36:Pulang

517 58 10
                                    


.

.

.

Kim Junkyu menatap rumah kecil namun asri itu,menghela napas pelan.Akhir-akhir ini kondisinya membaik dengan cepat setelah sakit karena itu ia bisa keluar rumah sakit lebih cepat—kemudian semuanya berjalan seperti biasa.

Hanya saja sesuatu mengganjal hatinya,karena itulah langkah Junkyu membawanya ke tempat ini.Tempat ia lahir dan besar,yang sudah lama sekali rasanya ia tak kunjungi.Tempat ini membawa banyak kehangatan karena disinilah ia dibesarkan oleh tangan ibunya seorang diri,tetapi juga menyakitkan karena tempat ini juga adalah saksi bisu bagaimana sang ayah pergi meninggalkan mereka dan sang ibu yang jatuh-bangun bertahan.

"Junkyu?"

Junkyu tersentak dari lamunannya,ia pasang sebuah senyum manis melihat sang ibu membukakan pintu dengan wajah terkejut.Ah,wanita ini...garis-garis wajahnya terlihat jelas di sudut mata,tapi ia masih menyimpan kecantikan di wajahnya saat masih muda dulu.

"Ibu..."Kim Jisoo,wanita itu memeluk Junkyu erat,lalu lepaskan pelukan itu sambil meneliti wajah anaknya.Tangan hangatnya mengusap pipi junkyu yang sedikit tirus,wajah cantik yang menurun pada Junkyu itu tampilkan raut khawatir.

"Ada apa sayang,hmm?"

Sungguh mendengar itu Junkyu ingin langsung menangis begitu saja,tetapi ia adalah aktor yang hebat—ia mampu menutupi itu semua dengan sebuah senyum manis.

"Aniyaa,aku rindu Ibu.Masa' tidak boleh aku bertemu Ibu?"ucap Junkyu dengan wajah jenaka,ia pandai berkelakar rupanya.Melihat perubahan di wajah putranya Kim Jisoo hanya menghela napas,menyuruh putra kesayangannya itu masuk.

Junkyu mengekor di belakang sang ibu,memperhatikan isi rumah itu yang tak banyak berubah sejak ia kecil hingga menikah dan memiliki anak.Junkyu letakkan belanjaannya diatas meja dapur—ia sengaja belanja lebih dulu untuk mengisi kulkas ibunya di rumah karena terakhir kali ia datang ke rumah sang ibu,isi kulkasnya benar-benar mengerikan.

"Sano mana?tidak ikut?"

Tanya Kim Jisoo,ia sudah rindu cucunya satu itu omong-omong.Junkyu yang sedang membuka kulkas terdiam beberapa sekon,Jisoo hanya menanyakan Sano karena selama ini Jisoo tidak tahu kalau Junkyu dan Haruto dekat kembali...karena itu Junkyu sedikit merasa bersalah terhadap ibunya,karena menyembunyikan hal sepenting itu.

"Sekolah,bu.Aku kesini mumpung ada libur dari rumah sakit,"

Pagi menjelang siang hari itu Junkyu habiskan untuk menata kulkas dan bahan makanan ibunya,lalu membantu sang ibu memasak dan memanggang cookies.Jisoo sangat telaten urusan makanan dan karena itulah Junkyu juga sangat pandai memasak,tidak perlu waktu lama untuk memasak makan siang mereka selesai.

Junkyu menata cookies yang baru dingin dalam sebuah toples kaca,saat Ia tiba-tiba teringat sesuatu yang dilihatnya tadi.

"Ibu,ibu membuat cheese cake?tumben?"

Jisoo sedang mencuci peralatan memasak menoleh sekilas pada putranya,

"Cheese cake mana?"Junkyu menatap kulkas sesaat,lalu lanjut menata cookies cokelat.

"Itu dalam kulkas,tumben?bukannya ibu tidak bisa buat cheese cake?"akan tetapi Jisoo tidak menjawab,meninggalkan Junkyu dalam keheningan dan tentu saja itu membuat dirinya bertanya-tanya,terlebih setelah selesai mencuci piring Sang ibu duduk di depan Junkyu dengan wajah sulit dijelaskan.

"Sepertinya ibu harus bicara denganmu,"

Junkyu mengerinyit halus,Kim Jisoo tak berani menatap wajah putranya dan hanya menatap pada toples-toples diatas meja dapur.

Senandika◐Harukyu[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang