Part 4

1.6K 30 2
                                    

Hari ini Bandung diguyur hujan sejak pagi seolah matahari enggan untuk menampakan cahayanya sehingga membuat orang-orang bermalas-malasan untuk keluar rumah. Namun dicuaca yang cocok untuk tidur Kiara malah harus direpotkan dengan tugas praktek lapangannya yang mengharuskan Kiara mencari narasumber untuk tugas praktek nya.

"Aduh ini kapan berhenti nya sih kalau kaya gini terus kapan gue berangkatnya, bisa-bisa gue telat ketemu Nadira sama yang lain" Keluh Kiara yang kini terjebak hujan di halte depan kampus.

30 menit sudah Kiara menunggu hujan reda namun belum ada tanda-tanda hujan akan reda, malah hujan semakin deras mengguyur kota Bandung. Seseorang keluar dari Mobil Honda Civic yang berhenti di depan Halte yang sedang Kiara tempati.

"Kamu lagi nunggu siapa Ra?" Kiara terkejut karena pertanyaan yang Aiden lontarkan kepada Kiara. Bahkan Kiara tidak menyangka jika Aiden akan berhenti dan turun dari mobil untuk menyapa dirinya.

"Hem aku lagi nunggu hujannya reda A, baru mau berangkat ketemu temen  tapi dari 30 menit yang lalu hujannya belum reda." Jawab Kiara sambil menatap langit yang terus menurunkan hujan. Kiara lebih tertarik menatap langit daripada harus menatap Aiden.

"Yaudah kamu bareng aa aja, biar bisa pergi sekarang. Kamu mau kemana? Biar aa anterin kamu."

"Gak usah a, takut ngerepotin. Aku nunggu hujannya reda aja. Paling sebentar lagi reda" Kiara sebenarnya enggan untuk berbicara lagi dengan Aiden. Namun Aiden seakan punya 1001 cara agar bisa berbicara lagi dengan Kiara.

"Kamu yakin Ra hujannya bakal berhenti? Kalau kamu tunggu hujannya berhenti emang gak akan telat Ra kamu berangkat nya? Udah berangkat bareng aa aja nanti aa anterin kamu ke tempat yang kamu tuju daripada nanti kamu telat" Aiden berusaha terus meyakinkan Kiara sehingga membuat Kiara semakin dilema karena hujan yang tak kunjung reda.

"Tapi aku gak enak sama aa kalau harus nganterin aku ke Cihampelas. Dari sini ke Cihampelas kan jauh a terus aa juga harus putar balik." Kiara berusaha terus menolak ajakan Aiden bukan semata-mata karena Kiara tidak enak minta bantuan pada Aiden. Namun Kiara sedang membangun tembok yang sulit untuk ditembus oleh Aiden Pratama.

"Udah kamu kelamaan mikir Ra, ayo aa udah kedinginan nih dari tadi karena nungguin jawaban kamu" Aiden menarik tangan Kiara untuk berdiri dan setelah itu Aiden memakai jaket levisnya untuk menutupi kepala Aiden dan Kiara. Aiden dan Kiara berlari menuju mobil Aiden yang terparkir tidak jauh dari halte.

Aiden membukakan pintu penumpang untuk Kiara, setelah memastikan Kiara duduk dan aman Aiden mengitari mobil dan duduk di kursi pengemudi. Setelah Aiden memasuki mobil, suasana di dalam mobil menjadi awkward karena tidak ada yang memulai pembicaraan. Aiden tidak langsung menjalankan mobilnya karena masih mengeringkan rambut yang sedikit basah.

●●●

Sesaat Aiden memperhatikan Kiara yang kini berada di sebelahnya. Menikmati momen yang jarang Aiden rasakan. Berada di dekat Kiara seakan membuat Aiden hidup kembali. Memperhatikan perempuan yang kini masih sibuk mengeringkan rambutnya karena terkena air hujan sehingga membuat rambut dan sebagian atasannya basah.

Tanpa Kiara sadari, Aiden terus mengamati Kiara seperti objek yang sangat berharga untuk dilewatkan bagi Aiden. Merasa mobil Aiden tak kunjung melaju, tiba-tiba Kiara mengalihkan pandangannya ke arah Aiden yang sialnya sedang memandang Kiara dengan senyuman mematikan.

"Hem a, bisa kita berangkat sekarang?" Sungguh Kiara sangat benci pada senyuman Aiden yang sialnya sampai saat ini menjadi senyuman favorit bagi Kiara. Namun Aiden dengan seenaknya selalu menampilkan senyuman seperti itu yang membuat Kiara sangat membencinya.

"Oke siap Ara, kita berangkat sekarangnya." Ujar Aiden yang tidak mau membuat Kiara semakin tidak nyaman karena kondisi merak saat ini. Aiden siap melajukan mobilnya, namun saat Aiden akan menjalankan mobilnya Aiden sadar bahwa Kiara belum memakai seatbel sehingga Aiden berinisiatif untuk memasangkan seatbel pada Kiara.

Aiden mencondongkan tubuhnya pada Kiara sehingga membuat Kiara kaget karena melihat wajah Aiden yang sangat dekat. "Eh gak usah a, aku juga bisa sendiri" Tolak Kiara yang merasa kurang nyaman berada sedekat ini dengan Aiden.

Mendapat penolakan dari Kiara tidak membuat Aiden mengubah posisinya. Aiden masih berada di posisi seperti itu namun tangan Aiden yang hendak memasangkan seatbel kini harus terhenti karena penolakan dari Kiara. Kiara masih berusaha memakai seatbel mobil Aiden yang sialnya kenapa harus susah terpasang.

Melihat Kiara yang kesusuhan memakai seatbel membuat Aiden menampilkan senyuman seolah-seolah mengejek Kiara. "Bisa gak? Udah aa bilang, sini aa bantuin aja. Keras kepala banget sih kamu Ara." Kekeh Aiden dengan perilaku Kiara saat ini. Aiden mengulurkan tangannya untuk membantu Kiara memasangkan seatbel.

Niat awal hanya akan memasangkan seatbel untuk Kiara, tangan Aiden malah memegang pipi kiri Kiara dan terfokus pada mata Kiara. Aiden seakan terhipnotis dengan tatapan teduh dari mata Kiara begitupun dengan Kiara yang seakan terkunci dengan tatapan mata Aiden. Aiden terus mendekatkan wajahnya pada Kiara sampai hidung mereka yang bersentuhan. Satu tangan Aiden memegang pipi kiri Kiara dan satu tangan Aiden memegang belakang tengkuk Kiara. Entah mendapat dorongan dari mana Aiden menempelkan bibirnya pada bibir merah muda milik Kiara.

Cup

Kiara kaget dengan perlakuan yang Aiden lakukan. Otak Kiara seakan buntu dengan apa yang kini mereka lakukan. Kiara ingin mendorong tubuh Aiden namun tubuhnya berkhianat. Dengan mata yang terbuka lebar Kiara seakan kehilangan pijakannya. Tindakan Aiden saat ini benar-benar membuat Kiara kaget.

Melihat respon Kiara yang sangat kaget, Aiden mulai berani menyesap bibir manis milik Kiara secara perlahan menyalurkan perasaan rindu yang ingin Aiden sampaikan pada Kiara. Lama Aiden memainkan bibir manis Kiara dan tidak ada balasan dari Kiara membuat Aiden harus rela melepaskan bibir Aiden dari bibir Kiara.

Kiara bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya. Kenapa bisa Kiara menjadi diam tanpa bertindak menolak atas apa yang Aiden lakukan. Bukankah Kiara tidak ingin berurusan lagi dengan Aiden tapi otak dan tindakannya kini tidak singkron. Hujan yang terus mengguyur kota Bandung mengiringi ciuman Aiden dan Kiara tanpa mereka sadari jika perbuatan ini akan semakin membuat mereka rumit.
.
.
TBC
Jangan lupa vote, komen dan share
.
See you

17 Februari 2023

Second ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang