Sana bukanlah wanita yang tidak peka tentang ketertarikan lawan jenis seperti Lee Jieun. Wanita keturunan Jepang itu sangat jelas mengetahui isi hati kekasihnya. Dari awal hubungan mereka hanya dilandansi cinta sepihak Sana. Wanita itu terlalu menaruh harapan besar pada Jeon Jungkook bahwa dengan kebersamaan, perhatian dan waktu, maka pria itu akan luluh padanya. Support nyonya Jeon dan ketidak kehadiran Jieun adalah peluang besarnya untuk memenangkan hati Jungkook.
Wanita cantik itu tak pernah menduga bahwa Jieun akan kembali ke Korea, dan sama sekali tak pernah memprediksi bahwa hubungan Jieun Jungkook yang layaknya tom and jerry bisa berubah seratus delapan puluh derajat. Baginya keduanya terlampau dekat dan beresiko terhadap hubungannya dengan Jungkook.
Sana tidak buta untuk melihat kecemburuan dimata Jungkook ketika Jieun dikelilingi para pria, betapa pria itu menjadi tak tenang ketika tak ada kabar dari Jieun, atau frustasinya Jungkook ketika Jieun mengabaikannya. Semesta seorang Jeon Jungkook adalah Lee Jieun, sekeras apapun Sana berusaha untuk abai tetapi sekeras itu pula kenyataan menamparnya tanpa ampun.
Dia sudah bertahan sejauh ini, tidak ada kata mundur untuk memperjuangkan cintanya. Yang ditakutkan Sana adalah perasaan Jieun yang bisa saja berubah. Dia tau betapa tipis antara cinta dan benci, sekarang bilang benci besok bisa saja berubah atau sebaliknya.
Jika Jungkook tidak bisa terikat dengannya karenanya cinta, maka dia akan mencari cara lain membuat pria itu tidak akan bisa meninggalkannya dengan mudah. Dan Lee Jieun, wanita itu akan berpikir ratusan kali untuk menerima perasaan Jeon Jungkook.
.
.
.
.
Malam sudah larut, Sana memutuskan menghabiskan waktunya dipenthouse Jungkook dan menginap disana untuk merayakan ulang tahun pria tampan itu. Dia sudah mempersiapkan semuanya sedemikian rupa, dekorasi, candlelight dinner, malam yang panjang dan panas.
Dia sudah duduk manis disofa menunggu Jungkook sambil membaca novel dengan langrie profokatif yang dapat menggoyahkan pria manapun. Ruangan hanya dihiasi temaran lilin membuat suasana terkesan teduh nan romantis. Saat bunyi pintu dibuka, Sana meletakan bacaannya dan berdiri menyambut Jungkook dengan antusias.
Jungkook yang memasuki ruangannya cukup surprise dengan kehadiran Sana disana bersama cake ulang tahun dan bunga mawar merah.
"Happy birthday Jungkook, I love you, more and more"
Ucapan Sana pada yang dicintainya, memberikan ciuman panjang dibibirnya.
Malam ini Jungkook merasa ada yang beda dengan kekasihnya, cendrung lebih proaktif walau memang dalam menjalani hubungan selalu Sana lah yang cendrung membangun romantisme dan chemistry diantara keduanya. Sana pulalah yang selalu mencium atau mencumbunya lebih dulu. Dan malam ini tampak Sana yang terlalu agresif dari biasanya.
Wanita cantik itu telah melepaskan jas Jungkook dan melemparkannya asal, duduk diatas pria tampan itu sambil membuka beberapa kancing kemejanya, sambil terus memberikan ciuman kupu-kupu.
Kucing diberi ikan mana menolak ? Bukankah hampir semua pria selalu terjebak diantara wanita dan hasratnya.
Sana sudah memutuskan malam ini menjadi milik Jungkook, membuat permainan yang biasa dijalani kedunya setengah jalan karena alasan norma, kehormatan menjadi tuntas. Alangkah baiknya jika malam ini benih pria yang dicintainya bersemayam dirahimnya.
"San.. san...", Jungkook menghentikan aksi Sana sudah berhasil melucuti kemejanya dan bersedia melepas gespernya dengan napas memburu.
Walau sempat terprovokasi dan membalas aksi Sana, semua terhenti begitu wajah Jieun terlintas dipikirannya. Ini bukan yang pertama kalinya terjadi, namun hal inilah yang selalu berhasil membuat Jungkook menghentikan setiap aksi gilanya bersama Sana atau wanita manapun. Pria itu mungkin brengsek, tapi dalam bergaul dia tidak pernah sekalipun meniduri seorang wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE (Slow Update)
Fiksi PenggemarKetika masih ingusan kupikir aku mengalami masalah pada kinerja jantungku, tapi seiring waktu aku tahu alasannya, dan mutlak si biang kerok kutandai sebagi milikku. Milikmu ??? Bermimpi saja dirimu, aku adalah milik diriku, kamu bukan siapa-siapa. ...