🌿10🌿

219 29 5
                                    

"Jungkook, jika ada kesempatn bawa Sana bertemu eomma, eomma ingin ngobrol banyak dengannya. Terakhir omma bertemu saat Paris Fasion Week End, pasti semakin cantik dia sekarang, eomma berharap petualanganmu dengan wanita berakhir dengannya. Menurut eomma dia wanita cantik, elegan dan smart, sungguh tidak akan membuatmu dan keluarga kita malu", ujar Gong hyo jin saat makan malam sedang berlangsung dikediamannya.

"Yeobo biarkan Jungkook, jangan terlalu mencampuri urusan percintaannya, toh jika sudah saatnya dan jika dia menemukan wanita yang tepat tanpa diminta pun dia akan membawanya kepada kita meminta restu. Benarkan Jung ??", bela sang ayah dan direspon sang anak dengan senyuman dan anggukan kecil.

"Tidak salah kan aku ingin mengenal calon menantuku, dengan demikian aku bisa mmberikan nasihat bagaimana menjadi wanita Jeon yang berkelas. Amit-amit jika mendapatkan menantu bar-bar seperti Lee Jieun", tambah sang nyonya sambil meneguk segelas air putih disampingnya, tak memperhatikan perubahan ekspresi putranya.

"Aku sudah kenyang, eomma appa aku duluan", tutup Jungkook sambil membersihkan mulutnya menggunakan serbet lalu berdiri meninggalkan orang tuanya dimeja makan.

"Kenapa menatapku seperti itu", risih nyonya Jeon dengan tatapan menuduh suaminya, namun tak dijawab olehnya, menyusul anaknya meninggalkan sang istri yang menatap kepergiannya dengan kejengkelan.

"Ada apa dengan ayah dan anak itu, apa yang salah dengan omonganku. Sudah bertahun-tahun kenapa setiap menyangkut gadis Lee reaksi mereka selalu berlebihan", sungutnya.

"Aku berharap gadis itu tidak pernah kembali", geram Gong hyo jin, tau bahwa nama itu masih cukup berpengaruh bagi keluarganya, terlebih anak lelakinya.

.

.

.

.

Suasana pagi kali ini lebih teduh dari biasanya membuat Lee Jin Wook yang datang terakhir dimeja makan tak sungkan menyuarakan pikirannya.

"Jieun mana ??", tanyanya saat tidak melihat keberadaan si bungsu dimeja makan untuk sarapan.

"Dia masih dikamarnya Yeobo, mungkin masih tidur", jawab Lee Hanna sambil mempersiapkan sarapan bagi suami dan anaknya.

"Kata imo Jieun pulang sangat larut, hampir subuh appa", timpal Joo hyun.

"Gajinya tidak seberapa tapi bekerja tak mengenal waktu, lama-lama anak gadisku bisa sekarat jika bekerja dirumah sakit itu", protes sang kepala keluarga.

"Kamu harus lebih sering menasihati putri kita, lebih baik dia membuka klinik sendiri, keluarga kita masih sanggup untuk memenuhi kebutuhannya atau dia bekerja di rumah sakit milik kolegaku saja, dengan begitu waktunya bisa diatur, dan dia tidak akan kelelahan seperti sekarang".

"Kamu tau watak anak gadismu dan jika aku membahas hal seperti ini kau tau apa yang dia katakan ???", imbuh nyonya Lee sambil menatap suaminya yang balik menatapnya penuh tanya.

"Manusia mulia, adalah manusia yang memegang teguh akan janjinya", mendengar itu tuan Lee tersendat dan terbatuk-batuk hebat. Sungguh anak gadisnya itu tahu bagaimana menyindir dan menempatkan seseorang pada tempatnya. Tidak akan mencampuri urusan pribadi termasuk pekerjaan Jieun adalah syarat yang harus dipenuhi Lee Jin Wook agar putrinya bisa pulang ke Seoul.

"Aku menyesal dengan perjanjian itu, Jieun akan jauh bersinar karirnya jika menjadi pengusaha, dan akan lebih hebat lagi jika menjadi istri Jeon Jungkook", ucap tuan Lee membuatnya mendapat tatapan dari anak dan istrinya.

"Apa ???", seolah tak mengerti atas tatapan keduanya.

"Berhentilah mengukit kisah yang telah lalu yeobo, kamu tahu kan kenapa Jieun hengkang dari rumah kita ? Jangan sampai terulang lagi", nasehat nyonya Lee.

MINE (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang