Twenty

11.8K 1.1K 33
                                    

•••

Jaemin mencengkeram ujung seprei dengan erat. Urat urat disepanjang jemari menyembul jelas, kuku yg ditekan kuat menghasilkan deritan dari ranjang. Menjadi bukti jelas bahwasanya orang tersebut benar benar menyalurkan kefrustasiannya.

Keadaan kamar sudah seperti kapal pecah. Segala perabotan berserakkan di lantai, ulah siapa lagi jika bukan sang empu sendiri. Jaemin sempat mengamuk dan berujung mengacak ngacak ruang pribadinya.

Pemuda itu terus menggeram kecil dengan nafas menggebu gebu. Kedua netranya telah berganti keemasan terang. Jaemin mengatur hembusan udara yg dikeluarkan, bibirnya tak ada habis mengumpati apa saja. Ia benci saat saat seperti ini. Saat dimana dirinya harus tersiksa karena menahan gairah seksualnya sendiri.

Rut. Alpha muda berwajah nyaris sempurna tersebut sedang mengalaminya. Itulah alasan mengapa jaemin tidak masuk kuliah hari ini. Ia tidak akan membiarkan alphanya bertindak diluar batas karena tetap memaksa memasuki area kampus yg sudah pasti ramai. Terlalu beresiko.

Jaemin tak ingin merusak citra keluarga dan diri sendiri ketika mendapat kabar mencabuli orang asing diarea sekitar fakultas. Bisa dikatai alpha gila dia!

Lagian siklus Rut alpha dominan begitu mengerikan. Tidak ada yg bisa memuaskannya ataupun membuat Rut-nya mereda. Ketika rut, alpha akan menjadi makhluk paling buas layaknya binatang saat masa kawin tiba. Menyetubuhi tanpa henti, sampai ia sendiri yg memilih menyudahi.

Dan jaemin tahu semua tentang dirinya yg bisa dikatakan berbeda. Menjadi Alpha dominan tidaklah semudah yg orang orang katakan. Semua butuh proses. Dari mulai pikiran, emosi, semua benar benar di kontrol. Tidak bisa langsung lepas ataupun utarakan. Akan ada pergulatan baik dari diri sendiri maupun sisi alpha sendiri. Walau keduanya hidup dalam tubuh yg sama, bukan berarti mereka selalu sejalan.

Tetapi sungguh, jauh yg dirasakan jaemin lebih banyak sisi tidak enaknya. Seperti sekarang, ia harus berusaha mengikat kedua pergelangan tangannya ketika jiwa alpha dalam diri jaemin mulai mengamuk ingin keluar mencari pelampiasan. Dan tentu pikiran logis si pemuda tak ingin hal itu terjadi.

“Ggrrhh....”

Bagian selatan jaemin sudah berdiri tegak dengan gagahnya. Gairah seperti membakar pusat tubuhnya. Jaemin mendesis.

Kamar sewarna malam tersebut telah dipenuhi feromon alpha. Benar benar pekat, bahkan jika ada yg masuk bisa dipastikan terpancing sungguhan karena bau menyengat yg dikeluarkan alpha. Menggoda, mampu memikat 10 kali lipat dari obat perangsang manapun.

Membuai, aroma rut alpha dominan menjadi satu satunya feromon paling berbahaya untuk omega dan para submisif lainnya.

Jaemi  masih berusaha menyimpul tali yg tadi disediakan doyoung untuknya. Saat akan mengikat mati, tiba tiba gerakan tangan alpha berhenti, jantungnya berdegub keras.

Tanpa sadar alphanya bergumam menyebut satu nama.

“Haechan...”

.
.
.
.

Haechan mendadak tidak fokus dalam memahami materi yg disampaikan dosen wanita di depan sana. Matanya bergerak panik.

Ia mencoba menenangkan diri. Haechan berpikir mungkin saja otaknya merasa jenuh butuh istirahat sejenak.

Omega manis bertubuh pendek mengambil ponsel di dalam tas, sesekali melirik ke depan memastikan tidak ada yg melihatnya membuka benda pipih tersebut. Pandangannya tertuju pada jam yg tertera dibagian atas menu.

Pukul setengah dua belas siang. Mengetahui hal itu, sadar atau tidak haechan menghela nafas berat. Tidak tahu kenapa, ia merasa ingin pulang lebih cepat. Entah apa yg ada dirumah, haechan juga tidak mengerti mengapa.

PEPROMENO [NAHYUCK VERS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang