Semakin siang kegiatan campus fest yang dilakukan oleh alumni SMA Guna Bakti semakin ramai. Dengan banyaknya promosi dari beberapa Universitas menarik minat siswa kelas 12 untuk berbondong-bondong mengunjungi stand beberapa kampus. Nadira dan Kiara dengan semangat mengunjungi satu persatu stand yang ada di sekitar lapangan sampai akhirnya Kiara dan Nadira mengunjungi stand kampus dimana Aiden kuliah.
Saat sampai stand Aiden tengah di kelilingi banyak siswa dengan antusias. Public speaking Aiden yang sangat bagus menjadikan nya semakin di kagumi oleh banyak siswa di SMA Guna Bakti.
"Lihat deh Ra, itu kak Aiden paket komplit banget ya. Masyaallah calon imam gue." Detak kagum Nadira pada Aiden yang kini memang terlihat sempurna saat memaparkan keunggulan dari Universitasnya.
"Gue makin yakin Ra kalau kak Aiden itu jodoh gue dan bakalan gue kejar kemana pun kak Aiden pergi." Ocehan Nadira yang semakin ngaco dan membuat Kiara semakin jengah karena terlalu banyak memuji Aiden yang baru saja Nadira ketahui orang nya.
Memang Kiara akui bahwa Aiden adalah lelaki yang menarik, siapa yang tidak akan tertarik dengan Aiden. Calon dokter muda yang rupawan, perempuan mana yang tidak akan tertarik kepada Aiden. Namun semenarik apapun Aiden, Kiara masih bisa menahan rasa kagumnya untuk dirinya sendiri tanpa harus di beri tahu kepada khalayak ramai seperti Nadira.
"Kamu inget Ra? Pertemuan pertama kita itu bikin aa gak bisa lupa sama wajah kamu. Walaupun kita ketemu secara gak sengaja karena kamu ceroboh gak iket tali sepatu kamu. Tapi aa inget gimana wajah kamu yang sering terlintas di pikiran aa." Ucap Aiden yang menyadarkan Kiara dari lamunan pertemuan pertamanya bersama Aiden.
"Dari sana aa mulai penasaran sama kamu dan aa cari tahu semua tentang kamu sampai aa juga tahu dimana tempat les bimbel kamu. Tapi setelah apa yang aa lakuin untuk dapetin kamu, kamu malah gak melirik aa sama sekali tanpa ngasih aa kesempatan ataupun penjelasan kenapa kamu bisa berubah jadi gini."
"A pernah tanya gak sama diri aa sendiri, mungkin ada gak perilaku tau sikap aa yang bikin aku ngejauh atau benci sama aa?" Tanya Kiara dengan sarkas kepada Aiden.
Aiden mulai memikirkan apa yang Kiara ucapkan, namun memang Aiden adalah manusia yang kurang peka di bumi ini sehingga otak Aiden kurang paham mencerna apa yang Kiara maksud. IQ Aiden boleh bagus jika menyangkut hal akademin, namun jika menyangkut masalah perasaan, Aiden kalah dari anak SMA atau bahkan anak SMP yang baru saja merasakan puber.
"Aku tahu setelah pertemuan pertama kita aa mantau aku. Mulai dari pantau akun sosmed aku sampai aa sering nanyain aku ke a Reyhan yang kebetulan kakak tingkat sekaligus temen deket aa juga kan. Ketika aku tahu kalau aa lakuin itu semua buat lebih deket sama aku, aku juga tadinya mau respon dengan hal yang baik a. Tapi semuanya berubah setelah aku tahu kalau aa juga pacarin teteh aku sendiri." Ucap Kiara dengan sedikit emosi karena meluapkan perasaan yang saat ini dia pendam dan ingin Kiara utarakan kepada Aiden.
"Pernah gak aa mikir kalau aa itu cowok yang maruk atau brengsek deh. Udah tahu aa punya pacar tapi masih aja aa deketin cewek lain yang lebih parahnya cewek itu adalah adik dari pacar aa itu. Baru kali ini loh a aku ketemu sama cowok kaya aa."
"Tapi Ra, bukan gitu maksud aa. Iya saat dulu awal kita ketemu aa emang gak deket sama siapa-siapa makanya aa berani deketin kamu. Tapi ketika aa lagi berjuang buat dapetin kamu, ternyata Kinan yang selama ini aa kenal sebagai teman baik aa punya perasaan lebih dari temen ke aa. Makanya aa terima Kinan."
"Oh jadi aa terima teh Kinan Cuma karena kasihan aja sama teh Kinan? Bagus ya a, setelah nyakitin adiknya sekarang gantian mau nyakitin kakaknya."
"Asal aa tahu aja, setelah aku kenal aa dan mulai deket sama aa waktu itu. Aku kaya menemukan rumah aku utuh kembali a karena aa hadir disaat aku membutuhkan itu semua dan aa ngasih semuanya ke aku. Tapi emang dasarnya aja aku yang bodoh dan mudah percaya sama buaya kaya aa, aku malah jatuh ke jurang dan gak menemukan jalan keluarnya a. Aa hebat udah bikin aku kaya gini, bahkan setelah kejadian satu tahun lebih juga aa masih bertahan di posisi cowok sialan versi aku." Kiara dengan air matanya yang tak bisa dibendung lagi kini menumpahkan semua rasa kesal, marah, kecewa kepada Aiden yang pernah memberi warna dalam kehidupannya sekaligus memberi luka yang tak kunjung sembuh.
"Ra aa tahu kayanya maaf dari aa gak akan cukup buat semua ini. Tapi asalkan kamu tahu, kamu masih sama seperti Kiara yang dulu aa cinta. Kiara si gadis periang yang pertama kali aa temui memakai seragam putih abu. Walaupun aa pacaran sama Kinan, tapi aa selalu memikirkan kamu Ra. Iya aa cowok egois dan maruk seperti apa yang kamu bilang, tapi aa gak bisa bohong Ra kalau perasaan aa ke kamu itu masih sama, bahkan semakin sini semakin bertambah. Trust me Kiara." Ucap Aiden dengan suara yang melemah sambil memegang kedua tangan Kiara.
Mendengar apa yang Aiden sampaikan, air mata Kiara tak kunjung berhenti dan Kiara erasakan sakit sekaligus bahagia karena ternyata perasaannya kepada Aiden selama ini disambut baik oleh Aiden. Namun Kiara merasakan sakit karena perasaan mereka tidak akan mungkin bersatu karena ada Kinan diantara mereka berdua.
Terlalu lama menangis dan terlalu sakit menahan perasaan di dalam hati, bahu Kiara sampai bergetar. Melihat Kiara yang semakin larut dalam tangisannya, kini Aiden bangkit berdiri dan langsung memeluk Kiara untuk menenangkan perasaan Kiara saat ini. Kiara tak menolak mendapat pelukan dari Aiden. Kiara merasakan hangat pelukan Aiden dan Kiara merasa nyaman berada di dalam pelukan Aiden saa ini.
Aiden terus mengusap rambut dan punggung Kiara sebagai bentuk untuk menenangkan Kiara agar tidak terlalu larut dalam tangisannya. Kini Kiara mulai kembali tenang terlihat dari nafas nya yang mulai teratur dalam pelukan Aiden.
"Are you okey Ra?" Tanya Aiden dengan lembut kepada Kiara
"I'm fine." Jawab Kiara dengan mata sembab nya akibat lelah menangis. Kiara kembali merapihkan rambutnya dan menccoba menghapus air matanya nya. Namun saat tangan Kiara akan menghapus air mata nya sudah terlebih dulu dihadang oleh tangan Aiden yang kini sedang menghapus air mata Kiara.
"Jangan nangis lagi Ra, apalagi nangisin lelaki brengsek kaya aa. Air mata kamu terlalu berharga untuk nangisin aa. Janji sama aa ya kalau kamu bakal bahagia terus dan aa bakal ada selalu disamping kamu apapun keadaannya. Kita gak tahu kedepannya kita bakal gimana, tapi mau ya coba dulu jalanin hubungan ini sama aa?" Pinta Aiden kepada Kiara dan menyakinkan Kiara untuk menjalani hubungannya bersama Aiden.
"Tapi gimana sama teh Kinan a?"
"Kinan biar jadi urusan aa. Aa mau kita sama-sama bahagia dulu Ra walaupun Cuma sebentar, seenggaknya kita pernah merasakan bahagia. Mau ya?" Aiden kembali bertanya apakah Kiara bersedia menjalin hubungannya bersama Aiden atau tidak.
Kiara merasa bingung apakah tawaran dari Aiden perlu Kiara setujui walaupun harus menyakiti kakaknya. Atau kah Kiara harus tolak tawaran dari Aiden untuk menghindari hal itu walaupun nantinya Kiara yang tersakiti.
●
●
●
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice
RomansaApakah terlahir sebagai anak tengah itu harus selalu mengalah sama kakak agar terkesan menghormati? Apakah terlahir sebagai anak tengah juga harus selalu mengalah sama adik sebagai rasa sayang? Jika keduanya itu benar, lantas kapan saatnya anak teng...