.
.
.
Kembali pada beberapa tahun sebelumnya.
Suatu hari,di tengah musim gugur—
—hanya ada Kim Junkyu,yang duduk manis di lantai bersandar pada dinding berlapis cermin ruang latihan Seoul National Ballet.Matanya terpejam lelah,sisa-sisa keringat di hidung dan pelipis tampak jelas di wajah ayunya—ia baru saja mengulang gerakan pas de deux act II Swanlake.Rasanya sudah lama sekali Junkyu tidak menari di bawah musik klasik instrument Ballet Swanlake ini,terakhir kali mungkin hampir tiga tahun lalu.
Ya sejak setelah ia lulus dan disibukkan menjadi dokter muda,,lalu lanjut dengan kesibukannya bertambah sebagai dokter umum di rumah sakit Yulje.Junkyu mana sempat?
—nyatanya tidak hanya Junkyu di ruangan latihan itu,ada sosok lain yang tersenyum di balik grand piano hitam memperhatikannya.Ia berjalan mengambil langkah dekati si manis,berjongkok di hadapannya sembari mengusap lembut alis sempurnanya.
Junkyu buka netra lentiknya perlahan,dapati sosok tampan itu tersenyum lembut padanya.
"Capek,hmm?"
Tanya Haruto,yang jelas-jelas tahu jawabannya.Junkyu mengangguk membuat poninya naik-turun dengan lucu,mengerucutkan bibir merahnya.
"Hu'um,ternyata aku sudah tua ya.Begini saja capek,"keluh Junkyu yang dihadiahi gelak tawa Haruto.Junkyu-nya ini ada-ada saja.
Tangan besar nan hangat Haruto benarkan poni yang lepek karena keringat itu,mengelusnya pelan.
"Tapi kau hebat,Junkyu.Dokter mana yang bisa praktikkan dasar Swanlake kalau bukan Kim Junkyu ini?"
Bukannya tersipu malu,Junkyu rotasi kan matanya jengah.Tangannya cubit bibir Haruto yang sering lontarkan kata-kata manis penuh pemujaan.
"Cih,dasar!"
Lalu keduanya tertawa pelan akan lelucon garing mereka.Haruto bangkit dari posisinya berjongkok,
"Sepertinya kau butuh pendinginan,Kyu."ujar yang lebih tinggi,Junkyu mengerinyitkan dahinya bertanya-tanya.
Pendinginan?Pendinginan macam apa?
Junkyu terlalu lelah bicara hingga hanya diam memperhatikan ruangan latihan yang Haruto matikan lampunya lalu ia ganti dengan mode teater,lalu nyalakan musik—itu semua ia lakukan dengan ponselnya.Junkyu makin bingung ketika alunan petikan gitar yang familiar pertama kali di dengarnya.
Haruto ulurkan tangan kanannya pada Junkyu.
"Ayo,"
Haruto ajaknya berdansa rupanya.Junkyu sambut uluran tangan itu dengan senyuman.Hingga keduanya yang memiliki tinggi tak jauh beda itu berdiri berhadapan.
'wise man say
Only fools rush in...
But I can't help to falling in love,with you'
Suara alunan dari boyce avenue memenuhi aula latihan itu,Haruto tuntun tangan Junkyu untuk mengalung di lehernya.Sementara dua lengan kokonya yang terbalut kemeja hitam itu lingkari pinggang ramping Junkyu.
'Shall I stay?
Would it be a sin
If I can't help falling in live with you'
Mereka berdua bergerak seiring dengan alunan lembut musik.Tanpa perlu dituntun lagi,dua pasang netra itu di udara,saling menyelami netra masing-masing.Haruto tatap lautan netra cokelat hangat itu,pusaran pesona yang buat ia begitu jatuh.Tak hanya hatinya,raganya—segalanya sanggup ia berikan untuk sosok cantik di rengkuhannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika◐Harukyu[END]
FanficSenandika;se.nan.di.ka(n) Adalah seorang watanabe yang bertemu semu apel merah ditengah hamparan salju, Kim Junkyu, lalu jatuh hati pada hangatnya peraduan diantara dua mata sang Kim.Rumahnya,muse-nya, cintanya, segalanya. Dan adalah seorang Kim, y...