"Ra kamu baik-baik aja kan? Aa ngejelasinnya kecepetan ya atau kamu gak paham sama apa yang aa sampaikan? Ucap Aiden yang kini tengah memandang Kiara yang kini sedang memandang dengan pandangan yang kosong.
"Eh iya maaf a aku agak kurang enak badan jadi pikirannya kemana aja." Dalih Kiara yang sebenarnya pikirannya berkelana dan memikirkan hal yang kurang penting baginya.
"Jadi itu sih saran dari aa, kalau acara kalian mau ngundang artis luar ya coba aja kalian undang westlife, selain lagu mereka yang pastinya disukai banyak kalangan, band mereka juga udah pasti dikenal banyak orang."
"Tapi yang jadi masalahnya a, budgeting sama cara kita ngundang band nya sih. Band indonesia aja belum tentu dapat acc, apalagi band luar."
"Nah itu Ara makanya Bagas minta bantuan aa buat acara ini karena aa juga udah pernah ngundang band luar jadi seenggaknya aa sedikit banyaknya paham apa yang harus kita lakukan kedepannya."
Setelah mendengarkan apa yang Aiden katakan terkait acara Himpunannya, kini Kiara menjadi mempunyai ide dan gambaran dengan apa yang harus Kiara lakukan untuk acara Himpunannya. Ternyata benar dugaan Bagas bahwa Aiden memang bisa diandalkan dalam membantu mengonsep acara ini.
Hampir 2 jam Kiara duduk bersama Aiden membahas konsep acara yang akan Aiden bantu. Selama itu juga Kiara memperhatikan Aiden. Bagaimana Aiden menjelaskan dengan cara penyampaian yang luar biasa. Pesona Aiden yang sulit di tolak memang harus Kiara akui. Bahkan sampai saat ini juga pesona Aiden semakin memukau. Pantas Aiden menjabat sebagai ketua BEM FK dan banyak dikagumi oleh wanita lain, selain memiliki wajah yang rupawan, otak yang cemerlang, dan keuangan yang bergelimang membuat banyak wanita rela mengantri demi mendapatkan Aiden Pratama.
"Habis ini mau langsung pulang Ra?" Tanya Aiden memecahkan keheningan diantara mereka berdua yang telah selesai membahas konsep acara Himpunan.
"Kayanya aku mau pergi dulu ke kosan Nadira deh A."
"Kamu gak akan dicariin sama ayah ibu kalau pulangnya kemalaman?"
"Gak perlu aku jelasan juga kayanya aa udah pasti tau kan jawabannya." Sarkas Kiara pada Aiden yang enggan untuk terlalu lama dan terlalu jauh terlibat dalam obrolan bersama Aiden Pratama.
"Ra mau sampai kapan kamu kaya gini terus? Aa gak mau kamu terus-terusan lari dari rumah."
"Tahu apa aa tentang aku? Jangan terlalu percaya diri dengan apa yang aa tahu tentang aku. Inget a kita Cuma pernah saling kenal tapi bukan berarti aa harus terlibat dalam urusan aku. Inget jalurnya a." Emosi Kiara yang mulai Kiara utarakan karena mendengar ucapan dari Aiden.
"Sorry Ra, bukan gitu maksud aa."
"Udah gak ada yang mau dibahas lagi kan a? Kalau gitu aku pamit duluan ya."
Tanpa menunggu jawaban dari Aiden, Kiara pergi meninggalkan cafe tempatnya bertemu dengan Aiden. Rasanya Kiara semakin sesak jika harus bertemu dengan Aiden. Entah bagaimana kedepannya jika Kiara harus terus-terusan bertemu dengan Aiden.
●●●
Setelah pertemuannya dengan Aiden, Kiara memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumah. Kiara juga tidak pergi ke kosan Nadira seperti apa yang diucapkannya kepada Aiden, melainkan Kiara pergi ke jalan Braga. Entah alasan apa yang membuat Kiara tiba-tiba ingin pergi ke jalan Braga. Suasana Kota Bandung malam hari ini sangat sejuk membuat Kiara nyaman duduk di kursi yang ada di pinggiir jalan Braga sambil melihat mobil dan motor yang berlalu lalang.
Suasana Kota Bandung semakin malam semakin dingin. Kiara lupa bahwa dia tidak kuat dengan dingin namun juga tidak membawa jaket. Suhu tubuhnya yang sudah berubah sangat dingin namun Kiara enggan meninggalkan kursi tempat duduknya. Namun tiba-tiba Kiara sadar ada jaket yang menutupi pundaknya. Kiara melihat ke arah belakang ternyata ada seseorang yang memberinya jaet agar tidak terlalu kedinginan.
"Udah tahu gak kuat sama dingin, tapi kenapa sih Ra kamu malah ngeyel. Katanya mau ke kosan Nadira, tapi kenapa kamu malah kesini sendiri." Ucap Aiden dengan panjang lebar dan rasa yang kesal kepada Kiara karena kini Kiara sedang membahayakan dirinya sendiri.
Mendengar Aiden yang mengomelinya, mata Kiara malah masih terfokus pada jalanan Braga yang sangat cantik malam ini. Bibir Kiara sudah mulai bergetar dan Kiara rasanya sudah tidak kuat menahan rasa dingin ini. Aiden dengan cepat langsung menarik tangan Kiara untuk segera pulang dan meninggalkan tempat duduknya.
Walaupun enggan untuk diajak pulang oleh Aiden, namun Kiara juga akhirnya pulang bersama dengan Aiden. Kedua kalinya Kiara duduk di kursi penumpang mobil Aiden namun dengan kondisi yang berbeda. Setelah masuk dan duduk di mobil Aiden, rasanya Kiara semakin tak kuat menahan rasa dingginnya.
"Sorry a, boleh gak AC nya dimatiin aja?" Pinta Kiara pada Aiden dengan bibir yang bergetar menahan rasa dingginnya.
Mendengar permintaan Kiara, Aiden langsung mematikan AC mobil nya dan berusaha membantu Kiara untuk menghangatkan suhu tubuhnya. Aiden langsung meraih tangan Kiara untuk diusap-usap dengan harapan bisa mengembalikan suhu Kiara menjadi sedikit lebih baik.
"Masih dingi Ra?"
"A dingin banget, aku gak kuat." Ucap Kiara dengan rasa dingin yang semakin mendera tubuhnya. Melihat Kiara yang semakin kedinginan, Aiden merasa sangat tidak tega sehingga membuat Aiden harus segera melalukan tindakan untuk membantu Kiara.
"Ra, sorry kalau setelah hal ini kamu jadi semakin benci sama aa, tapi aa gak punya pilihan lain selain bantu kamu lewat ini." Ucap Aiden tanpa ragu pada Kiara. Setelah mengucapkan itu Aiden segera membuka kaos yang melekat di tubuhnya. Kini Aiden sudah bertelanjang dada di hadapan Kiara.
Kini Aiden mendekat pada Kiara dan berusaha membuka kancing baju Kiara. Melihat pergerakan Aiden, rasanya Kiara tidak punya tenaga untuk melawan. Setelah semua kancing baju Kiara terlepas maka Aiden segera membuka baju Kiara dan meleparnya secara asal. Setelah baju Kiara terlepas, Aiden langsung menarik Kiara untuk mendekat dan memeluknya dengan sangat erat. Berharap pelukan yang Aiden berikan dapat memberikan kehangatan bagi Kiara.
Posisi seintim ini membuat keduanya merasakan hal yang sangat sulit di jelaskan. Tiba-tiba detak jantung Aiden dan Kiara saling bersahutan satu sama lain. Tak dapat dipungkiri bahwa sisi laki-laki Aiden sangat tergoda dengan penampilan Kiara yang saat ini, namun Aiden tidak mau mengambil kesempatan dalam hal ini.
Aiden berusaha mengalihkan pandangannya pada jalanan kota Braga, namun matanya akan kembali lagi melihat pemandangan tubuh indah Kiara yang saat ini sedang Aiden dekap dengan erat. Tiba-tiba ide jahil muncul dari otak mesum Aiden. Tanpa sepengetahuan Kiara, Aiden meletakkan kamera ponselnya di dashbos mobil untuk mengambil beberapa gambar dan juga video yang mereka lakukan.
Posisi Aiden dan Kiara yang sama-sama tidak memakai baju dan saling berpelukan pasti akan menimbulkan banyak spekulasi jika orang-orang melihat mereka seperti itu. Kini suhu tubuh Kiara mulai membaik. Kini Kiara sudah tidak sedingin dan nafasnya sudah mulai normal. Itu artinya apa yang Aiden lakukan berhasil untuk menolong Kiara.
Setelah berangsur membaik, Kiara tersadar dengan posisinya dan berusaha lepas dari pelukan Aiden. Namun Aiden malah mengeratkan pelukannya pada Kiara.
"Sebentar lagi Ra, aa kangen sama kamu. Kamu gak tau kan gimana sakitnya aa kalau lagi kangen sama kamu." Ucap Aiden dengan mata yang terpejam dan menumpukkan dagunya diatas kepala Kiara.
Kiara seakan terdiam mendengar ucapan yang Aiden berikan. Kiara bingung apakah Aiden sedang bercanda dengan ucapannya. Namun Kiara juga dapat mendengar irama jantung Aiden yang kini seperti sedang berlomba satu sama lain.
Mengikuti perintah Aiden, kini Kiara kembali rileks dalam pelukan Aiden dan membalas pelukan Aiden dengan tak kalah posesif. Suasana malam di jalan Braga menjadi saksi indahnya dua manusia yang saling melepas rindu dan saling egois untuk merasakan kebahagiaan satu sama lain.
*
*
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice
RomanceApakah terlahir sebagai anak tengah itu harus selalu mengalah sama kakak agar terkesan menghormati? Apakah terlahir sebagai anak tengah juga harus selalu mengalah sama adik sebagai rasa sayang? Jika keduanya itu benar, lantas kapan saatnya anak teng...