🌿13🌿

309 22 5
                                    

Setelah menyelesaikan meeting bersama, Jungkook dan Seokjin menghabiskan waktu disebuah cafe elit .

"Ada apa hyung, berantem lagi dengan paman Lee ??", tanya Jungkook melihat aura hyungnya.

"Bukan aku, tapi Jieun "

"Jieun ??", nama itu selalu seperti mantra begitu menarik bagi Jungkook.

"Tadi malam Jieun menyampaikan bahwa dia akan pindah ke apartmen dekat rumah sakit, dan selanjutnya kau pasti tahu apa yang terjadi"

"Paman tidak mengijinkannya, mereka adu mulut dan tidak ada yang mengalah"

"Ne... dan suasananya masih mencekam sampai pag tadi"

"Apa alasan Jieun ingin menempati apartment hyung ??"

"Lebih mudah akses ke tempat kerja, tidak membuat susah orang rumah harus menunggunya pulang dengan jadwal yang kadang tak menentu".

"Apa kamu menyetujuinya ?"

"Ne, dan aku sendiri yang merekomendasikan apartment yang akan dia tempati. Itu apartmentmu Jung"

Satu kalimat yang berhasil mengejutkan Jungkook. Bagaimanapun menurutnya Jieun jauh lebih baik tinggal bersama keluarganya sehingga dapat mengontrol kegiatannya. Terus terang sejak mendengar kisah Jieun melalui Seulgi bahkan kebersamaan yang mereka jalani setelah Jieun balik ke Korea, Jungkook agak was-was. Jieun benar-benar tak bisa diprediksi jalan pikiran dan tindakannya.

"Bagaimana bisa kamu melakukan itu padaku", balas Jungkook tak terima.

"Aku merekomendasikan tempatmu karna ada kamu disana Jung, walau beda unit setidaknya kamu bisa mengawasi adik kecilku itu".

"Jieun bukan anak kecil hyung, lagian aku bukan bukan baby sisternya"

Seokjin tertawa mendengar protes Jungkook, dia agak sedikit merasa bersalah pada pria itu karena seolah melemparkan tanggungjawab padanya, apalagi dia tahu bagaimana cerita dua anak manusia ini.

"Maaf Kook, apa keberadaannya disekitarmu sangat menggangu ??"

"Sedikit...", jawab Jungkook. Haruskah dia menjawab sangat, dan menjelaskan betapa wanita cantik itu selalu mengusik pikirannya.
Jungkook akui sebagian hatinya begitu egois menginginkan Jieun berada diradius terdekatnya, dan mendengar usulan Seokjin sebagian dirinya melonjak kegirangan.

"Baiklah... sepertinya aku harus menggunakan opsi kedua", balas Seokjin membuatnya mendapatkan tatapan penuh tanya dari Jungkook.

"Memaksanya tetap dirumah ??"

"Menerima tawaran Eunwoo, katanya ada unit apartemennya yang kosong".

Shit... dia bukan opsi satu-satunya, dan yang sangat menyebalkan kenapa harus Eunwoo.

"Tidak", protes Jungkook dengan suara keras berhasil mengejutkan Seokjin akan mencicipi isi cangkir miliknya namun tumpah mengenai sebagian kemeja biru langitnya. Dan tanpa rasa bersalah Jungkook melanjutkan ketidak setujuannya.

"Jieun akan menempati unit digedung apartmentku. Lagian apa yang hyung pikirkan dengan menerima tawaran Eunwoo ?? Sudah pasti dia akan menjadi sekutu Jieun dan mengiyakan apa saja kehendaknya, bahkan jika itu sesuatu yang tidak masuk akal. Hyung akan mendapat masalah dari paman Lee nantinya", alasan Jungkook tentang tidak kompetennya sang sahabat.

"Tapi kamu..."

"Aku tidak apa-apa, lagian menjinakan wanita, aku ahlinya".

"Yak.. adik iparku bukan hewan", ujar Seoljin tak terima.

"Memang Jieun bukan hewan hyung, tapi sikapnya cendrung agak liar, paman Lee saja kesulitan mengendalikannya", alibi Jungkook dan dibenarkan Seokjin dengan anggukan.

MINE (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang