Part 17

918 15 6
                                    


Setelah acara makan malam Kiara bersama Aiden, kini Aiden berniat untuk mengantarkan Kiara pulang ke rumah karena kebetulan Kiara tidak membawa motor kesayangannya. Membiarkan Kiara pulang sendirian di malam seperti ini rasanya Aiden akan menjadi laki-laki yang jahat jika hal itu terjadi.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 tandanya Aiden sudah bersama Kiara selama 2 jam lamanya. Untung saja ayah dan ibu Kiara sedang berada di luar kota sehingga Aiden bisa sedikit bernafas lega karena sudah mengajak Kiara keluar terlalu malam.

Saat akan menuju jalan ke rumah Kiara, tiba-tiba Aiden memutar stir bukan ke arah rumah Kaira. Kiara sempat kaget karena ini bukanlah jalan menuju ke rumah nya.

"Kita mau kemana dulu a?"

"Kita ke apartemen aa dulu ya Ra, ada yang mau aa ambil disana." Jawab Aiden dengan enteng nya namun berbeda terbalik dengan Kiara yang merasa sedikit gelisah saat Aiden menyebat apartemen. Pikiran Kiara sudah melanglang jauh entah kemana karena Aiden berkata akan ke apartemennya.

"Tenang aja Ra, aa gak akan apa-apain kamu karena status kita yang belum jelas, kecuali kalau kamu dengan suka rela aa gak akan nolah haha." Ucap Aiden dengan seenaknya dan disertai dengan tawa yang memenuhi suasana mobil malam ini.

20 menit berkendara, akhirnya mobil Aiden sampai di basement apartemen. Kini Aiden memarkirkan mobilnya dan langsung pergi menuju lift di ikuti oleh Kiara di belakangnya untuk membawanya menuju apartemen yang terletak di lantai 15.

Saat lift terbuka, Aiden langsung menarik tangan Kiara agak masuk bersamanya. Suasana lift yang hanya di isi oleh Aiden dan Kiara membuat Aiden lebih leluasa untuk memegang terus tangan Kiara. Tanpa sadar Aiden dan Kiara sama-sama tersenyum samar dengan apa yang mereka lakukan saat ini.

Memerlukan waktu lama untuk sampai di lantai 15, Aiden semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Kiara dan memajukan wajahnya ke wajah Kiara. Namun belum sampai itu terjadi, Kiara sudah mendorong wajah Aiden terlebih dulu untuk mengingatkan Aiden agar tidak berbuat hal yang mesum di dalam lift.

"Gak boleh a, ada cctv." Ucap Kiara sambil mendorong wajah Aiden yang hampir menyentuh wajahnya."

"Berarti kalau gak ada cctv boleh dong?" canda Aiden kepada Kiara dengan usilnya.

"Apaan sih a gak boleh ya sebelum kita punya kejelasan."

"Ya makanya kamu segera dong kasih aa kejelasan biar kita sama-sama enak jalanin nya."

"Hah gak salah aa bilang sama-sama enak? Mungkin enak di aa kali karena aa bisa pacarin dua kakak adik sekaligus." Sewot Kiara kepada Aiden sambil melipat tangan di dada nya tanpa melihat Aiden yang saat ini terkejut dengan apa yang Kiara ucapkan.

Lift berdenting dan sampai di lantai 15, Aiden berjalan menuju unitnya yang berada di pojok sebelah kanan di ikuti oleh Kiara. Setelah Aiden memasukan passwordnya Aiden langsung masuk ke unit apartemennya dan menarik tangan Kiara untuk mengikutinya. Kini Aiden dan Kiara sudah berada di dalam unit apartemen milik Aiden sehingga Aiden langsung mengunci pintu apartemen nya.

"Loh ko di kunci a?" tanya Kiara yang mulai panik karena Aiden mengunci nya di apartemen.

"Tenang aja Ra, aa Cuma mau nikmatin waktu aa berdua sama kamu. Setelah apa yang terjadi tadi di cafe rasanya bagi aa itu kurang makanya aa ajak kamu kesini supaya bisa lebih lama lagi berudaannya. Aa juga tau kalau ayah sama ibu lagi gak ada di rumah kan. So, let's have fun Ra!" Ucap Aiden seraya berjalan menuju Kaira berdiri.

Melihat Aiden yang semakin mendekat ke arah Kiara membuat Kiara menjadi was-was dan mulai mundur secara perlahan. Kiara terus mengawasai sekitar dan dimana arah dapur Aiden karena Kiara ingin mengambil benda yang ada di dapur agar Aiden tidak berani lagi kepadanya.

"Plis a jangan macem-macem. Aku bisa aja laporin aa sama ayah sama ibu."

"Kamu lupa Ra sama apa yang aa bilang waktu itu? Aa punya kartu as kamu, justru kamu yang gak boleh macem-macem sama aa. Sekali aja kamu salah langkah, maka aa bakalan bongkar semuanya." Ancam Aiden yang tak main-main kepada Kiara dan membuat Kiara semakin takut berada di dekat Aiden.

"Terus aa maunya apa?"

"Yang aa mau Cuma kamu Ra. Kamu ada di samping aa dan gak menjauh dari aa itu udah lebih dari cukup Ra. Please stay with me Ra." Aiden dengan suara lemah dan hampir frustasi karena Kiara memintanya agar Kiara tidak menjauh dari Aiden. Bagi Aiden, Kiara adalah dunianya sehingga apabila dunianya menjauh maka Aiden merasakan dunia nya hancur.

"Sadar gak a sama apa yang aa ucapkan barusan? Dengan aa minta supaya aku selalu ada di samping aa itu artinya aa ngajak aku untuk berselingkuh. Aa gak mikirin gimana perasaan teh Kinan? Aa gak mikirin gimana perasaan..." Belum sempat Kiara menyelesaikan kalimatnya Aiden sudah lebih dulu membungkam bibir Kiara dengan bibirnya dan sedikit melumatnya secara kasar.

Tak mau diperlakukan seperti itu oleh Aiden Kiara mendorong Aiden sekuat tenaga dan ciumannya kini terlepas.

"Ra, tolong kalau kita lagi berdua pikirkan aja gimana perasaan kita berdua, jangan libatkan orang lain dalam pembicaraan kita saat ini. Kamu fokus sama perasaan kamu dan perasaan aa ini Ra." Ucap Aiden yang kini terus berusaha membujuk Kiara.

"Aa tolong ngertiin posisi aku. Posisi aku saat ini sulit a karena orang yang aku cintai malah pacaran sama kakak aku sendiri. Gak mungkin kan a kalau aku rebut pacar kakak aku sendiri karena ternyata aku masih mencintai nya." Ucap Kiara dengan sadarnya atas apa yang dia rasakan kepada Aiden.

Lelah rasanya jika harus terus menyimpan perasaan nya sendiri tampa ada nya timbal balik dari Aiden. Biarkan lah saat ini Aiden tahu dari nya bahwa Kiara memang masih mencintai nya, dulu, sekarang dan entah sampai kapan.

"Ra, aa gak salah denger kan kalau kamu juga masih punya perasaan sama aa?" Tanya Aiden yang kini memastikan Kiara dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Kiara.

Senang rasanya Aiden saat tahu jika selama ini Kiara masih mencintai nya. Aiden segera memeluk Kiara untuk menyalurkan perasaan bahagianya dan Kiara terus meneteskan air matanya sehingga memenuhi bahu Aiden saat ini.

Aiden melepaskan pelukannya, dan kini Aiden merangkum wajah Kiara yang berada dekat di depannya. Aiden mulai memejamkan matanya dan mulai menyatukan bibirnya dengan bibir manis milik Kiara. Kini Kiara juga mulai membalas ciuman Aiden dengan perasaan tulus. Berbeda dengan ciuman-ciuman sebelumnya yang telah mereka lakukan, kini ciuman saat ini seperti menggambarkan bahwa mereka saling mengungkapkan perasaan sayang dan tak ingin kehilangan.

Ciuman yang awalnya biasa saja kini lambat laun berubah menjadi ciuman saling menuntut untuk saling memuaskan satu sama lain. Aiden terus mencium Kiara dengan posisi berdiri dan sambil berjalan menuju kamarnya. Saat berada di depan pintu kamarnya, Aiden membuka pintu kamarnya dengan menendang menggunakan kakinya.

To be continue

Second ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang