Suara burung berkicauan dan sinar matahari yang mulai menampahkan cahaya nya kini masuk melewati jendela apartemen Aiden sehingga membangunkan Kiara dari tidur lelap nya. Berusaha menetralkan cahaya yang masuk ke pandangannya Kiara berusaha bangkit dari tempat tidur nya namun ada sepasang tangan yang membelit di pinggang nya dengan sangat erat.
Kiara melihat ke belakang dan ternyata ada Aiden yang masih tertidur lelap terlihat dari nafasnya yang teratur menerpa bagian leher Kiara. Aiden tidur sangat nyaman terlihat dari nafasnya yang teratur, Kiara memperhatikan wajah Aiden dengan jarak sedekat ini dengan begitu damai. Memang harus Kiara akui bahwa Aiden memang tampan dengan hidung yang mancung, bulu mata lentik, alis tebal, dan bibir berwarna alami yang sialnya selalu membuat Kiara terbuai.
"Mengagumi ketampanan aa, hem?" tanya Aiden tiba-tiba dengan suara serak nya khas bangun tidur dan mengagetkan Kiara. Ternyata saat Kiara memandangi Aiden, Aiden sudah terjaga dari tidurnya namun Aiden malah pura-pura tertidur.
"Apa sih a, awas ih aku mau ke kamar mandi terus mau pulang, ini udah hampir siang." Ucap Kiara mengalihkan Aiden dari pembicaraannya karena Kiara sudah tidak kuat jika terlalu lama bersama Aiden.
"Mau kemana sih buru-buru banget? Bentar lagi deh 10 menit lagi aa masih pengen peluk kamu."
"Engga ya a, awas ih aku mau ke kamar mandi." Namun Aiden tidak mendengarkan perintah Kiara, Aiden malah terus memeluk Kiara.
"Arghhh Ara, awas aja ya kamu." Teriak Aiden karena Kiara berhasil lolos dari jeratan pelukan Aiden setelah mencubit perut Aiden secara keras.
"Ahahahaha makanya aa jangan main-main sama aku." Tawa Kiara menggelegar sambil Kiara memasuki kamar mandi karena berhasil mengerjai Aiden pagi ini.
Meskipun perut nya sakit akibat cubitan dari Kiara, namun Aiden merasa bahagia pagi ini. Selama 22 tahun hidup, Aiden baru kali ini merasa sangat bahagia setelah bangun tidur karena ketika membuka mata, Aiden langsung disuguhi pemandangan wanita yang amat ia cintai selain dari ibu nya.
●●●
Setelah Kiara sampai di rumah, Kiara langsung membersihkan diri karena rasanya seluruh badan Kiara lengket akibat kegiatannya kemarin. Setelah Kiara membersihkan diri, Kiara turun ke lantai bawah dan menuju dapur untuk mencari makanan karena perutnya sudah minta di isi.
"Kapan pulang kak?" Tanya Kintan yang tiba-tiba duduk di meja makan dan memperhatikan Kiara yang saat ini sedang memasak.
"Tadi pagi dek." Jawab Kiara seadanya
"Tumben banget kak nginep di luar, ayah sama ibu udah ngasih ijin emang nya?" Tanya Kinan yang penasaran karena jika ayah dan ibu ada pasti sangat sulit meminta ijin kepada mereka untuk tidur atau menginap di luar, jangan kan di rumah teman, di rumah saudara pun ibu jarang mengijikannya.
Tak menjawab pertanyaan dari Kinan karena memang semalam Kiara tidak meminta ijin kepada ayah dan ibu, entahlah rasanya pikiran Kiara dari semalam memang kurang fokus akibat Aiden. Aiden selalu saja membuat Kiara harus berada di sisi nya seperti kejadian tadi pagi sebelum pulang dari apartemen Aiden, dia menahan Kiara dengan seribu cara agar Kiara tidak pulang dengan alasan ayah dan ibu Kiara yang masih di luar kota pasti tidak akan tahu Kiara berada di apartemen Aiden.
Namun saran dari Aiden bukan lah hal yang benar sehingga Kiara terus saja pulang tanpa menghiraukan apa yang Aiden lakukan. Kiara semakin bingung dengan apa yang Aiden lakukan karena Aiden seolah-olah bersikap seperti pasangan bagi Kiara, namun diantara mereka tidak ada hubungan apapun walaupun mereka sudah pada tahap cuddle.
"Kakak pasti nginep di kosan cowok kakak ya? Aku aduin ke ayah sama ibu nih." Selidik Kintan pada Kiara yang masih tidak menjawab pertanyaan dari Kinan.
"Kalau ngomong jangan asal tuduh tanpa kamu sendiri punya bukti nya. Itu masuk nya fitnah dek." Ucap Kiara pada Kinan dengan kesal karena sejak kehadirannya di dapur Kinan selalu saja mengganggu Kiara dengan pertanyaan-pertanyaan yang lainnya.
"Wih wangi banget kak, aku mau dong, kebetulan aku juga belum sarapan dari tadi." Ucap Kinan saat Kiara menghidangkan nasi goreng nya di meja makan.
"Bikin aja sendiri."
"Pelit banget sih kak, bagi dong, emang mau aku kelaparan?"
Dengan perasaan malas, Kiara langsung membagi nasi goreng nya menjadi dua porsi karena jika tidak, ini akan menjadi masalah yang panjang bagi nya. Makanya sebisa mungkin Kiara menghindari hal itu terjadi agar tidak berbuntut masalah.
Saat Kiara dan Kintan sedang menikmati sarapannya, Kinan bergabung dan ikut duduk di meja makan dengan ekspresi wajah yang sangat tidak bersahabat, hal itu terlihat karena semenjak Kinan duduk, dia tidak mengucapkan sepatah katapun selain bolak-balik mengecek handphone nya.
"Kenapa sih teh kayanya dari tadi bad mood deh." Tanya Kintan kepada Kinan karena merasa penasaran
"Ini dari semalam Aiden gak bisa di hubungi, handphone nya aktif tapi gak di jawab terus. Jadi bikin bete." Jawab Kinan karena pagi ini mood nya jelek akibat Aiden yang sulit di hubungi sejak semalam.
"Mungkin a Aiden lagi ada acara sama temen nya atau a Aiden belum bangun teh." Ucap Kintan pada Kinan agar bisa positif thinking.
"Apa mungkin Aiden lagi sama cewek lain ya."
"Uhuk." Tiba-tiba Kiara tersedak makanan nya saat mendengan ucapan Kinan dengan segala praduga nya pada Aiden. Kiara menjadi semakin bersalah jika Kinan tahu apa yang terjadi pada Kiara dan Aiden dan hal tersbeut pasti membuatnya merasa tersakiti oleh adik kandung nya sendiri.
"Kenapa Ra, kalau makan hati-hati." Ucap Kinan pada sang adik yang saat ini masih terus batuk.
"Eh iya Ra kamu kira-kira tahu gak Aiden kemana?" tanya Kinan secara tiba-tiba kepada Kiara
"Eh engga teh, kenapa malah tanya aku." Jawab Kiara seadanya dan merasa gugup karena tiba-tiba ditanya seperti itu oleh Kinan
"Ya siapa tahu aja kalian ada pembahasan buat acara himpunan kamu, bukannya kamu beberapa kali ketemu ya sama Aiden."
"Iya tapi semenjak ide dari a Aiden udah di acc sama kak Bagas aku udah jarang ketemu lagi sama a Aiden, chat juga gak pernah."
"Terus Aiden kemana ya bikin kesel deh dari semalam gak bisa di hubungi. Awas aja kalau ketahuan tiba-tiba sama cewek baru. Aku labrak juga deh mereka berdua." Ucap Kinan yang mengutarakan kekesalannya pagi ini karena Aiden sulit sekali di hubungi.
"jangan langsung ambil kesimpulan teh, mungkin a Aiden emang lagi sibuk makanya sulit di hubungi. Tunggu aja paling nanti agak siangan juga a Aiden hubungi teteh." Ucap Kintan menenangkan sang kakak agar tidak berprasangka buruk pada Aiden.
Namun nyatanya prasangka yang Kinan utarakan sejak tadi memang benar adanya. Walaupun Kiara tidak mengetahui alasan Aiden tidak menjawab telpon dari Kinan dari semalam, tapi memang semalam Aiden malah menghabiskan waktu bersama wanita lain yang ternyata adik dari Kinan sendiri. Rasanya Kiara sudah sangat jahat kepada Kinan, namun untuk saat ini rasanya bukan waktu nya untuk menyesali apa yang telah ia lakukan bersama Aiden.
●
●
●
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice
RomansaApakah terlahir sebagai anak tengah itu harus selalu mengalah sama kakak agar terkesan menghormati? Apakah terlahir sebagai anak tengah juga harus selalu mengalah sama adik sebagai rasa sayang? Jika keduanya itu benar, lantas kapan saatnya anak teng...