Twenty Three

11.3K 1K 27
                                    

Selamat Membaca

•••

Doyoung mengusap pundak sang suami, memijat mijat kecil bahu lebar jaehyun sembari memperhatikan sang alpha yg sedang sibuk dengan berkas berkas kantornya.

“Jika memang kau masih banyak pekerjaan, aku pulang saja alpha. Kita tunda dulu saja family time nya, anak anak pasti mengerti.” Perkataan sang mate mendapat gelengan oleh jaehyun. Tangan kekar milik si dominan menggenggam jemari sang istri.

“Aku ingin memperbaiki hubunganku dengan anak anak, terutama haechan. Karena selama ini aku selalu mengabaikan dirinya dan bersikap tak adil. Kedua anakku berhak mendapatkan haknya. Jadi kurasa hari ini waktu yg tepat sayang.” Ucap sang alpha seraya mengecup punggung tangan matenya, doyoung tidak membalas apapun selain mengulas senyuman hangat untuk sang suami.

Jaehyun kembali berkutat dengan berbagai jenis dokumen dokumen yg jumlahnya begitu menumpuk. Doyoung yg melihatnya cuma bisa geleng geleng kepala. Sudah dipastikan bila ia yg berada di posisi jaehyun sudah pasti mendadak terserang stroke saking banyaknya pekerjaan matenya.

Doyoung memutuskan duduk di sofa yg bersebrangan dengan meja kerja jaehyun. Alpha cantik itu mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu kemudian menutup ponselnya lagi dan meletakkannya di meja. Si pria cantik memperhatikan suaminya dengan sorotan teduh. “Mari lupakan semuanya Alpha. Kita buka lembar baru sebagai keluarga yg penuh kehangatan.”

Jaehyun meregangkan pergelangan tangannya yg terasa kebas, dua jam setengah bergelut dengan pekerjaan benar benar menguras tenaga dan pikirannya. Alpha kemudian mengalihkan pandangannya ke doyoung yg rupanya tertidur.

Menghampiri sang istri, jaehyun mengusap rambut istrinya penuh kasih sayang. Menyematkan kecupan di kening. “Bangun sayang. Ayo pulang.”

Doyoung akhirnya terbangun, tangannya terangkat mengusap kedua matanya sebelum jaehyun menahan.

“Sudah selesai?”

“Mianhae, tidurnya tidak nyenyak ya?” Alpha cantik itu menggeleng cepat. “Tidak apa kok.”

Jaehyun sedikit melirik kearah ponsel sang mate yg terletak di atas meja. Mendapati sesuatu disana membuat senyum alpha mengembang. “Aku sudah mereservasi restoran mewah untuk acara kita malam ini. Kau tidak perlu repot mencarinya lagi.”

Doyoung balas mengangguk. Bersiap siap untuk pulang. Ia tidak sabar memberi kamar membahagiakan ini pada kedua anak anaknya.

Sebelum pergi, doyoung tiba tiba berseru pada sang suami. Jaehyun yg baru saja ingin menghampiri istrinya dibuat mengernyit.

“Terima kasih alpha.”

“For what?”

Doyoung menatap lurus pada kedua netra gelap milik jaehyun. Dirinya tahu apa yg dirasakan sang mate selama ini. Suaminya begitu tertekan akan tuntutan masa lalu yg berhasil mengusiknya. Ia mengerti, bisa dibilang mencoba mengerti posisi jaehyun yg terus terusan diteror janji yg diucapkan pada seseorang.

Mengusap rahang tegas matenya, doyoung mengulas senyum tulus. “Terima kasih karena sudah mau mencoba berdamai dengan masa lalu. Aku tahu berat, tetapi kau berusaha untuk menerimanya. Hatimu benar benar besar Jae.”
.
.
.
.

Dinginnya musim salju membuat sebagian kedai ditutup akibat suhu yg terus menerus turun. Hanya beberapa toko yg masih membuka layanan sebagai salah satu pusat konsumsi dan jual beli pembeli.

Didepan minimarket. Sosok Alpha berhodie hitam dengan tubuh jangkungnya tengah berdiri sembari memasukkan kedua tangannya ke saku. Akibat suhu yg makin dingin ditambah angin yg berhembus cukup kencang membuat sang alpha menggosok gosok pangkal hidungnya.

PEPROMENO [NAHYUCK VERS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang