.
.
.
Watanabe Haruto terjaga dari tidurnya.
Berjalan terseok ke dapur untuk cari air minum,ia lihat jam di dinding masih menunjukkan pukul lima pagi—masih terlalu pagi baginya untuk bangun.Pria Watanabe itu duduk di balik bar dapur,mengedarkan pandangannya ke sekeliling—pada rumahnya yang sepi.Putra bungsunya menginap di rumah sang Mama,yang itu sama sekali tidak bisa Haruto cegah—mana tega ia menolak jika Juno sudah memohon seperti itu?
Hari sudah berganti,terhitung kalender yang tunjukkan tanggal lima.Ya,lima April—karena itu mungkin Haruto terjaga lebih pagi.
Rumahnya tidak pernah sesepi,semenyedihkan ini ketika lima april datang.Ya tuhan—haha.Harusnya Haruto segera bersihkan diri,memasak,merapikan rumah dan bersiap untuk berangkat ke kantor.Tapi lihatlah yang dilakukan pria watanabe itu,sosoknya lebih pilih duduk menerawang pada jendela luar—pada tanaman cherry blossom yang mekar begitu cantiknya.
Sekaleng soju dihadapan,tak ada sarapan—yang ada hanya hening panjang dari Pria Watanabe itu.Watanabe Haruto buang napas kasar,sialan,terulang lagi—untuk kesekian kalinya Haruto terawang langit-langit.
Lima April adalah hari bahagianya,bertahun-tahun lamanya.
"Selamat ulang tahun,Papa!"Sano tertatih bawa kue bernyalakan lilin-lilin kecil,dan Juno yang jauh lebih kecil mengekor di belakang kakaknya dengan mendekap boneka kelincinya.Haruto masih berpiyama diatas kasur,terkekeh gemas.
Dan Kim Junkyu,cintanya itu tertawa di belakang handycam."Selamat ulang tahun,Papa!" itu Juno kecil yang berseru,lucu—Haruto bawa bungsunya ke pangkuan,lengan lainnya peluk Sano yang bawa kue.Itu hanya perayaan kecil-kecilan sungguh—yang tiap tahunnya dirayakan,dan Haruto cinta itu,sebagai doa yang ia selipkan ketika tiup lilinnya.
Setiap tahun,ia ingin keluarga kecilnya selalu dapat ia jaga,ia ingin bersama cintanya untuk setiap musim yang akan datang.
Dua jagoannya bersorak kecil,"Sayang,bilang apa ke papa?"tanya Junkyu.
"Juno sayang Papa!""Kak Sano juga,"tertawa,Haruto ciumi dua jagoannya lalu beralih pada si manis di balik handycam.Junkyu yang tersenyum manis,dua lesung pipi di sudut bibir dan rambut lembut jatuh tutupi sebagian dahinya.
Watanabe Haruto ucap syukur,rengkuh pinggang cintanya—lalu kecup diantara mata.Kecup dunianya,mimpi dan segala dari sosok itu.
"Haru,"
"Hmm?"mereka masih tertawa bersama saat itu,
"Selamat ulangtahun,Haru-ya."
Nyatanya mereka pernah sebahagia itu dulu.Haruto ingat doanya,Haruto ingat harapan yang Junkyu selalu bisikkan dari belakang telinga—dan betapa ia berharap yang sama,selalu.
Langit luar musim semi yang mendung,satu dua titik hujan jatuh.Watanabe Haruto berat napasnya,perlahan meluruh dan kenangan April yang lalu itu sergap kuat dirinya.Watanabe Haruto terisak,untuk kesekian kali ia mengaku kalah dengan rindunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/311611704-288-k452882.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika◐Harukyu[END]
Fiksi PenggemarSenandika;se.nan.di.ka(n) Adalah seorang watanabe yang bertemu semu apel merah ditengah hamparan salju, Kim Junkyu, lalu jatuh hati pada hangatnya peraduan diantara dua mata sang Kim.Rumahnya,muse-nya, cintanya, segalanya. Dan adalah seorang Kim, y...