.
.
.
Kim Junkyu tahu,sejak awal semuanya tak akan berjalan mulus begitu saja.
Kim Junkyu dulu menganggap ayahnya adalah cinta pertamanya,dan menganggap ibunya adalah malaikat pelindungnya.Namun semua itu hanya tawa belaka,hanya harapan belaka ketika Junkyu mulai sering mendengar ibunya menangis sendiri di tengah malam.Dan ayahnya yang tak pernah tertawa lagi bersama ibunya.
Ayahnya pergi dengan perempuan lain,meninggalkan Junkyu remaja dan sang ibu yang hanya bisa menangis—terus menerus hingga tubuhnya mengurus,Junkyu hampir tak mengenal ibunya lagi.Tapi di tengah rasa terpuruknya itu,Sang ibu perlahan bangkit melihat anak satu-satunya yang hanya itu ia miliki di dunia ini.Oleh karena itu Junkyu amat mencintai ibunya,ibu akan selalu menjadi malaikat pelindungnya dan Junkyu bertekad ia tak akan menyakiti ibunya.
Sejak saat itu Junkyu terlanjur memasang benteng tinggi untuk hatinya,perginya sang ayah menyisakan luka teramat.Ia dikhianati,ia dibohongi,ia melihat sang ayah melukai ibunya tanpa henti.Membuat Junkyu takut kehilangan lagi,ia pasang benteng tinggi agar tidak percaya pada siapapun,karena semakin ia percaya dengan seseorang—akan semakin sakit rasanya diakhir.
Dan semua itu terpatahkan ketika Watanabe Haruto datang.Pria itu datang dengan cinta begitu besar,dengan segala janji-janji dan runtuhkan benteng tingi Junkyu.Watanabe Haruto buat ia begitu percaya,buat ia begitu bergantung padanya dan ia juga yang hancurkan Junkyu sekejap mata.
Kini Junkyu harus apa?ketika sang kuil cinta khianati ia persis sebagaimana Ayahnya dulu mengkhianati sang ibu—apakah Junkyu harus mempertahankan segala yang menyakitkan itu,atau ia harus melangkah pergi dari lingkaran penuh kesakitan itu?
Hanya itu yang terngiang-ngiang di kepala Junkyu,bahkan hingga hari itu,ketika sebuah foto dikirimkan oleh sebuah nomor anonym padanya.
"Junkyu..."
Junkyu tak kuasa tahan berat tubuhnya,ia oleng ke kiri dan sigap ditangkap oleh Park Jihoon sahabatnya.Mata cantiknya siap untuk tumpahkan air mata yang entah sudah berapa kali hari itu.Jihoon bawa Junkyu duduk,dan ketika Jihoon mencoba melihat pada ponsel Junkyu—apa yang membuat sahabatnya itu begitu terkejut hingga tak sanggup ucapkan apapun.
Jihoon telah ludahnya kasar,ikut terkejut setengah mati.
"Junkyu,ya tuhan..."Jihoon memeluk Junkyu erat,bahkan ikut menangis melihat nasib sahabatnya itu.Ingin ia memaki pria Watanabe itu tapi Jihoon sudah hampir tidak peduli lagi,ia hanya akan peduli pada sahabatnya yang butuh dukungan saat ini.
Choi Hyunsuk,sang kekasih Jihoon yang tadi bertugas mengawasi Juno dan Sano bermain datang dengan langkah perlahan.
"Jihoon,"
"Lihat ini Kak,"
Jihoon yang masih memeluk Junkyu serahkan ponsel sang sahabat,Hyunsuk lihat ponsel itu dengan dahi mengerinyit.Lalu sesaat wajahnya terlihat tegang dan penuh emosi,
"Akan kubunuh Watanabe Haruto!"
Hyunsuk mengambil kunci mobilnya di meja dekat Jihoon dan Junkyu,akan tetapi Junkyu malah melompat memegang tangan Hyunsuk—cegah pria itu pergi.
"KAK!KUMOHON JANGAN!" Junkyu berteriak dengan tangis tersedu,
"Untuk apa Kau membela bajingan itu Kim Junkyu?!KAU TAK LIHAT INI??—DIA TIDUR DENGAN JALANG ITU!!"Hyunsuk berteriak tidak kalah emosi,tapi Junkyu tak mengalah,tangisnya bertambah kencang dengan bergetar ia memohon—demi tuhan Junkyu sampai berlutut
Junkyu menangis keras,berteriak."KUMOHON JANGAN KAK!!KUMOHON..."
Oh demi tuhan Jihoon sudah menangis bahkan melihat pemandangan ini,Jihoon bawa Junkyu kembali duduk diatas sofa.Sementara Hyunsuk terdiam di tempatnya,ia menatap Junkyu yang menangis dengan nanar.Tak tega melihat istri sahabatnya itu sampai memohon-mohon padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika◐Harukyu[END]
FanficSenandika;se.nan.di.ka(n) Adalah seorang watanabe yang bertemu semu apel merah ditengah hamparan salju, Kim Junkyu, lalu jatuh hati pada hangatnya peraduan diantara dua mata sang Kim.Rumahnya,muse-nya, cintanya, segalanya. Dan adalah seorang Kim, y...