Semakin lama suasana di kamar Aiden semakin memanas akibat kegiatan yang dilakukan oleh Kiara dan Aiden. Aiden terus membawa Kiara berjalan dan mendudukan Kiara diatas meja belajar yang ada di samping tempat tidurnya.
Melihat Kiara yang akan kehabisan nafas, kini Aiden melepaskan ciumannya pada Kiara dan beralih pada leher Kiara sebagai sasarannya. Aiden terus menghisap leher Kiara yang sudah menjadi candu baginya.
"Ssstt jangan buat tanda lagi a." Ucap Kiara di sela ciuman yang Aiden berikan. Mendapat perintah langsung dari Kiara, Aiden menurutinya dengan tidak memberikan tanda pada leher Kiara walaupun Aiden sangat ingin menandainya.
Kini tangan Aiden mulai turun ke bawah dres Kiara dan mulai memasuki area terlarang. Satu tangan Aiden sudah bermain di dada Kiara yang sudah menjadi mainan bagi Aiden. Mendapat serangan yang bertubi-tubi dari Aiden membuat Kiara merasakan nikmat yang sangat sulit di jelaskan.
Pakaian Kiara saat ini yang mengenakan dress menjadi keuntungan bagi Aiden, karena kini lengan dress yang Kiara kenakan sudah tidak ada di tempatnya melainkan dress Kiara sudah melorot ke bawah sehingga menampilkan belahan payudara milik Kiara yang semakin membuat Aiden sangat tergoda.
Penampilan Kiara saat ini jauh dari kata baik, dengan penampilan pakaian yang sudah kusut dan napas yang ngos-ngosan namun di mata Aiden justru Kiara terliihat semakin seksi dan menarik. Sama hal nya seperti Kiara, kini penampilan Aiden dapat dikatakan sangat jauh dari kata baik karena kancing kemeja atasnya yang sudah terlepas beberapa dan menampilkan dada bidangnya. Lengan kemeja yang sudah di gulung sampai siku menmbuat Aiden semakin seksi dengan penampilannya yang saat ini.
Tanpa di duga secara tiba-tiba Aiden membawa Kiara menuju kasur empuk nya. Kini Aiden dapat menllihat Kiara secara lebih jelas dengan posisi tubuh Aiden yang berada diatas tubuh Kiara. Di temani cahaya lampu yang temaran dan malam yang sunyii, Aiden semakin terlelap dalam tatapan dan pesona Kiara yang sulit untuk di tolak.
"Kamu cantik Ra, aa harap setelah kejadian ini, kita gak akan saling menjauh lagi dan kamu gak pergi lagi dari aa." Ucap Aiden sambil menatap mata Kiara dengan lurus dan tulus. Aiden menyelami pandangan mata Kiara dan larut dalam pesona nya.
"A bisa geser gak? Berat banget." Ucap Kiara yang sebenarnya gugup karena Aiden berada di atas tubuhnya bukan semata karena beban Aiden yang berat karena Aiden tidak menumpukkan beban tubuh nya kepada Kiara.
"Bilang aja kamu nervous kan Ra dengan posisi kita yang se intim ini?" Tanya Aiden dengan tengilnya dan membuat Kiara semakin malu dan membuat pipinya merah.
"Loh ko mukanya merah gitu Ra? Emang kamar aa ini panas ya? Ih pipi nya merah kamu pake blus on kebanyakan ya hahahha" tawa Aiden memenuhi ruang kamar nya saat ini, Aiden Pratama sudah kembali ke mode semula. Mode yang suka sekali menjahili dan membuat Kiara kesal. Melihat Aiden yang menertawakannya seperti itu membuat Kiara kesal dan langsung mendorong tubuh Aiden dan kini Aiden sudah berada di samping Kiara karena perbuatan Kiara yang mendorong tubuh Aiden secara tiba-tiba.
Kiara yang merasa kesal dengan Aiden berniat untuk beranjak dari tempat tidur dan membenahi penampilannya, namun saat Kiara akan bangkit dari tempat tidur, tiba-tiba tangan Aiden mehanan pergelangan tangan Kiara sehingga kini Kiara jatuh tepat diatas tubuh Aiden.
"Ih aa ngeselin banget sih, lepasin ih aku mau pulang sekarang." Ucap Kiara karena kesal pada Aiden. Namun bukannya melepaskan apa yang Kaira perintahkan, Aiden malah mempererat tangannya yang kini berada di pinggang Kiara.
Melihat Kiara yang kini berada di atas tubuh Aiden, Aiden semakin gemas dengan Kiara apalagi posisi mereka yang sangat intim ini membuat Aiden tidak bisa menahan lagi gejolaknya. Pakaian Kaira yang belum sempat Kiara benarkan membuat belahan dada Kiara terekspos sehingga menampilkan bra yang Kiara kenakan.
Kiara yang tahu kemana arah pandang Aiden dan kemana jalan pikiran Aiden mulai was-was dengan apa yang akan Aiden lakukan. Sebelum Kiara sulit dan lepas dari tangan Aiden, kini Aiden langsung menyerang bibir Kiara tanpa aba-aba dan langsung melumatnya namun dengan tempo yang lembut sehingga membuat Kiara larut dalam ciumannya.
Tak ada bosannya bagi Aiden merasakan bibir manis Kiara karena bagi Aiden bibir Kiara sudah menjadi candu nya. Kini Aiden hanya mencium bibir Kiara dan mengeksplor mulut Kiara dengan tangan Aiden sambil mengelus punggung dan semakin turun ke arah bawah Kiara.
Tangan Aiden semakin turun ke bawah dress Kiara dan menyingkapkan dress Kiara sehingga dalaman Kiara yang berwarna hitam dan kontras dengan kulitnya yang putih bisa Aiden lihat. Namun saat Aiden semakin berani untuk menyentuh area terlarang nya Kiara menahan tangan Aiden.
"Jangan a. Ini udah kejauhan." Ucap Kiara di sela ciuman nya bersama Aiden. Namun bukan Aiden nama nya jika tidak berhasil mendapat apa yang Aiden inginkan. Tangan Aiden semakin berhasil menemukan apa yang ia cari. Tangan Aiden mulai bermain di area terlarang Kiara. Mendapat serangan yang memabukan membuat Kiara semakin berada di atas awan.
Aiden ingin lebih leluasa membuat Kiara melayang, kini posisi Kiara di balik menjadi ada di bawah Aiden lagi. Aiden mulai menambah jari nya yang masuk ke area Kaira dan membuat Kaira semakin kewalahan untuk mehana gejolaknya.
Aah sst aa udah a. Stop it!" Perintah Kiara untuk Aiden agar berhenti namun otak dan tubuh Kiara berbanding terbalik. Aiden tidak mendengarkan apa yang Kaira inginkan. Aiden terus mengobrak-abrik area Kiara sampai suara dering telpon mengalihkan perhatian mereka yang sedang menikmati indahnya kebersama.
"Awas dulu a, aku mau ambil hp. Itu pasti telpon dari orang rumah." Kiara berniat untuk mengambil handphone nya namun Aiden tetap menghalangi nya. Aiden mengambil handphone Kaira yang sejak tadi berdering dan melihat siapa yang menelponnya dan ternyata nama Kinan yang muncul sebagai penelpon.
"Angkat aja Ra." Aiden memberikan handpone Kiara kepada Kiara yang sudah Aiden tekan panggilan dari Kinan.
"Hallo Ra, kamu dimana? Ko belum pulang udah hampir tengah malam." Tanya Kinan di seberang telepon.
Namun Kiara masih diam tak menjawab pertanyaan dari Kinan.
"Hallo Ra, kamu dengar teteh kan?" Tanya Kinan yang malah mendengar suara orang bernafas dan grasak grusuk.
"Aku masih ada urusan ah sama temen teh. Teteh tidur duluan ajah ah ah." Jawab Kiara dengan tersenggal karena serangan dari Aiden. Rasanya Kiara ingin memaki Aiden karena telah membuat Kiara tersiksa atas apa yang dilakukannya. Bukannya berhenti, Aiden malah menambah tempo nya. Bagaimana jika Kinan curiga dan apa yang mereka lakukan diketahui oleh Kinan, rasanya Kiara akan menjadi manusia yang paling jahat karena sudah berani cuddle bersama pacar kakak nya sendiri.
"Yaudah Ra, kamu jaga diri baik-baik ya kalau acaranya terlalu malam, jangan pulang, nginep aja di kosan Nadira soalnya teteh khawatir kalau kamu harus pulang sendiri tengah malam. Yaudah teteh udah ngantuk nih, teteh tutup dulu." Ucap Kinan langsung mematikan telponnya
Saat Kinan mematikan telponnya, Kiara langsung melemparkan handphone nya begitu saja karena ada sesuatu yang sebentar lagi akan datang.
"Ah aa aku mau pipis. Awas dulu ih." Ucap Kiara pada Aiden.
"Keluarin aja Ra gak usah di tahan."
"Ahhhhh" Kiara sudah tidak bisa menahan gejolaknya dan Kiara merasakan bagaimana orgasme pertamanya berkat tangan nakal Aiden Pratama. Saat Kiara sedang menikmati sisa-sisa pelepasannya Aiden langsung menarik jarinya dan terlihat di jari Aiden kini dipenuhi oleh cairan Kiara.
Dengan senyum bangga nya Kiara memperlihatkan tangannya yang penuh dengan cairan Kiara dan langsung memasukannya ke dalam mulut Aiden untuk Aiden rasakan. Melihat apa yang Aiden lakukan tersebut membuat Kiara semakin malu. Rasanya Kiara seperti bukan dirinya saat ini karena sudah berani berbuat hal yang diluar batas dengan Aiden bahkan saat pacar Aiden yang notabane nya kakak nya sendiri, Kiara masih melakukannya bersama Aiden. Rasanya Kiara sudah sudah menjadi selingkuhannya Aiden namun bagaimana lagi, Kiara tidak dapat menolak.
●
●
●
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice
RomanceApakah terlahir sebagai anak tengah itu harus selalu mengalah sama kakak agar terkesan menghormati? Apakah terlahir sebagai anak tengah juga harus selalu mengalah sama adik sebagai rasa sayang? Jika keduanya itu benar, lantas kapan saatnya anak teng...