.
.
.
"Seni tidak terbatas untuk apa, dan siapa, tuan".
.
.Dulu, Watanabe Haruto tak pernah secinta itu dulu.
Haruto selalu ingin punya kisah cinta sendiri, katanya. Tapi yang ada ia malah jatuh cinta pada dunianya, musik. Ia tahu dirinya jenius, walau hanya sebentar mengenyam bangku sekolah musik namun indera-indera tubuhnya seperti tercipta untuk seni. Dan Haruto cukup percaya diri dengan intuisi nya yang satu itu.
Dan seoul city ballet tempatnya.
Ballet selalu punya tempat di mata Haruto.Di tempat itu ia bisa jadi apa saja. Produser lagu, penari, koreografer hingga titik paling tinggi impiannya,Produser Direktur.
Dan di seoul city ballet, ia jatuh cinta.
Haruto saat itu sedang kejar semua pencapaian hidupnya, namun pada suatu sore di musim gugur yang tidak disengaja, Haruto lihat bagaimana seni hidup dalam satu bentuk manusia.
Indera-indera tubuhnya yang katanya tercipta untuk seni itu menajam, kepala jeniusnya segera definisikan bentuk di hadapannya sebagai seni.
Sore itu, Haruto iseng berjalan melewati sebuah ruangan kosong, dan matanya tangkap siluet seseorang di dalam sana.
Dalam sudut pandangnya hanya ada sosok itu yang berjinjit, siap lakukan gerakan piroutte, disusul dengan gerakan pliee dengan sudut sempurna. Cahaya musim gugur dramatis sebagai lampu sorotnya. Maka Watanabe Haruto tak bisa tahan bibirnya.
"Baru? Anak baru disini? "
Tiba-tiba datang suara baritone itu, siapa yang tak terkejut. Sosok manis itu menoleh kebelakang, dapati seseorang lain berdiri di ambang pintu ruang latihan.
"Ah... Bukan, aku menunggu seorang teman disini. "
Watanabe Haruto tarik langkahnya mendekat, mata monolid hitam itu lihat tumpukan jas putih diatas tas, tak jauh dari sosok manis itu berdiri.
—yang kalau saja ia tahu kalau sosok itu memperhatikan nya juga.
"Aku tak tahu kalau seorang dokter bisa praktikan dasar swanlake? "
Ah ya ampun, siapa tahu kalau celetukannya itu terdengar menarik saat itu di telinga si manis? Sosok manis dihadapannya hanya tersenyum.
"Seni tidak terbatas untuk siapa, dan apa, tuan."
Watanabe Haruto tersenyum pula, dan ia jatuh cinta.
Sejak sore di musim gugur itu, Haruto makin selami dunianya. Berlembar-lembar partitur di tulis, rancangan panggung dan jalan cerita baru diciptakannya. Haruto seolah temukan napasnya, kata orang-orang.
Padahal yang lebih sederhana adalah, ia jatuh cinta.
Lucu bagaimana ia menempatkan sosok manis itu dalam musiknya, sedangkan yang bersangkutan tidak tahu sama sekali. Haruto jumpai lagi sosok manis itu di pekan ketiga musim dingin, satu diantara seribu penonton pertunjukan Nutracker seoul city ballet—entah mengapa matanya menjadi setajam itu—dan kali itu ia ingin sosok cantik disana tahu bahwa musik yang ia dengarkan adalah tentang dirinya. Maka hari itu Haruto bawa langkah dan keberaniannya pada sosok cantik itu.
"Masih ada orang yang sendirian menonton nutracker? "
Ah, selalu Watanabe Haruto dulu yang memulai. Si cantik itu menoleh sebentar lalu sibuk kenakan mantel merahnya, sembari timpali teguran sok akrab Haruto.
"Teman-teman dokterku lebih memilih tidur saat cuti natal, tuan. "kalimatnya sedikit terdengar sarkastik,namun Haruto tertawa kecil. Memilih lanjutkan obrolan.
"Lalu kenapa dokter yang satu ini tidak gabung hibernasi? "apa-apaan pria watanabe ini? Sudah hilang urat malunya?
Sosok cantik itu berdiri berhadapan dengannya, dari apromaksi sedekat ini Haruto bisa kagumi riasan lembutnya—
"Lalu kenapa tuan produser ini tidak bergabung dengan kawan-kawannya dan malah basa-basi menyapaku? "
—dan lengkung senyumnya. Aula teater pusat kesenian seoul yang mulai kosong tahu bagaimana dua mata monolid Haruto selami pusaran pesona di hadapannya. Sosok cantik ini menarik, Haruto ingin tulis sebanyak mungkin tentangnya.
Tidak lupa ia tersenyum, tampan sekali.
"tentu saja,ada sesuatu yang lebih penting....?""Kim Junkyu, kau tahu aku, Tuan—"lirik booklet di tangannya sekilas,baca nama disana.
"—tuan produser direktur Watanabe Haruto, "
Maka satu kalimat itu sihir dirinya, Watanabe Haruto adalah jenius yang bisa rangkai kalimat puitis dalam nada, ia adalah tuan komposer yang ajaib—hembuskan napas berbeda di tiap pagelaran balet. Sungguh ia adalah pria watanabe yang temukan muse-nya hari itu.
Apollo yang temukan psyche, dan semampai sosok cantik di bayangan matanya itu adalah dewi psyche—yang cantiknya buat apollo bernyanyi.
Haruto tersenyum, tak luntur namun malah bertambah lebar.
"ingin tahu sesuatu yang lebih penting, Kim Junkyu-ssi? "
Kim Junkyu angkat satu alis, terkekeh kecil. Pria dihadapannya ini benar-benar sesuatu, menarik...
"Boleh? "
"Vante palais disebrang jalan punya hidangan manis terbaik di seoul, kata kawanku. Mau melihatnya bersama? "
Kalian sudah tahu jawabannya,
Tersenyum kecil, "Boleh saja,Haruto-ssi"
.
.
.Jjajang!
Haruto adalah definisi sat-set-sat-set dapet :D
Mau double up? Komennya dong yang banyak??
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika◐Harukyu[END]
FanficSenandika;se.nan.di.ka(n) Adalah seorang watanabe yang bertemu semu apel merah ditengah hamparan salju, Kim Junkyu, lalu jatuh hati pada hangatnya peraduan diantara dua mata sang Kim.Rumahnya,muse-nya, cintanya, segalanya. Dan adalah seorang Kim, y...