Dari sekian banyak kemungkinan yang ingin Kiara hindari adalah kemungkinan untuk bertemu dan berhubungan dengan pria bernama Aiden Pratama. Namun sepertinya semesta tidak mendukung pada keinginan Kiara saat ini. Berada dalam situasi yang mengharuskannya berdekatan dengan Aiden membuat Kiara merasa waktu sangat lama berjalan.
Mobil yang Aiden kendarai mendadak sangat lambat melaju untuk menuju tempat yang Kiara tuju. Suasana mobil yang hening dan tidak ada percakapan diantara keduanya membuat suasana semakin mencekam. Aiden yang bingung harus memulai percakapan dari mana, dan Kiara yang terlalu malas menanggapi basa-basi dari Aiden.
Mobil terus melaju membelah jalanan kota Bandung. Jalanan yang masih basah akibat hujan yang baru saja reda dan aroma tanah yang bercampur dengan air hujan menjadi penenang bagi siapapun yang menyukai hujan. Namun berbeda dengan Kiara yang saat ini sangat tidak suka berada dalam situasi seperti ini. Harus berdua bersama Aiden dalam mobil ini membuat Kiara enggan berlama-lama harus bersitatap dengan Aiden.
Setelah 20 menit menempuh perjalanan dari kampus ke cafetaria, akhirnya mobil Aiden berhenti di parkiran dan membuat Kiara bernafas lega karena bisa segera mengakhiri situasi mencekap seperti ini.
"Ini bukan Ra tempatnya?" Ucap Aiden yang membuyarkan Kiara dari lamunannya sehingga Kiara baru tersadar bahwa mobil yang mereka kendarai sudah terparkir di cafe.
"Iya A, makasih ya a udah anterin aku ke cafe, maaf ngerepotin harus jau-jauh nganterin aku. Kalau gitu aku pamit ya A." Tanpa menunggu jawaban dari Aiden, Kiara segera membuka pintu mobil dan berjalan tergesa-gesa menuju cafe.
Melihat Kiara yang terkesan buru-buru untuk menghindari Aiden, membuat Aiden semakin yakin bahwa Kiara sedang membangun tembok yang sangat tinggi agar hubungan mereka jauh dan tak terjangkau oleh Aiden. Sekeras apapun Aiden berusaha mendekati Kiara untuk membangun hubungan yang baik, semakin tinggi tembok yang akan Kiara bangun sebagai benteng dalam hubungan mereka.
●●●
"Jadi gimana ra, kamu setuju gak sama konsep yang aku ajukan?" Ujar Nindia yang menyampaikan pendapatnya dalam acara yang akan dilakukan himpunan.
"Ra, hallo, kamu ngelamun ya?" Sahut Karin menyadarkan Kiara dari lamunannya karena tidak ada tangapan sama sekali dari Kiara.
"Eh iya maaf, gimana rin? Sorry aku kurang fokus hari ini. Mengenai konsep acara event ini aku serahin aja sama kalian gimana baiknya. Aku yakin kalian pasti banyak ide karena udah lama ada di bidang ini." Kiara merasa tidak enak karena kurang fokus saat ini, padahal teman-teman sedang membahas persiapan kegiatan yang akan dilakukan Himpunan mahasiswa Ilkom tapi dengan seenaknya Kiara malah memikirkan hal yang tidak perlu ia pikirkan. Ternyata efek dari pertemuannya dengan Aiden sangat merugikan dan membahayakan bagi Kiara.
"Kamu lagi sakit ra? Atau gak enak badan? Dari tadi kamu kurang fokus sama pembahasan acara kita." Merasa penasaran dengan sikap sahabatnya, Nadira menanyakan hal tersebut pada Kiara.
"Aku gapapa Nad, mungkin ini efek aku tadi kehujanan dikit makanya aku agak pusing sedikit. Maaf ya jadi buat kalian kurang nyaman pas lagi bahas acara, aku malah kurang fokus." Ucap Kiara dengan tatapan sangat menyesal pada teman-temannya.
"Oke kalau kalian semua setuju, nanti hasil pembahasan ini aku laporin dulu ke kak Bagas ya, tapi semoga aja ide kita bisa di acc sama kak Bagas. Jujur gue udah stuck banget sama konsepan acara ini. Tiap ide yang gue ajuin ke kak Bagas selalu aja di tolak dengan berbagai alasan." Keluh Karin sebagai koordinator acara yang selalu berhubungan langsung dengan Bagas Mahendra sang ketua pelaksana dalam acara Himpunan Ilkom.
"Kalau ini konsep masih ditolak juga sama kak Bagas, gue geplak juga deh kepalanya. Heran deh konsep yang dia inginkan tuh kaya apa, dia seneng banget ngelihat kita kebingungan tanpa ngasih masukan sama kita. Emangnya kita bisa baca pikiran dia, ngeselin banget sih tuh orang, untung ganteng." Cecar Nadira yang mengutarakan kekesalannya pada Bagas.
"Udah santai aja Nad, aku yakin ko kali ini konsep yang kita ajukan gak akan di tolak sama kak Bagas. Iya kan guys?" Ujar Karin dengan percaya diri atas apa yang mereka ributkan.
Disaat semua teman-temannya ribut terkait masalah konsep yang seringkali ditolak oleh Bagas Mahendra sang ketua Himpunan Ilkom. Kiara malah masih bersama pikirannya yang dipenuhi dengan kejadian 2 jam yang lalu bersama Aiden. 20 menit berada dalam mobil yang sama dengan Aiden membuat pikiran Kiara tak lepas dari sosok Aiden.
Sosok yang ingin sekali Kiara hindari. Sosok yang selalu menjadi mimpi buruk bagi Kiara.
●
●
●
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice
RomanceApakah terlahir sebagai anak tengah itu harus selalu mengalah sama kakak agar terkesan menghormati? Apakah terlahir sebagai anak tengah juga harus selalu mengalah sama adik sebagai rasa sayang? Jika keduanya itu benar, lantas kapan saatnya anak teng...