"Bi kamu kok bisa kaya gini sih? Mana yang sakit bi?" tanya Kinan kepada Aiden dengan rasa khawatir dan panik karena melihat keadaan Aiden yang sangat mengkhawatirkan
"Aku baik-baik aja yang. Kamu gak usah terlalu khawatir gitu ah." Jawab Aiden yang berusaha menenangkan Kinan agar tidak terlalu khawatir dengan kondisi Aiden saat ini.
"Gimana aku gak khawatir, rasa nya aku kaya orang lain buat kamu, saat temen-temen kamu ada di samping kamu pas kamu lagi gak sadar, aku malah baru tahu tadi malam. Sorry ya bi aku baru bisa jenguk sekarang."
"It's oke gapapa yang. Kamu udah mau datang kesini aja udah bikin aku seneng."
"Aa ini siapa?" tanya mama Risa yang sejak tadi memperhatikan interaksi antara Aiden dengan perempuan yang kini berada di samping nya.
"Kenalin mah ini Kinan, temen deket nya aa." Aiden memperkenalkan Kinan sebagai teman dekat nya bukan sebagai pacar nya seperti status mereka saat ini. Hal itu membuat senyum Kinan sedikit memudar. Mengapa Aiden tidak berkata jujur kepada sang mama dengan memperkenalkan nya sebagai pacar nya.
"Terima kasih ya nak Kinan sudah mau datang menjenguk Aiden. Nak Kinan juga kuliah nya sama kaya Aiden?"
"Iya tante Cuma kita beda fakultas aja."
"Berarti nak Kinan kenal sama Kiara teman nya Aiden juga?" tanya mama Risa dengan tiba-tiba yang menanyakan Kiara kepada Kinan. Kinan merasa sedikit aneh kenapa mama Risa bisa kenal dengan sang adik Kiara padahal Kiara tidak pernah terlibat kedekatan dengan Aiden bahkan dengan keluarga nya sekalipun.
"Oh iya tante, kebetulan Kiara itu adik saya."
"Wah adik nya, pantes aja kalian agak mirip. Adik kakak cantik semua nya. Yaudah di lanjut aja ngobrol nya, tante mau ke luar dulu sebentar nya. Adek mau ikut sama mama gak?" Quenza yang sedang duduk menikmati tontonan dalam handphone nya merasa terganggu dengan ajakan sang mama, namun jika ia berdiam saja di ruangan Aiden juga sudah dapat dipastikan Quenza hanya akan menjadi obat nyamuk orang pacaran.
"Yaudah adek ikut mama aja deh, cari udara segar."
"Yuk. Kalau gitu tante tinggal dulu sebentar ya Kinan. Aa jangan lupa di makan makanan nya."
"Iya ma."
Setelah mama Risa dan Quenza keluar meninggalkan ruangan Aiden. Kini Kinan merasa ingin menanyakan beberapa pertanyaan nya kepada Aiden, namun Kinan takut jika akan membuat Aiden merasa kurang nyaman.
"Bi, kenapa mama kamu bisa kenal sama Kiara?" tanya Kinan to the poin karena rasa penasaran nya.
"Kebetulan kemarin Kiara ada di sini dan dia yang donorin darah nya buat aku, maka nya mama kenal sama Kiara."
"Oh gitu, aku kira mama kamu kenal deket sama Kiara, soalnya kan Kiara gak mungkin bisa kenal sama mama kamu. Aku aja yang pacar kamu baru ketemu sama mama kamu hari ini, apalagi Kiara yang bukan siapa-siapa kamu."
Kamu salah nan kalau kamu bilang Kiara bukan siapa-siapa buat aku. – batin Aiden-
●●●
"Adek punya nomor nya Kiara gak?" tanya mama Risa kepada Quenza saat mereka sedang berada di kantin untuk makan siang.
"Ada ma kalau kak Kiara gak ganti nomor nya sih."
"Yaudah kirim dek ke nomor mama,."
"Buat apa sih ma? Pasti mama mau comblangin kak Kiara sama aa biar balikan kan? Udah lah ma, biarin kak Kiara cari cowok baru, lagian juga aa udah pacaran sama teh Kinan. Mama lihat sendiri kan tadi teh Kinan sama aa."
"Apaan sh dek, so tahu banget kamu. Mama itu mau nomor nya Kaira bukan buat itu. Udah mana nomor nya kirim ke mama."
"Iya deh tuh udah di kirim."
Saat mama Risa dan Quenza sedang menikmati makan siang di kantin rumah sakit. Tiba-tiba Reyhan datang menghampiri mama Risa dan Quenza dengan setelan jas dokter nya. Terlihat jika hari ini Reyhan ada jadwal praktek dan seperti nya Reyhan sedang istirahat.
"Tante, Quenza, aku boleh gabung duduk di sini?" tanya Reyhan dengan sopan kepada mama Risa dan Quenza.
"Eh boleh nak Reyhan sini gabung sama tante."
Mendengan intrupsi dari mama Risa, Reyhan langsung duduk di kursi yang berada di hadapan mama Risa. Suasana sedikit canggung karena Reyhan merasa bingung harus menjelaskan permasalahan nya dari mana. Namun jika di biarkan terlalu lama hal itu tidak akan baik untuk hubungan mereka kedepan nya.
"Nak Reyhan lagi ada praktek hari ini?"
"Iya tante, kebetulan sekarang lagi ada jadwal praktek tapi lagi jam istirahat sebentar."
"Wah hebat ya nak Reyhan, masih muda tapi karir nya udah bagus. Ah semoga nanti setelah Aiden lulus kedokteran nya bisa nyusul nak Reyhan." Ucap mama Risa dengan bangga kepada Reyhan dan kagum dengan Reyhan yang sudah menjadi dokter spesialis di usia yang semuda ini.
"Tante sebelum nya saya mau meminta maaf kepada tante, Aiden, dan juga keluarga karena sebenarnya saya yang sudah membuat Aiden masuk ke rumah sakit." Ucap Reyhan mantap tanpa ragu membuat pengakuan kepada mama Risa agar tidak menjadi kesalahpahaman di kemudian hari.
Mendengar pengakuan dari Reyhan membuat mama Risa menjadi tertegun tanpa menyela ucapan Reyhan karena masih menunggu kelanjutan dari cerita yang akan Reyhan sampaikan kepada mama Risa.
"Sebelum kejadian itu, hubungan aku dan Aiden masih baik-baik saja malah kami masih berkumpul bersama Gavin, Raka dan juga Tama. Namun tiba-tiba Kiara datang ke rumah untuk bertemu dengan mama aku. Tapi saat aku menyuruh Kiara untuk menunggu sebentar dan aku tinggalkan ke kamar untuk mencari charger karena Aiden membutuhkan nya. Kiara di ruang keluarga itu di temani oleh Aiden. Dan tante tahu ketika aku kembali ke ruang keluarga, aku melihat Kiara sedang bercumbu dengan Aiden. Sebagai seorang kakak bagi Kiara tentu saja aku merasa sangat marah karena itu sudah masuk pada pelecehan. Jika saja hubungan Kiara dan Aiden jelas sebagai sepasang kekasih mungkin aku tidak akan terlalu marah, namun aku tahu jika Aiden sudah mempunyai kekasih yaitu Kinan tapi kenapa malah mencumbu Kiara."
"Aku marah dan mengintrogasi Kiara, namun aku tidak mendapat jawaban sama sekali dari Kiara. Aku menyalahkan Kiara karena sebagai perempaun bisa-bisanya dia mau saja diperlakukan seperti itu oleh Aiden. Namun Aiden membela Kiara tapi dengan kalimat yang Aiden lontarkan merendahkan Kiara juga tante. Aiden bilang bahwa dia bisa saja memiliki Kiara seutuhnya sekaligus masih berhubungan dengan Kinan. Dari sana emosi ku tidak bisa di tahan, dan aku memukul Aiden sampai Aiden terbarik di rumah sakit."
"Aku tahu tante akan sangat marah kepada aku, atau mungkin tante akan membawa masalah ini ke jalur hukum. Tapi sebelum itu terjadi, aku memohon kerendahan hati tante untuk dapat memaafkan kesalahan aku yang sangat parah ini."
"Sebenarnya tante juga sudah dengar cerita nya dari Raka kalau kalian berantem, Cuma tante belum dengar secara jelas penyebab apa yang membuat kalian ini berantem. Sekarang tante sudah tahu akar permasalahan nya. Semoga saja hubungan nak Reyhan sama Aiden bisa kembali baik ya, kalian kan sudah lama berteman."
"Jadi tante mau memaafkan kesalahan saya?"
"Iya nak Reyhan, udah tante maafkan kejadian ini, karena sekarang Aiden sudah lebih baik juga karena bantuan dari Kiara. Tante juga berhutang terima kasih kepada Kiara. Jika nak Reyhan nanti ketemu Kiara, tolong sampaikan salam dari tante ya dan semoaga nak Kiara bisa bertemu lagi sama tante."
"Nak Reyhan ada yang mau dibicarakan lagi? Kalau tidak ada, tante mau kembali ke ruangan Aiden karena ini udah lumayan lama tante ninggali Aiden.
"Oh udah tante, silahkan kalau tante mau ke ruangan Aiden. Titip salam ya tante untuk Aiden, dan maaf Reyhan belum bisa jenguk karena hari ini jadwal Reyhan padat."
"Iya nak Reyhan, kalau gitu tante duluan ya."
Mama Risa dan Quenza pergi meninggalkan Reyhan masih berdiam diri di kantin. Rasanya beban Reyhan sedikit terangkat karena sudah meminta maaf kepada mama Risa agar kedepan nya tidak adak kesalahpahaman yang terjadi.
●
●
●
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice
RomanceApakah terlahir sebagai anak tengah itu harus selalu mengalah sama kakak agar terkesan menghormati? Apakah terlahir sebagai anak tengah juga harus selalu mengalah sama adik sebagai rasa sayang? Jika keduanya itu benar, lantas kapan saatnya anak teng...