkin sengaja di samarkan lalu digantikan oleh feromon lain? Dan tentu mereka kenal mengingat kuatnya aroma tersebut melingkupi tubuh sahabat mereka.

Seorang Alpha.

“Baunya kuat sekali kan, njun? Aku hampir tak sanggup berada di sekitar haechan saat itu. Untunglah aromanya samar samar berkurang walau masih mendominasi tubuh haechan.”

“Benar. Aku juga sama sepertimu. Ah, aku ingat. Jeno hyung juga pernah mengatakan padaku bahwa feromon asing yg melekat ke haechan beraroma woody dengan campuran musk! Kuat sekali sampai jeno hyung sempat menggeram tak nyaman...” Terang renjun yg membuat chenle menumpukan dagunya ketelapak tangan. Keduanya mendadak berpikir keras.

PEPROMENO [NAHYUCK VERS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang