Part 29

1.2K 22 1
                                    

“Aduh maaf ya nak Kinan tante jadi gak enak karena Aiden nya malah tidur, niat nya mau ketemu Aiden malah gak bisa.” Ucap mama Risa kepada Kinan karena merasa tidak enak dengan perlakuan Aiden kepada Kinan yang secara tidak langsung Aiden mengusir Kinan dari ruang inap nya.

“Iya gak apa-apa tante, mungkin emang aku nya salah karena gak tahu jadwal besuk Aiden. Kalau gitu aku pamit dulu ya tante.”

“Loh ko buru-buru? Gak ngobrol dulu disini?”

“Enggak tante takut ganggu tidur nya Aiden. Yaudah tante kalau gitu aku permisi ya.”

Kinan pergi keluar meninggalkan ruangan rawat Aiden. Sepanjang diperjalanan menuju keluar dari rumah sakit, Kinan banyak memikirkan kenapa akhir-akhir ini sikap Aiden menjadi sulit untuk di jangkau oleh Kinan, apakah Kinan melakukan kesalahan kepada Aiden sehingga Aiden bersikap dingin kepada Kinan. Atau kah Aiden merasa sudah bosan dengan hubungan nya bersama Kinan.

Saat Kinan berada di parkiran rumah sakit, tiba-tiba Kinan bertemu dengan Raka yang merupakan teman dekat Aiden.

“Eh baru jenguk Aiden Nan?”

“Iya nih tapi Aiden nya lagi istirahat jadi gue balik lagi deh, kasihan dia nya gak bisa di ganggu. Lo juga mau jenguk Aiden Ka?”

“Iya nih udah lama rasa nya gue belum ketemu sama dia, dan mau minta penjelasan sama dia tentang kejadian kemarin di rumah a Reyhan.”

“Lo tahu kejadian itu Ka?” tanya Kinan kepada Raka dan mulai penasaran karena semenjak Aiden di rawat di rumah sakit, Kinan belum mengetahui penyebab kenapa Aiden bisa sampai di rawat di rumah sakit dengan kondisi yang cukup parah.

“Kalau kejadian secara kronologis nya sih gue masih nebak-nebak soal nya yang tahu inti permasalahan nya ya Cuma Aiden sama A Reyhan. Gue juga heran padahal mereka deket banget tapi bisa ya baku hantam kaya gitu.”

“Hah tunggu, ko lo bawa-bawa a Reyhan? Kenapa?”

“Lo gak tau ya Nan, Aiden kan bisa kaya gini ya karena dia berantem sama Reyhan waktu itu di rumah Reyhan. Kaya nya kalau aja gue, a Gavin sama a Tama telat sedikit datengin tempat mereka pukul-pukulan gak tahu deh gimana kondisi Aiden saat itu.”

Mendengar apa yang dijelaskan oleh Raka membuat Kinan merasa kaget karena Kinan baru menyadari jika Aiden di rawat dengan wajah yang babak belur itu bukan karena kecelakaan seperti apa yang ia dengar dari orang lain, melainkan karena Aiden bertengkar sampai saling memukul dengan Reyhan sepupu nya.
“Untung aja waktu itu juga ada adik lo Nan, dia juga syok dan teriak-teriak buat misahin mereka tapi ya nama nya juga perempuan dia gak bisa berbuat apa-apa selain nangis dan cari orang buat misahin mereka.”

“Kok bisa Kiara ada di sana? Dan Kiara juga gak bilang ke gue kalau Aiden sama a Reyhan berantem.”

“Gue juga gak tahu kenapa adek lo ada di rumah Reyhan. Oh iya Nan, kalau gitu gue ke dalem dulu ya mau ketemu Aiden sama tante Risa. Pamit ya Nan.”

“Iya Ka.” Raka berjalan meninggalkan Kinan yang masih diam terpaku di parkiran setelah mendengarkan apa yang di sampaikan oleh Raka. Kinan semakin bingung dengan sebenar nya apa yang terjadi antara Aiden dengan Reyhan sampai membuat mereka terlibat perkelahian yang sangat serius dan Kinan yakin jika masalah yang di ributkan antara Aiden dengan Reyhan bukan lah masalah sepele sampai mereka harus bertengkar seperti itu.

●●●

Brak

Bunyi pintu kamar Kiara yang dibuka secara paksa dari luar sehingga membuat Kiara yang sedang tertidur harus bangun karena bunyi pintu yang sangat kencang.

“Apaan sih teh bisa gak sih buka pintu pelan-pelan.” Keluh Kiara kepada Kinan atas apa yang dilakukan oleh Kinan kepada Kiara.

“Kenapa kamu gak bilang kalau Aiden sama a Reyhan berantem dan itu alasan kenapa sekarang Aiden terbaring di rumah sakit.”

Mendapat pertanyaan secara tiba-tiba dari Kinan membuat Kiara berusaha mengumpulkan nyawa untuk menjawab pertanyaan dari Kinan. Entahlah seperti nya Kinan memang ingin mengintrogasi Kiara terlihat dari sorot mata nya yang tegas namun cenderung tajam.

“Kenapa kamu gak bilang sama teteh kalau sebenar nya kamu ada di tempat kejadian dan kamu juga tahu alasan mereka sampai berantem seperti itu. Kenapa kamu sembunyiin ini dari teteh? Teteh itu pacar nya Aiden Ra kalau kamu lupa. Kamu mau jadi so pahlawan buat Aiden. Iya Ra?”

“Apaan sih ngaco banget ngomong nya. Aku gak lupa kalau Aiden itu pacar teteh dan aku juga gak berniat sama sekali buat jadi pahlawan untuk Aiden. Sorry ya teh Aiden bukan cowok yang harus aku prioritas kan. Dan kenapa aku gak bilang masalah ini ke teteh, karena aku juga gak tahu apa inti masalah mereka yang buat mereka berantem. Aku gak punya hak untuk bertanya karena itu privasi mereka, dan kenapa aku gak bilang sama teteh padahal aku lagi di sana ya karena aku juga panik teh lihat kondisi mereka kaya gitu padahal aku kesana Cuma mau anterin oleh-oleh dari ibu buat tante Ririn eh malah di suguhi pemandangan mereka berantem.”

“Sekarang teteh mau nyalahin aku apalagi?” tantang Kiara kepada Kinan karena mulai terpancing emosi dengan apa yang Kinan utarakan kepada Kiara

“Loh ko kamu nantang gitu Ra, jadi kamu gak merasa bersalah?”

“Loh ya enggak lah teh. Tolong kasih tahu aku di bagian mana aku bersalah nya. Cuma karena aku gak ngasih kabar ke teteh soal kondisi Aiden? Padahal teteh sendiri bisa cari tahu lewat temen deket Pacar teteh sendiri.” Ucap Kiara sambil menekankan kata pacar kepada Kinan.

“Kamu gak ada maksud buat rebut Aiden dari teteh kan Ra?” Selidik Kinan kepada Kiara dan mendengar pertanyaan seperti itu membuat Kiara tak nyaman dengan pertanyaan yang Kinan sampaikan.

“Apaan sih teh kaya gak ada cowok lain aja di muka bumi ini. Kalau pun ibarat nya Cuma ada Aiden di bumi ini, aku lebih memilih sendiri dari pada harus sama Aiden. Udah tenang aja, aku gak akan ambil Aiden dari teteh. Sekarang udah kan marah-marah nya? Silahkan keluar dari kamar aku karena aku mau lanjut tidur.” Setelah mengucapkan itu, Kiara langsung berbalik badan dengan memposisikan diri untuk tidur dan Kinan langsung pergi meninggalkan kamar Kiara.

Kiara mulai berpikir atas apa yang ia ucapkan kepada Kinan. Hampir semua yang Kiara ucapkan kepada Kinan adalah hal yang bohong karena sebenar nya Kinan masih menempatkan Aiden di tempat yang sama dan sulit untuk tergantikan oleh orang lain.

Namun dengan begitu juga bukan berarti Kiara akan merebut kebahagiaan Aiden bersama Kinan, Kiara akan tetap membiarkan mereka berbahagia walaupun Kiara harus rela menahan kebahagiaan nya sendiri. Sudah terbiasa berbagi dan mengalah kepada sang kakak membuat Kiara tidak terlalu banyak berharap atas kebahagiaan nya saat ini atau kedepan nya.

To be continue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang