Part 23

775 16 4
                                    


"Udah jangan nangis terus, aa udah gapapa, makasih ya Ra udah mau bantu donorin darah ya buat aa, padahal kamu takut sama jarum suntik." Ucap Aiden kepada Kiara yang saat ini Kiara masih saja tak bisa menahan air mata nya melihat kondisi Aiden yang saat ini.

"Aa gak usah berterima kasih kaya gitu karena kalau aa bilang gitu, aku makin merasa bersalah a, aku juga ikut andil udah buat aa kaya gimi. Kalau aja.."

"ssttt. Udah gak usah di lanjutin lagi. Gak baik ngomong kaya gitu." Ucap Aiden yang menyela perkataan Kiara

"Ra boleh minta tolong ambilin minum gak? Aa haus pengen minum." Dan Kiara langsung sigap mengambil botol air minum kemudian membantu Aiden untuk minum.

"A, kalau gitu aku keluar dulu ya, kasihan a Reyhan sama temen-temen nya juga mau gantian jenguk aa."

"Reyhan ada di sini Ra?"

"Iya tadi berangkat ke sini sama aku. Maafin a Reyhan ya a. Aku harap semoga setelah kejadian ini hubungan aa sama a Reyhan bisa kembali baik lagi."

"Ya aa mah gimana a Reyhan aja sih, kalau dia gak terlalu dalam ikut campur hubungan aa sama kamu ya aa bakal baik-baik aja sama dia." Ucap Aiden karena merasa kesal jika Reyhan terlalu dalam ikut campur tentang hubungan nya bersama Kiara yang sampai saat ini masih belum ada kejelasan.

"Yaudah kalau gitu aku keluar dulu ya a, gak enak ini terlalu lama di ruangan nya."

"Tapi Ra, kamu harus sering-sering ya jengukin aa kesini." Pinta Aiden kepada Kiara yang kini akan meninggalkan ruang inap nya.

"Iya aku usahain bakal jenguk aa nanti." Pamit Kiara sambil memberikan senyuman kepada Aiden.

Kiara keluar dari ruang rawat inap Aiden dan langsung bergantian kini Raka, Gavin, dan juga Tama yang masuk ke ruangan Aiden. Namun Reyhan masih diam membisu di tempat nya tanpa ada pergerakan sama sekali.

"Aa gak ikut masuk?" tanya Kiara kepada Reyhan yang masih berdiam diri sedangkan para sahabatnya sudah masuk duluan ke ruang rawat Aiden.

"Aa nanti dulu deh, udah selesai kan jenguk Aiden nya? Kita pulang ya takut kamu di cariin sama tante Santi." Ucap Reyhan yang mengalihkan pembicaran dari Kiara.

"Aa gak mau jenguk a Aiden?"

"Besok lagi aja Ra, kaya nya hari ini Aiden perlu istirahat. Besok pulang kerja aa jenguk Aiden. Aa Cuma mau memastikan aja kalau Aiden udah sadar aja itu udah buat aa bersyukur banget. Yuk pulang."

"yaudah kalau gitu kita pulang, tapi kita ke rumah aa dulu ya, soalnya kan motor aku masih di rumah aa."

"Gak langsung ke rumah kamu aja Ra? Masalah motor biar nanti aa anterin aja."

"Eh gak usah a, aku ambil motor aku sekarang aja biar gak bolak balik hehe."

Kini Kiara dan Reyhan pergi meninggalkan rumah sakit dimana Aiden di rawat. Niat awal ingin bertemu Aiden, Reyhan batalkan karena rasa nya Reyhan masih kurang yakin untuk bertemu dengan Aiden. Entahlah mungkin ini perasaan kesal karena Aiden mempermainkan perasaan kedua saudaranya atau perasaan bersalah karena Reyhan lah yang telah membuat Aiden menjadi seperti ini.

Dalam perjalanan menuju rumah Reyhan tidak ada pembicaraan antara Kiara dan Reyhan. Kiara tidak berani memulai pembicaraan dengan Reyhan, karena Kiara tahu jika Reyhan masih marah kepada Kiara. Dari pada Kaira terus-terusan di beri pertanyaan oleh Reyhan lebih baik Kiara menghindari pembicaraan itu.

Tak terasa mobil sudah berhenti di depan halaman rumah Reyhan, Kiara dan Reyhan segera turun dari mobil dan Kiara langsung bergegas mengambil motor nya yang masih terparkir di halaman rumah Reyhan.

Second ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang