•••
“Hyung..”
“Hm?”
“Hyungg!”
“Hmm?”
“Ishh, Jeno hyungg mendengar injun tidak sih?!”
“Apa, njun?” Renjun menatap tajam sang mate yg kembali memasang wajah super duper membosankannya itu. Tangannya terangkat mencubit perut pemuda Lee dengan kesal.
Alih alih merasa sakit, jeno justru hanya melirik omeganya lalu kembali membaca buku buku sumber untuk tugas kuliahnya. Renjun merengut melihat betapa dinginnya sosok jeno. Ia merasa jeno tidak peduli padanya. Renjun berpikir Alpha itu hanya terpaksa menerima ikatan mereka. Terbukti dengan bagaimana pemuda lee itu selalu bersikap padanya.
Mendapati sang omega tak lagi bersuara, jeno menoleh untuk sekedar mengecheck alasan redupnya celotehan matenya. Sudah terbiasa dengan segala kecerewetan renjun dihidupnya, maka jeni akan merasa lain bila si manis berubah pendiam tak banyak bicara.
Alpha langsung mengatup buku tebal yg semula menjadi perhatiannya saat mendapati renjun terisak dibalik punggung bergetarnya. Jeno menghembuskan nafasnya pelan, tangannya menarik pundak sang mate membawanya untuk menghadap kearahnya. “Maaf.”
Renjun menggeleng cepat. “Tidak hiks..hyung tidak salahh..injunnie yg salah karena sudah berani menginginkan hyung jadi alpha-nya injun...hiks seharusnya saat itu hyung tidak mencariku, biarkan saja renjun..hiks tidak punya Alpha--"
Jeno membungkam bibir omega manisnya dengan ciuman dalam kala renjun bersikeras melanjutkan ucapannya. Perlakuan alpha bermarga Lee membuat tangis si omega makin kencang, sementara jeno diam diam mengulum senyum.
“Kenapa berbicara seperti itu, hm? Injun harus tahu, sejak awal hyung sudah ditakdirkan untukmu. Tujuan hyung dilahirkan ya untuk bertemu dengan omega hyung yg bernama Lee renjun. Omega paling cantik dengan senyum manis yg berhasil mencuri hati hyung dari pertama bertemu saat kita berpapasan di gerbang kampus. Ingat tidak?” Renjun mengangguk, ingatannya melayang pada saat pertemuan pertama dengan sang senior yg sekaligus membawanya pada takdir dewi.
Alpha dengan mata sipit merubah posisi menjadi bersandar pada kepala ranjang, membawa tubuh sang omega untuk ikut menyandarkan punggungnya di dada keras alpha. Mengusap rambut lembut renjun, jeno memberi kecupan di kening yg lebih muda. “Saat itu kau terlihat amat cantik dimata hyung. Sampai sampai Rut hyung bangkit hanya karena teringat wajah manis, injunnie..”
Renjun melototkan kedua pasang netra rubahnya memandang jeno tak percaya. “Benarkah?”
“Iya. Alpha akan mudah terpancing jika itu berhubungan dengan omeganya. Injun juga begitu kan?”
Pipinya tiba tiba saja merona, memang benar yg dikatakan jeno karena renjun sendiri juga mengalami hal yg sama. Ia mendadak heat malam itu juga seraya membayangkan sang alpha menyetubuhinya dengan panas karena sumpah demi apapun heat seorang omega ketika telah bertemu pasangan akan jauh lebih sakit dari sebelumnya. Dan tidak dipungkiri, omega renjun saat itu meraung senang ketika jeno datang menemuinya. Menjadikan renjun sebagai omeganya. Mengklaim kepemilikkan mutlak alpha Lee seorang.
“Hyung datangnya lama! Rasanya sakit sekali tahu.” Omega seharum gulali manis itu mencibikkan bibirnya merajuk. Jeno yg gemas langsung tergerak mengecup bibir menggemaskan omeganya.
“Tapi kan hyung datang tepat waktu. Bayangkan saja bila hyung terlambat beberapa menit keapartmu, pasti omegaku ini sudah dilarikan alpha lain. Secara mana ada yg bisa tahan dengan bau heatmu renjun..hyung saja pusing menghadapi tekanan feromonmu.” Terang jeno membuat renjun mengulas senyumnya. Ia mengelus rahang tajam sang dominan dengan pandangan haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEPROMENO [NAHYUCK VERS]
FantasiREMAKE DARI BOOK GUE SEBELUMNYA!! Haechan harus dihadapkan pada situasi sulit ketika mengetahui sang mate ialah Adiknya sendiri. Memiliki hubungan yg buruk membuat salah satunya semakin tak ingin saling terikat. Benang takdir seolah memperumit segal...