Thirteen

14.8K 1.5K 89
                                    

•••

“Makan.” Jaemin mendorong sepiring brownies keatas meja.

Sang kakak yg niat awal mau bersantai sembari menyemil makanan dimeja dapur dibuat tersentak. Obsidian jernih melirik bergantian kearah kue cokelat yg ada dipiring dan juga jaemin dengan curiga.

Kening haechan berkerut tanpa mengeluarkan sepatah kata, bertanya lewat sorotan mata pada sosok jangkung didepannya.

“Aku membelikanmu. Tidak suka?”

Ck, tidak usah sok peduli. Kemarin mengacuhkanku dan sekarang mendadak bersikap sok gentle.”

Alis alpha mengernyit, tak membalas lebih lanjut ucapan haechan.

“Aku tak suka orang yg penuh dengan basa basi, katakan apa maumu.”

“Tidak ada. Hanya ingin saja, memangnya tidak boleh?”

Haechan mendelik sebal, “Tidak.” Respon galak yg lebih tua membuat senyum kecil tercetak dibibir sang alpha.

“Aku Alphamu hyung. Wajar memberimu perhatian kan?...Dan ku pikir omegamu suka, apa aku salah?”

“Itu dia, bukan aku!”

Bibir tipis jaemin berkedut menahan gemas saat melihat omega-nya menggerutu kesal. Bibir penuh itu terus dimonyong monyongkan terlihat amat menggemaskan dimatanya. Mendadak jaemin ingin mengecupnya sebentar.

“Apa lihat lihat?!” Si omega beralih menatap Alpha di depan sana, melayangkan tatapan tajamnya seakan ingin mengancam jika mengatakan satu kata lagi.

Melihat itu, jaemin mati matian menahan untuk tidak memeluk beruang manisnya tersebut. Haechan dan rasa kesalnya benar benar menghibur jaemin.

“Kau mau mati ya?! Berhenti menatapku.”

“Terkadang terlalu percaya diri juga tidak bagus.”

“Berisik!” Yg dilakukan namja mungil setelahnya hanya memutar bola mata jengkel, namun jemarinya bergerak menggeser sepiring kue cokelat mendekat kemudian memilih memakannya.

Tampaknya si manis tidak sadar segala tingkahnya diperhatikan sosok dominan yg masih disana. Enggan beranjak, karena pada kenyataannya tak ingin melewatkan setiap aksi imut yg omega itu tunjukkan tanpa disadari sang empu sendiri.

Mama, kenapa dia begitu manis!! — Pekik Alpha merasa gemas.

“Aku memang manis. Tidak seorang pun menyangkal itu.” Ucap haechan kelewat santai, namun tangannya sibuk menyendok kecil kue cokelat di piring.

“...Huh??”

Lain dengan jaemin yg sudah membatu ditempat. Apa katanya tadi? Dia tahu jaemin menyebutnya manis? Tetapi ia kan berbicara di dalam hati, kenapa omega itu bisa tahu?!

Sebelum jaemin bertanya haechan sudah lebih dulu membuka suara. “Aku membaca mindlink mu.”

“Hah?? Kenapa bisa?”

Haechan memutar bola matanya jengah. Merutuki betapa malangnya ia harus berpasangan sehidup semati dengan bocah menyebalkan macam jaemin. Masalah ini saja alpha itu tidak paham, lalu apa yg dia coba yakinkan pada haechan perihal takdir mereka tempo lalu?! Cih!

PEPROMENO [NAHYUCK VERS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang