"Ji kasihan, dimaafkan saja", bujuk Sana pada Jieun saat keduanya berada di musicplant toko music ternama didaerah Gangnam-gu, Sinsa-dong
"Sana-ya kamu sahabatku atau sahabatnya ?", akhirnya Jieun mulai jengah atas desakan Sana. Sudah jelas-jelas Jieun tidak ingin mentolirir pria Jeon itu dan sebagai teman seharusnya Sana mendukungnya setelah panjang lebar Jieun menceritakan apa yang dilakukan pria kurang ajar itu.
"Tentu saja sahabatmu"
"Lalu kenapa kau membelanya ?", Sana menjadi kikuk.
"Aku mulai berpikir mengapa anak mesum itu selalu saja tau dimana aku berada, jangan-jangan ada membritahukannya"
"Yak... i..i..tu bukan aku ?", gugup Sana.
"Aku tidak mengatakan itu kamu. Ahh.. sudahlah bikin pusing saja dan jangan bahas lagi si mesum itu buang-buang energi saja", putus JIeun dan berjalan ke meja kasir setelah menemukan CD incarannya untuk dibayarkan. Sedangkan sana mengekori gadis Lee dengan wajah manyun, ingin protes tapi mana berani.
Sejak kejadian tersebut mereka tak pernah membahas tentang pria Jeon, tapi tanpa dibahaspun Jungkook akan muncul kapanpun dan dimana Jieun berada. Namun Jieun seolah menggapnya tak ada, setiap ajakan appa eommanya untuk mengunjungi keluarga Jeon ditampiknya dengan berbagai alasan, demikian pula ketika keluarga itu berkunjung ke kediaman mereka. Jika ditanya itu mudah jawabnya tidak, karna dengan menghindari Jungkook ia jadi tidak bisa sering menemui paman tampannya.
Namun malam ini Jieun harus menelan semua alasannya karena ultimatum sang kepala keluarga, membuatnya berakhir di kediaman megah keluarga Jeon, turut dalam jamuan malam. Rasanya mulut Jieun sudah gatal untuk protes bahwa ini bukan sesuatu yang penting-penting amat, tapi hanya bisa dipendam sendiri.
"Jungkook ajak Jieun dan Joo hyun keliling rumah kita", perintah paman tampannya Jieun setelah makan malam usai.
"Ayo Ji,...", Jieun mengiyakan ajakan Jungkook dengan senyuman dipaksakan.
Sepanjang waktu berkeliling Jieun dibuat tercengang dengan kediaman keluarga Jeon, ini dua kali lipat megahnya dibandingkan rumahnya. Walau hanya diam tapi ekspresi gadis itu tidak bisa menipu dan Jungkook tersenyum dibuatnya. Padahal sebelumnya pria itu sudah hilang akal membuat gadis itu meresponnya, bahkan lelucon yang dilemparkannya berakhir gagal hanya Joo hyun yang merespon ucapan pria itu. Satu yang menarik minat Jieun ketika berkeliling rumah keluarga Jeon yakni teropong bintang yang berada dikamar tidur Jungkook. Milik sahabatnya Chan sih kalah, memang harga berbanding lurus dengan kualitas bukan.
"Daebak ini benar-benar keren", puji Jieun.
"Boleh aku memakainya ??", ketika mendapat anggukan si pemilik wajah Jieun langsung sumringah, membuat Jungkook tak bisa berpaling dari wajah cantik itu, bolehkan dia menciumnya??? Namun secepat pikiran gila itu melintas dikepalanya , secepat itu Jungkook menepisnya mengingat akibat perbuatannya kemarin Jieun yang memang sudah kandung kurang menyukainya malah semakin tak menyukainya dan dia tak ingin membuat masalah lagi.
"Aku ingin punya satu seperti ini dan saat ini aku sedang menabung untuk membelinya", ujar Jieun.
"Kamu bisa memiliki punyaku JI".
"Tidak, terima kasih", jawab Jieun disela aktivitasnya.
"Atau kamu bisa setiap hari kesini jika kamu pingin Ji", ucap Jungkook tak menyerah.
"Tidak.. aku bisa ke rumah Chan ", jawab Jieun, pikirnya serem amat jika hanya berdua dengan pria mesum itu dikamarnya.
Jungkook tampak tak senang dengan jawaban Jieun terlihat dari wajahnya, namun tak tampak oleh Jieun yang sedang fokus dengan teropongnya. Jungkook tak suka kedekatan Jieun dengan pria manapun, tak terkecuali sahabatnya Chanyeol, dia tak suka bagamana pria itu memandang dan memperlakukan Jieun, menurutnya pria itu memendam perasaannya pada sang pujaan hati dan terus terang dia merasa terancam, yang dia tau cinta bisa timbul juga karena kenyamanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE (Slow Update)
FanfictionKetika masih ingusan kupikir aku mengalami masalah pada kinerja jantungku, tapi seiring waktu aku tahu alasannya, dan mutlak si biang kerok kutandai sebagi milikku. Milikmu ??? Bermimpi saja dirimu, aku adalah milik diriku, kamu bukan siapa-siapa. ...