Keduanya dilarikan ke rumah sakit, Jungkook tidak perduli akan dirinya namun focus pada klientnya. Jika pria itu sampai meninggal maka dia akan merasa bersalah seumur hidupnya, bagaimana dia harus menyampaikan kabar menyedihkan ini pada putra semata wayang pria itu. Jungkook berdoa tak putus-putusnya agar putra pria itu tidak sampai menjadi yatim piatu,
"Tuan mari ikut kami, luka anda juga perlu mendapatkankan penanganan"
"Aku tidak apa-apa, tolong kawanku" kata Jungkook menunjuk mobil ambulance yang mengantar keduanya.
Keadaan cukup ramai dirumah sakit tersebut karena semua korban dirujuk ke rumah sakit yang sama. Para medis cekatan untuk melayani setiap korban yang datang.
"Bagaimana kondisi pasien", tanya seorang dokter yang tahu -tahu sudah berdiri disamping ranjang pesakitan, memeriksanya dan menyimak penjelasan rekannya.
"Pasien kehilangan kesadaran dokter Lee, dia kehilangan banyak darah"
"Dia sudah tidak bernafas", ujar Lee Jieun setelah memeriksanya dan langsung naik ke atas brangkar melakukan CPR.
"Apa yang akan kamu lakukan", protes Jungkook pada Jieun, dokter yang menangani sahabatnya, namun tak dihiraukan wanita cantik itu.
Jungkook refleks menurunkannya, membuat aksinya menjadi tontonan semua orang disana
"Menyingkir darinya, aku bisa melakukannya sendiri", ujarnya pria itu namun tangan Jieun menahannya.
Jungkook jangan mulai lagi... berhenti mendramatisir keadaan, disini pertaruhan hidup dan mati dan kamu masih bisa cemburu pada pasien Jieun. Astaga...
Jieun menatap Jungkook tajam dengan ekspresi keras.
"Ini area kekuasaanku tuan dan menyingkirlah dari pasienku. Jika kamu manusia pasti kamu paham maksudku, namun jika tidak dengan senang hati aku akan membuatmu paham", tutup Jieun, namun Jungkook tetap berkeras disana.
Tak ingin perang urat saraf, Jieun pun membentur kepalanya kuat pada hidung pria itu. Seketika Jungkook terhuyung kebelakang dan darah segar keluar dari hidungnya. Jieun tak mempedulikan keadaan Jungkook, naik kembali keatas brangkar memberikan CPR dan yang lain mendorongnya menuju ruang operasi.
Disana sekretaris Jungkook shock melihat adegan didepannya. Jieun terlihat keren dengan jas dokternya dan aksi heroiknya untuk menyelamatkan pasiennya. Sedangkan Jungkook, untuk pertama kali dilihatnya sang bos tak berkutit didepan seorang wanita. Sepanjang Ga-young mengenal Jungkook tidak ada yang berani menyentuh pria itu sembarangan ,apa lagi berlaku kurang ajar seperti yang dilakukan Jieun.
Tiga jam dan operasi selesai dilakukan, beruntung pria tersebut berhasil diselamatkan namun tetap harus diobservasi.
Jieun sebagai dokter yang menangani menjelaskan secara rinci kepada keluarga kondisi pasiennya dalam hal ini Jungkook sebagai sebagai wali.
"Tuan Jung sepertinya anda begitu khawatir pada teman anda sampai lupa luka jika anda perlu juga mendapat penanganan".
Jungkook tadi cukup bebal menolak perintah medis, lebih memilih menunggui temannya yang sedang dioperasi dan mengabaikan lukanya. Pria tampan itu tersenyum tipis, matanya menatap Jieun berharap wanita cantik itu lah yang menolongnya.
Sayang telepatinya tidak bekerja, Jieun mendengus tak peduli dan dengan acuh meninggalkannya diikuti yang lain, menyisahkan Jungkook dengan ekspresi tak percaya bersama sekretarisnya dan seorang dokter coass .
"Heol apa-apan wanita itu ??? setelah membuatku berdarah, tak ada permintaan maaf darinya ?? Berani-beraninya dia mengabaikanku", ujar Jungkook tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE (Slow Update)
FanfictionKetika masih ingusan kupikir aku mengalami masalah pada kinerja jantungku, tapi seiring waktu aku tahu alasannya, dan mutlak si biang kerok kutandai sebagi milikku. Milikmu ??? Bermimpi saja dirimu, aku adalah milik diriku, kamu bukan siapa-siapa. ...