🌿22🌿

247 32 22
                                    

Disarankan mendengarkan lagu ini sambil ngebaca 

Berhubung tulisannya cukup panjang, perlu diulang  lagunya 

😊😊😊

Langkah kaki terburu terdengar disepanjang koridor yang menghantarkan kaki jenjang Jieun pada penthouse megah dilantai paling atas. Terlihat wajahnya diliputi kecemasan, tangannya sudah tidak lagi menenteng tas pestanya namun tas kerja yang berisi peralatan medis standarnya. Wanita cantik itu sempat mampir diapartemennya mengambil peralatannya tanpa menukar bajunya.

Ketika pintu kamar penthouse itu dibuka Jieun dapat melihat Jungkook tertidur gelisah dibalik selimutnya. Ada rasa sesak melihatnya, dirinya merasa sungguh tak berguna sebagai kekasih.

Dengan hati-hati diletakannya peralatan medisnya diatas nakas disamping tempat tidur. Telapak tangan dingin Jieun menyentuh dahi Jungkook yang terasa sangat panas, membuat pemiliknya membuka matanya sadar ada orang lain didalam kamar tidurnya.

"Sayang", panggil Jungkook dengan suara serak yang nyaris tak terdengar, jelas pria itu terkena radang tenggorokan juga.

Tidak membalas sapaan Jungkook, Jieun membuka tasnya mengeluarkan peralatan medisnya memeriksa Jungkook layaknya yang dia lakukan pada pasiennya. Yang berbeda kali ini adalah dokter Lee yang terkenal ramah pada pasiennya hanya menunjukan wajah datar dan dingin.

Jungkook sadar bahwa respon Jieun adalah akibat ulahnya juga.

Matanya terangkat melihat penampilan Jieun, wanitanya selalu cantik, pujinya dalam hati. Jieunnya masih mengenakan mantel, yang diyakini dibaliknya masih memakai dress pestanya. Jungkook merasa tersanjung dan haru atas perhatian kekasihnya, namun terselip juga rasa bersalah membuat Jieun khawatir.

"Sayang maafkan aku", Jungkook merubah posisinya yang sebelumnya berbaring kini duduk, tangannya mencekal peregelangan tangan Jieun yang hendak meninggalkannya setelah memasang infus dan menyuntikan obat pada selangnya.

Kini kedua pasang mata itu saling menatap dan menyelami perasaan masing-masing.

"Kamu tahu betapa khawatirnya aku saat kesini ??"

"Ga young mengatakan kamu melewatkan makan siangmu dan sempat muntah sore tadi".

"Aku yakin kamu juga tidak meminum obat yang kuberikan".

"Maaf", hanya itu yang mampu dijawab Jungkook dengan tatapan sarat rasa bersalah, sedangkan Jieun menarik napas memupuk kesabarannya.

"Sayang jangan marah, aku mengaku salah. Apapun yang kamu katakan aku akan menurutinya", lanjut Jungkook dengan mata polosnya, dan sesekali mencium punggung tangan Jieun dalam genggamannya.

Jika sudah begini Jieun akhirnya luluh, kasian sekali kekasihnya jika sedang sakit masih juga menghadapi kecerewetannya.

"Kamu sudah makan Jung ??".

"Belum, semua makanan terasa pahit sayang", adu Jungkook dengan wajah polosnya, membuat Jieun tersenyum.

"Aku akan membuatkan bubur untukmu, kamu berbaring saja disini Jung, jika sudah siap aku akan membangunkanmu".

"Baiklah, jangan lama-lama, aku menunggumu sayang", ujar Jungkook manja.

Sepeninggal Jieun, Jungkook mulai terserang kantuk dan akhirnya jatuh tertidur.

Sedang Jieun, wanita cantik itu telah menanggalkan mantelnya diatas kursi, mengenakan apron ungu dan   tampak sibuk didapur mempersiapkan makanan sederhana untuk sang kekasih.

Sedang Jieun, wanita cantik itu telah menanggalkan mantelnya diatas kursi, mengenakan apron ungu dan   tampak sibuk didapur mempersiapkan makanan sederhana untuk sang kekasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MINE (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang