.
.
.
Watanabe Haruto bagaikan seorang pesakitan diatas kursi itu.Duduk dengan seluruh kesakitannya,ia sudah tidak peduli lagi bagaimana orang memandangnya.Ia juga tidak peduli lagi dengan Jang Wonyoung yang menunggunya diluar,yang ia pedulikan hanya dirinya sendiri atau bagaimana caranya ia bisa cepat pergi dari tempat itu.
Kim Junkyu duduk diseberangnya,Haruto rasakan ingin yang teramat untuk meraih Junkyu dan bersujud meminta maaf,ia akan tidak peduli lagi bagaimana dunia menatapnya—akan tetapi semua itu hanya ada di kepalanya,hanya angan belaka.Inilah pilihannya,ia sudah melukai Junkyu begitu dalam dan jika Junkyu memilih untuk pergi maka ia berikan itu—itulah konsekuensi yang sudah ia buat sendiri,cerita ini ia yang memulai.
Junkyu hari itu tampak cantik dengan blouse putihnya,dan celana krem yang pas di kaki jenjangnya.Hanya saja,si manis Kim itu tampak kehilangan beberapa berat tubuhnya—terlihat dari pipinya yang semakin tirus.Sedang Haruto,ah,ia bahkan tidak peduli dengan pakaian yang ia pakai hari itu.Hakim sedang membacakan rumusan duduk perkara.dan Haruto tenggelam dalam lamunannya sendiri.
Ia teringat suatu hari di musim dingin,ia melihat sosok bermantel merah itu duduk sendirian menonton nutcracker,diantara ratusan orang ia bak malaikat yang berpendar cahayanya,memikat hati Haruto.Selanjutnya entah keberuntungan darimana ia melihat kembali malaikat dalam rupa Kim Junkyu itu di ruangan latihan ballet,dan mulailah perkenalan manis mereka berdua.Haruto ingat bagaimana rasanya jatuh cinta pada sepasang mata hitam kecokelatan hangat itu,pada nyanyiannya di penghujung malam,pada sentuhan lembutnya yang menenangkan...
"Dengan ini,hakim menyatakan bahwa saudara Kim Junkyu dan Watanabe Haruto,resmi bercerai."
Semuanya tiba-tiba berputar,melambat dan Haruto harus mencengkram tangan kursinya sendiri untuk menjaganya agar tidak jatuh.Kim Junkyu...beginikah akhirnya?beginikah akhir dari kisah mereka—tidak ada lagi kah kata 'lainkali' atau 'lain waktu'?—pertanyaan itu berputar di kepala sang Watanabe.Namun rumitnya pertanyaan-pertanyaan di kepalanya terjawab dengan satu kata—'tidak ada'.Watanabe Haruto seolah tertampar kenyataan,ia tidak bisa menarik lagi waktu dan takdir.
Sidang selesai,Haruto menatap Junkyu yang berdiri—maka ia ikut berdiri hingga dua insan yang dulu,pernah saling mencintai itu,berdiri berhadapan.Haruto tatap lamat-lamat Kim Junkyu di depannya dengan tatapan nanar,ia tak mengerti,ia tak tahu apa yang akan ia lakukan setelah ini sungguh.Haruto tahu Junkyu sedang berusaha keras untuk menahan tangisnya,rasa ingin untuk menghampiri dan mengusap kelopak mata itu sebagaimana biasanya begitu besar—dan Haruto harus telan kenyataan ia kini adalah orang asing bagi Kim Junkyu dan begitu pula sebaliknya.
"Haru-yaa,"Junkyu memanggilnya,demi tuhan Haruto seperti bermimpi mendengar suara itu menyebut nama panggilan kesayangan itu.Junkyu menyodorkan tangannya untuk bersalaman,dan Haruto sambut tangan itu,rasakan bagaimana halus teksturnya.
Maka Haruto rasakan matanya mendanau,ia tidak bisa tahan dirinya lagi untuk meminta ini yang terakhir kalinya.
"Bolehkah aku memelukmu,untuk yang terakhir kalinya?"
Junkyu mengangguk,dan Haruto tanpa ditahan lagi melangkah satu langkah dan memeluk Junkyu-nya.Ia memejamkan mata,menikmati momen satu detik yang ia harap akan menjadi selamanya diingatan ini.Haruto bisa rasakan Junkyu menangis di pundaknya,Haruto pula tak bisa tahan airmatanya turun.Ia tak peduli mereka masih ada di ruang persidangan,dan barangkali para saksi—yang mana merupakan teman-teman Haruto dan Junkyu—melihat mereka dengan tatapan iba.
Untuk yang terakhir kalinya Haruto mengatakan itu dengan suara bergetar,"Maafkan aku,Junkyu-yaa..."
Junkyu mengangguk,mengusap punggung lebarnya.Lalu berkata,
"Hiduplah dengan baik bersama Juno,aku titip Juno padamu,Haru-yaa."
Bagaimana Haruto menjalani harinya?bagaimana,Kim Junkyu?tapi bagaimanapun Haruto harus hidup,ia harus hidup untuk Juno anaknya,bahkan ketika separuh dari hidupnya melangkah pergi perlahan.
Junkyu lepas pelukan itu dengan Haruto yang sedikit tidak rela melepasnya,lalu menatap Haruto sambil tersenyum tipis.
"Aku pergi dulu," dan ketika Kim Junkyu melangkah keluar dari ruangan itu,semuanya berakhir.Pernikahan mereka benar-benar berakhir,ada di ujung jalan.
Haruto melangkah keluar dari ruangan itu dengan gontai,tak peduli pada Jang Wonyoung yang menghampirinya.
"Haruto-ssi..."
"Pulanglah,percuma kau ada disini." Ucap Haruto tanpa menatap gadis itu,lalu melangkah pergi.Haruto masuk dalam mobilnya,sandarkan punggungnya sambil menutup mata.
Semua sudah berakhir,semua berakhir dan Haruto akan jalani segalanya sendiri lagi.Ia teringat airmata dan wajah kecewa Junkyu menatapnya,ia ingat senyum cantik itu yang tergantikan oleh tangis yang ia dengar tiap malam tapi ia abaikan saat itu—ia ingat semuanya,dan untuk beberapa saat dada Haruto bak dihimpit,air matanya tumpah lagi dan ia terisak.
"Junkyu,maafkan aku..."
KLEAN UDAH LIAT T5 KAHHHH???AAAAA maaf ak updatenya telat,ak bangun tidur jam lima terus reog liat T5 jadi,yah,begitulah.
STREAM Y'ALL!!!!
kalian sadar ga sihhh junkyu ganteng banget disini guysssT-T
member lain stunning!Tapi Junkyu buat aku woaaahhhhh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika◐Harukyu[END]
FanficSenandika;se.nan.di.ka(n) Adalah seorang watanabe yang bertemu semu apel merah ditengah hamparan salju, Kim Junkyu, lalu jatuh hati pada hangatnya peraduan diantara dua mata sang Kim.Rumahnya,muse-nya, cintanya, segalanya. Dan adalah seorang Kim, y...