.
.
.
Watanabe Haruto,memejamkan matanya dan menahan napas kesal.Berusaha cari jalan lain untuk tak dengarkan rengekan si bontot,ah—namun tak ada yang namanya jalan lain itu.
"Papaa...ayolahhh,aku kan masih kangen Mama."
Haruto buka mulutnya,baru saja berucap,"Juno,Mama—"
"Ya,Papa,ya?Sano kan juga ingin sama Papa!" entah bagaimana,sepertinya dua jagoan kecil ini sudah bersekongkol untuk merayu Haruto dan Junkyu.Hari ini adalah hari terakhir Juno di rumah sakit,keadaannya berangsur membaik begitu cepat hingga membuat dokter spesialis bedah anak-nya heran dengan perkembangannya yang pesat.
Dan,yah—inilah konsekuensi-nya.Haruto tak mengira si bungsu Juno akan begitu lengket dengan Junkyu hingga merengek tak ingin dipisahkan begini.Dalam hati terselip sedikit sedih mengingat keadaan mereka yang telah bercerai ini,tentu saja berimbas besar ternyata terhadap anak-anak mereka.
"Hah,ya ampun..."Haruto pijat pangkal hidungnya pusing sedangkan dua jagoan neon itu terkikik senang.Rencana mereka berhasil.Berhasil membuat sang Papa pusing maksudnya.Akhirnya disini Junkyu yang turun tangan,
"Kak Sano,Juno.Dengarkan Mama—"
"Ahh,Mama..." Juno menyela ucapan sang Mama,membuat Mamanya hampir menegur sikap Juno tapi sekali lagi tiba-tiba Junkyu ingat.Selama ini Juno besar bersama Haruto,mungkin Haruto tak mengajarkan untuk tidak menyela ucapan orang yang lebih tua.Sedikit membuat hatinya tercubit mengingat fakta itu.
Junkyu mengerinyit,"Juno,dengarkan Mama dulu sayang..."
"Besok Juno sudah boleh keluar rumah sakit,tapi harus tetap diawasi oleh Papa.Bukannya Mama tidak mau bersama Juno,Mama juga kangen Juno...Tapi sudah seharusnya begini,sayang.Mama bersama kak Sano,Papa bersama Juno.Lagipula Juno kan masih bisa bertemu Mama kapan saja..."
Jelas Junkyu dengan tatapan meneduh,dalam diam buat seseorang yang hanya memperhatikan menjadi berdebar tak karuan—tebak siapa.
Juno mencebik,bibirnya turun melengkung sudah siap untuk menangis kapan saja.Tetapi tiba-tiba Sang Sulung mencoba membujuk Mama-nya,
"Tidak boleh ya,Ma?Benar-benar tidak bisa?"Junkyu menggeleng,mencoba agar dua jagoan kecilnya mengerti.Orangtua mereka sudah berpisah.
"Seminggu saja,Ma.Biar Juno menginap di rumah sama Mama,kan selama seminggu Juno masih harus diawasi aktivitasnya.Bakal lebih baik kalau ada apa-apa, ada Mama yang mengerti,Papa kan juga sangat sibuk,aku tanya Papa katanya Papa bakal lembur,ya Pa?"
Dua pasang Mata menatap Haruto yang berdiri tak jauh dari mereka,tuntut jawaban.Haruto mengangguk kaku.
"Biar aku sama Papa,kalau Papa lembur kan Sano masih bisa bikin makan sendiri,kalau Juno kan masih harus banyak istirahat"tutur putra sulungnya polos,tapi sungguh-sungguh membujuk Mama-nya.
Junkyu tertegun beberapa saat,benar juga adanya.Ia menghela napas pasrah,menatap Haruto seakan meminta pria itu memberi jawaban.Haruto diam,kemudian mengangguk.
"Ya sudah,untuk sementara Juno boleh menginap di rumah Mama.Biar kak Sano yang ganti menemani Papa—"
"YEAYYYYY HIIHIHIHHI ASIIIKKK"
Sano tak sabar.
Kakinya bergerak-gerak senang tanpa sadar mengikuti alunan musik dari BTS yang mengalun dari tape mobil Mama,Tangannya memeluk erat tas besar berisi pakaian dan buku-buku pelajarannya selama seminggu kedepan—selama ia menginap di rumah sang Papa.
Semua itu tak lepas dari perhatian Junkyu yang focus menyetir disebelahnya,diam-diam tersenyum melihat Sano terlihat tak sabar.
"Sano tak sabar sekali,eumm?"goda Junkyu,Sano mengangguk cepat.
"Eum!Aku sudah kangen sekali ke rumah paman Suk!"Junkyu tertawa,memutar setir ke arah kiri di pertigaan besar.Mata cantiknya menelisik maps yang berjalan di ponselnya,menandakan beberapa meter lagi sampai di rumah mantan suaminya itu.
Junkyu,aduh—bagaimana mengatakannya?sedikit gugup,omong-omong.
Tak perlu takut untuk salah alamat atau apa,karena di depan sebuah rumah bergaya minimalis modern,sudah ada Juno dengan ransel besarnya—duduk di anakan tangga teras rumahnya.Si bontot itu bertambah lebar senyumnya melihat sebuah mobil putih berhenti tepat di depan pagar rumahnya.
"KAK SANO!"
Juno berseru senang,"PAPA!PAA ADA MAMA SAMA KAKAK PA!!PAPA!"Juno berteriak heboh sambil melompat berdiri,Sano turun dari mobil—menghampiri adiknya itu.Junkyu masih bertahan di dalam mobil,mengambil napas sambil melirik ke spion tengah untuk melihat wajahnya pagi itu.Sebelum ikut turun dari mobil.
"HAIIII MAMA!"Juno menyapanya dengan tak kalah heboh,senyumnya terlampau cerah untuk anak sd yang baru keluar dari rumah sakit kemarin.Junkyu terkekeh kecil,
"aduh anak ini mulai lagi—jangan teriak-teriak Juno!"
Tak lama kemudian pemilik suara berat itu keluar dari balik pintu,Haruto dengan rambutnya yang mencuat kesana kemari,sedang menggaruk-garuk perutnya dibalik kaus putih,dengan perpaduan celana pendek.Matanya menyipit untuk melihat siapa yang datang sepagi ini,tapi langsung melebar begitu mengenali figure seorang Junkyu berdiri di depan pintu pagarnya.Junkyu sangat cantik pagi itu dengan setelan lembut khasnya.Buat Haruto menegak liur sendiri.
Sementara Junkyu harus menahan tawa melihat penampilan dan muka bantal Haruto.Tak jauh beda dari tampang-tampang pengangguran
"Hehehehe Papa jelek!" ejek Juno tak mau kalah,lalu langsung menghambur ke pelukan Mamanya.
"Juno sudah sarapan?"tanya Junkyu sambil menunduk menatap putra bungsunya,deheman Haruto yang menjawab pertanyaannya.
"Ehm,dia belum sarapan."
"Iya!Aku belum sarapan,Mama.Papa baru bangun,sih!"ujar Juno penuh pengaduan.Junkyu hanya tersenyum,lalu ganti menatap Haruto.
"Sano sudah sarapan di rumah tadi,aku membawakanmu beberapa juga.Makanlah,Haruto."Junkyu menyodorkan sebuah paper bag,dibalas sebuah terimakasih dari Haruto.
"Juno,jangan nakal di rumah Mama ya!Awas nakal,Papa sembelih ikan koi-mu"ancam Haruto,Juno Cuma menjulurkan lidahnya jahil.Giliran Junkyu yang menatap Sano yang sedari tadi diam,
"Sano,bantu-bantu Papa di rumah oke?kalau mau kemana-mana pamit Papa jangan lupa,oke sayang?"Sano mengangguk,terima kecupan sayang dari Sang Mama.Junkyu bertatapan dengan Haruto—sembunyikan gugupnya,
"Haruto,aku duluan ya."Haruto tersenyum,mengangguk."Ah,ya.Junkyu,hati-hati."
"DADAH PAPA!"
Juno berseru terakhir kali,sebelum mobil putih itu meninggalkan rumah Haruto—menuju rumah Junkyu.Haruto tersenyum,merangkul Sano sang sulung dalam dekapannya.
"Ayo masuk,jagoan.Selamat datang di rumah Papa,"
.
.
.
Hai??
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika◐Harukyu[END]
Fiksi PenggemarSenandika;se.nan.di.ka(n) Adalah seorang watanabe yang bertemu semu apel merah ditengah hamparan salju, Kim Junkyu, lalu jatuh hati pada hangatnya peraduan diantara dua mata sang Kim.Rumahnya,muse-nya, cintanya, segalanya. Dan adalah seorang Kim, y...