.
.
.
Dulu,beberapa tahun setelah awal kehidupan pertama Watanabe Haruto.
Watanabe Sano ingat ketika Papa peluk buntalan selimut biru.
"Sano-ya,ini adik...sekarang Sano dipanggil kakak,"
Kata Papa,lalu Paman Hyunsuk juga bilang sesuatu tentang adik kecil yang Papa gendong,adiknya.Watanabe Juno namanya kata Papa,sambil tunjukkan adiknya yang lelap tertidur.Sano peluk leher Paman Hyunsuk yang gendong ia,agar Si jagoan kecil yang sudah punya adik ini dapat melihat jelas buntalan selimut yang Papa gendong dengan hati-hati.
Mata nya yang cetakan Haruto itu melebar,"Adik..."Sano panggil pelan,tangan kecilnya tusuk-tusuk pipi gembil yang memerah itu.Haruto tertawa,
"Iya ini adik,adiknya Sano."
Sano tidak begitu paham,yang jelas adalah ia punya teman baru di rumah selain Papa,ya...Papa yang kadang-kadang rusuh sampai buat Mama berteriak kesal.Setelah Sano,Juno datang hangatkan rumah.
Rumah bergaya cottage semi-modern di salah satu sudut kota Seoul itu lengang,selaras dengan lingkungan disekitarnya yang teduh.Watanabe Haruto—tolong ingat lagi kalau ia adalah jenius seni—segera cari lingkungan yang bagus.Sekitar perumahan dipenuhi pohon oak teduh dan rerumputan hijau yang nyaman lalu sebuah rumah yang segala fiturnya ia rancang sendiri dengan baik.
Tentu saja,seperti yang diharapkan—Haruto inginkan yang paling nyaman untuk Junkyunya.
Kembali ke suasana rumah pagi itu,yang damai sampai teriakan si jagoan kecil memecah,
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika◐Harukyu[END]
Fiksi PenggemarSenandika;se.nan.di.ka(n) Adalah seorang watanabe yang bertemu semu apel merah ditengah hamparan salju, Kim Junkyu, lalu jatuh hati pada hangatnya peraduan diantara dua mata sang Kim.Rumahnya,muse-nya, cintanya, segalanya. Dan adalah seorang Kim, y...