.
.
.
Watanabe Juno namanya.
Si manis yang terdiam begitu sampai di rumah bergaya semi cottage,dengan pagar bata di depan taman yang membatasi dengan jalan umum.Rumah ini...masih sama seperti dalam ingatan samar-samar Juno,terlihat nyaman dan hangat dari luar—sesuatu yang sudah lama sekali ternyata tak ia lihat.
Juno...rindu rumah ini.Tempat dimana ia lahir dan menghabiskan masa-masanya dari belajar berjalan dituntun Papa,hingga ia bisa berlari kabur dari kejaran sang Mama.Tempat dimana bahagia pernah ada,dan sedih juga menyertai semuanya.
Sementara itu Junkyu,baru memarkirkan mobil putihnya di garasi samping—ia melihat Juno terdiam di depan pintu rumah,memandangi keseluruhan bangunan itu dari luar.
"Juno,kenapa sayang?kok diam?"
Tanyanya lembut,sembari mengelus rambut lebat sang putra.Juno tersadar dari lamunannya,menatap sang mama yang tersirat sedikit khawatir di netra cantiknya.Ia menggeleng dengan senyuman.
"Aniya,Mama.Ayo masuk!"
Begitu masuk,aroma manis dan lembut menyapa penciuman Juno.Ia berdecak kagum,merasa semua masih sama seperti terakhir kali ia mengingat soal rumahnya.Dari ruang tamu yang ditata apik,dengan karpet turki sebagai alas.Ia berjalan perlahan seolah terhipnotis dengan kenangan,menuju ruang tengah.
Dan oh—ini ruangan favoritnya!
Ruang tengah yang hangat,diisi sofa-sofa putih tulang dengan karpet bulu senada di depan perapian.selanjutnya ada sebuah dinding kaca yang berbatasan langsung dengan taman dan teras samping,Juno mengelus halusnya kain tenun bermozaik yang melapisi sofa,berputar seolah mencerap seluruh ruangan itu dengan matanya yang membola.
Sesuatu tertangkap matanya,lukisan lukisan yang menggantung di dinding.Dan Juno tak bodoh untuk menyadari lukisan tangan siapa itu disana—milik sang Papa.Tapi ia hanya diam,menyimpan pikirannya sendiri karena takut sang Mama akan risih bila ia bertanya.
Sepengertian itu Juno—ya,itu dia.
"Mau lihat kamar Juno?"tawar Junkyu,Juno menatapnya dengan mata berbinar antusias.
"Masih ada,Mama?"
"Tentu saja,ada dong..."
Juno mengikuti kemana Junkyu melangkah,melewati ruang tengah sampai pada sebuah lorong kecil.Lalu Junkyu membuka salah satu pintu bercat biru dengan gantungan nama 'Juno' di depannya.Kamar itu masih bagus,walaupun entah sudah berapa tahun ditinggalkan oleh pemiliknya.
Junkyu bersandar di daun pintu,membiarkan Juno masuk dan menelusuri kamar masa kecilnya.Pemiliknya sudah kembali,dan entah karena alasan apa,Junkyu merasa sedikit emosional disini.Tiap hari Junkyu selalu membersihkan kamar sang bungsu,walaupun terkadang berakhir duduk termenung lama disitu.
Kamar Juno dihiasi wallpaper biru polos dan putih,senada dengan ranjang,dan furniture lainnya.Beberapa buffet dihiasi foto-foto masa kecil Juno,dan beberapa boneka-boneka yang masih apik.
"Nanti malam aku tidur disini?"tanya Juno sambil menatap sang Mama,Junkyu mengangguk.
"Terserah Juno,sayang.Kalau mau tidur disini tak apa,kalau mau tidur sama Mama juga tidak apa-apa,"balasnya,Juno sontak langsung menghambur ke pelukan Junkyu.Menenggelamkan wajahnya di perut sang Mama,lalu mendongak mencari-cari wajah cantik Junkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika◐Harukyu[END]
FanficSenandika;se.nan.di.ka(n) Adalah seorang watanabe yang bertemu semu apel merah ditengah hamparan salju, Kim Junkyu, lalu jatuh hati pada hangatnya peraduan diantara dua mata sang Kim.Rumahnya,muse-nya, cintanya, segalanya. Dan adalah seorang Kim, y...